Share

19. Melawan Gengsi

Setelah menutup pintu kamarnya dengan bantingan yang cukup keras Sean berjalan ke depan jendela kamarnya. Sorot matanya yang masih menajam itu menatap lurus kearah depan kamarnya, rahang pria itu masih mengetat dengan hembusan napas yang semakin memburu, kemarahan masih tercetak jelas di wajah tampan Sean. 

Sean tidak bisa menahan amarahnya saat mendengar perkataan Heera kalau ia tidak memiliki urusan dengan gadis itu. Ya memang benar, tapi Sean.... tetap ingin tau apa hubungan Heera dengan pria bernama Arta itu. 

Tangan Sean terkepal, ia menggeram kesal karena tak tau harus bagaimana cara melampiaskan emosinya yang menggebu. Tungkai Sean melangkah ke pintu balkon, membukanya lalu berdiri balkon kamarnya. 

Hembusan angin malam menyapa kulit wajah Sean, menerpa rambutnya yang kini sedikit berantakan. Perlahan Sean merilekskan dirinya, ia menarik napas dalam lalu menghembuskannya.

Pandangan Sean menunduk, pikirannya mulai jernih dan ia tersad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status