LOGIN“ Kamu ... Ngga kerja? “
Erinna terkejut saat Arlo sudah berada di belakangnya.
Arlo menatap malas pada Erinna. Baru beberapa saat yang lalu wanita itu menatapnya dengan berani. “ Renungkan kesalahan kamu, atau kamu tahu akibatnya. “
Setelah mengatakan itu, Arlo berlalu dari sana. “ Huh! Dikira aku bakal takut. “ cibir Erinna.
Tak ada kegiatan yang bisa Erinna lakukan sekarang, waktu menunjukkan pukul tiga sore.
“ Aku harus muter otak, gimana caranya supaya Xavier ada di pihak ku. “ gumam Erinna.
Karena sudah terjebak di sana, tidak ada hal yang bisa di lakukan lagi selain bertahan hidup.
Mata Erinna menatap ke sekeliling kediaman besar itu, ada satu foto yang menarik perhatiannya. Foto dengan bingkai besar yang cukup memenuhi dinding.
“ Siapa wanita itu? “
Matanya memicing, menelisik dan mengingat-ingat. Seorang wanita muda yang berdampingan dengan Arlo. “ Jolie! “
Yap, istri kesayangan Arlo. Erinna ingat, di akhir cerita wanita itu akan kembali dan menyingkirkan keberadaannya.
“ Yak! Suami durjana, wanita medusa. Kalian ngga bakal bisa singkirin aku. “
Erinna berbalik dan hendak kembali ke kamarnya.
Bukh!
Tubuhnya menabrak seseorang, wajahnya tepat berada di dada seseorang itu yang ternyata seorang pria. “ Anda baik-baik saja, Nyonya? “
“ Ih hidungku sakit. “ runtuk Erinna sambil mengusap-usap hidungnya yang sakit.
Entah sejak kapan pria itu ada di sana. Erinna sedikit mendongak untuk melihat siapa pria di hadapannya ini. “ Kamu siapa? “
“ Saya Evan, Nyonya. Mana mungkin anda melupakan saya. “ ucap pria itu dengan sopan dan lembut.
Kedua alis Erinna saling bertautan, mengingat nama itu. “ Evan? Sekertaris Arlo? “ ulang Erinna untuk memastikan.
Evan, pria muda berusia dua puluh lima tahun yang menjabat sebagai sekertaris Arlo. Pria itu begitu terpercaya, sebab Arlo juga yang membiayainya sekolah sejak SMU.
Pria manis yang tak tersentuh oleh wanita. Bahkan dirinya belum pernah memiliki kekasih sama sekali.
“ Benar, Nyonya. “
“ Ngapain kamu kesini? “ tanya Erinna. Ia yakin Evan mendengar semua umpatan yang ia lontarkan.
“ Tuan meminta saya untuk datang. “
“ Yasudah sana temui dia. “ balas Erinna sambil mengibaskan tangannya.
Evan menunduk sopan sebelum berlalu menuju ruang kerja Arlo.
Tok! Tok! Tok!
Tangan Evan terangkat untuk mengetuk pintu, setelah mendengar sahutan dari dalam ia baru masuk dan melangkahkan kakinya.
“ Selamat sore, Tuan. “ sapa Evan saat menemui Arlo yang tengah duduk di kursi kerjanya
“ Hmm, apa kau sudah menemukan keberadaan Jolie? “ tanya Arlo.
Pria itu begitu mengharapkan kehadiran Jolie. Wanita yang selalu di nantikan kehadirannya kembali.
“ Belum, Tuan. “ jawab Evan. Selain sebagai sekertaris, dirinya juga merangkap sebagai asisten pribadi tuannya.
“ Tuan, anda masih benar-benar mengharapkan kehadiran Nyonya Jolie? Tapi bagaimana dengan Nyonya Erinna? “ tanya Evan begitu penasaran.
Pria itu selalu tampak sopan. Tapi, tidak menutup kemungkinan ia penasaran juga dengan sang tuan.
Tarikan napas dalam terdengar dari mulut Arlo, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. “ Aku sudah berusaha mencoba mencintai wanita itu, Evan. Tapi, hatiku selalu menolak. “
Evan tidak yakin dengan ucapan sang tuan. “ Apakah anda sudah mencoba mendekati Nyonya Erinna? “
Pertanyaan Evan membuat Arlo tertegun, ia menatap ke arah sekertaris nya.
Sekertaris nya tersenyum. “ Saya yakin anda mencintai Nyonya Erinna. “ sambungnya lagi.
Tanpa disadari, Erinna sedari tadi menguping pembicaraan mereka. Ia mencibir perkataan yang baru saja Evan lontarkan.
“ Cih, cinta. Tau apa tentang cinta suami durjana begitu. “ runtuk kesal Erinna.
Entah datang darimana, seekor laba-laba kecil merayap ke tangan Erinna yang berpegang pada dinding.
Mata wanita itu membola saat melihat hewan kecil yang begitu ia benci. “ Akh! Laba-laba! “
Brukh!
Saking takutnya, ia bahkan sampai tidak sadar dan terjatuh tepat di pintu yang tidak tertutup itu. Alhasil, pintu terbuka dengan ia yang terjatuh kedalam.
“ Erinna? “
Arlo dan Evan cukup terkejut saat Erinna terjatuh kedalam. Apalagi posisi itu benar-benar membuatnya malu.
“ Kamu nguping pembicaraan kita? “ tuduh Arlo tanpa peduli padanya yang kesakitan.
Erinna buru-buru bangun dari jatuhnya. “ Enak aja nguping! Kamu jangan nuduh sembarangan, dikira aku apaan. “ elaknya dan segera berlalu pergi dari sana.
Wajah Erinna memerah menahan malu, ia tidak peduli lagi dengan rasa sakit. “ Ish, rumah kayak istana. Bisa-bisanya masih ada laba-laba. “
Takh! Takh! Takh!Suara heels yang bersahut-sahutan itu memenuhi ruangan. Erinna sudah mendapatkan jadwal dari sang manager sebelum ia tiba di sana. Ia harus segera bersiap untuk pemotretan. Pemotretan dengan pakaian yang cukup terbuka, memperlihatkan keindahan lekuk tubuhnya itu adalah hal yang paling disukai Erinna.Akan tetapi, tidak dengan Erinna yang sekarang. “ Astaga, ini seriusan aku pake baju begini. “ keluh Erinna melihat baju ditangannya.“ Er, ayo. Udah siap belum. “ seru Olivia, manager Erinna.Erinna kembali keluar. Melihat ia yang belum berganti pakaian tentu membuat Olivia bingung. “ Ganti baju kamu, kenapa masih pake baju tadi? “Erinna merasa tidak nyaman saat akan mengatakannya. “ Baju ini terlalu terbuka, apa ngga ada yang lain? “ tanyanya dengan ragu.“ Ayolah, biasanya kamu ngga permasalahkan. Ayo, jadwal kamu masih padat hari ini. “ balas Olivia yang tidak mau tahu.Erinna mendengus kesal. Sepertinya ia harus terbiasa lagi dengan pakaian-pakaian terbuka ini.Ya
Arlo menarik Erinna ke ruangannya sebelum wanita itu berjalan lebih jauh. “ Ikut aku sebentar. “ serunya tanpa aba-aba.Cengkraman Arlo ditangannya cukup kuat, Erinna menarik cengkraman itu. “ Lepasin, aku bisa jalan sendiri. “ Ia mengibaskan tangannya yang terasa sakit akibat cengkraman pria itu. Untuk apa Arlo membawanya ke ruangan, sementara dirinya ada jadwal pemotretan sebentar lagi.Brugh!Pintu ditutup dengan keras, bahkan Arlo menguncinya. Hal itu membuat Erinna berkedip-kedip, sedikit takut dengan tindakan Arlo. “ Kenapa lagi suami durjana ini. “ batin Erinna.“ Kamu bilang aku apa? “ tanya Arlo tidak terima.Erinna bingung dengan ucapan Arlo, ia tidak mengatakan apapun. Apa yang dimaksud pria itu. “ Apa? Aku daritadi diam saja. “Arlo terdiam. Ada benarnya, sedari tadi Erinna belum berbicara. Lalu, muncul darimana suara itu. “ Apa itu suara hatinya? “ batin Arlo. “ Kamu mau bicara apa? Ya ampun, aku harus bekerja. “ keluh Erinna yang hanya melihat Arlo melamun.Mata tajam
Keesokan paginya. Matahari bersinar dengan langit yang cerah, menandakan hari ini akan panas. Semuanya sudah bangun, dan mereka bersiap untuk sarapan. Arlo baru bergabung saat Erinna dan Xavier sudah di sana.“ Mau pakai selai apa? ““ Aku mau selai strawberry aja, Mah. “Apa ini? Satu alis Arlo terangkat melihat kedekatan Xavier dan Erinna yang tidak biasanya. Erinna mengoleskan selai pada roti untuk Xavier, tapi kali ini ia abai padanya.“ Ekhem! “Saat akan menyuapkan makanan ke mulut nya, gerakan Erinna terhenti oleh suara Arlo. “ Apa! ““ Kamu ngga siapin roti buatku? “ tanya Arlo.Erinna kembali menyimpan makanannya, ia mengambil selembar roti lagi dan hendak mengoleskan selai strawberry di atasnya.“ Kamu ngga tanya aku mau pakai selai apa? “Erinna menarik napasnya dalam dan tersenyum. “ Mau pakai selai apa suamiku? “ tanya Erinna selembut mungkin.Melihat itu Xavier tertawa, tidak biasanya ia melihat Erinna begitu malas melayani sang ayah. “ Pah, mama sudah lapar. Kenapa pap
Prokk! Prokk! Prokk!“ Woaahh, hebat. Anda dengar pak guru? Wahai pak guru yang terhormat kemana telinga anda! “ pekik Erinna yang membuat guru itu terdiam tak berkutik.“ Nyonya Laverent! Anak anda bermasalah, mengapa anda ikut membuat masalah! “ kini ibu temannya Xavier ikut berbicara, ia adalah Nyonya Butler.Istri dari seorang salah satu manager hotel bintang lima yang cukup terkenal.“ Nyonya Butler, seharusnya anda sadar diri dengan ucapan anda. Yang bermasalah putra anda! “ teriak Erinna di hadapan wajah Nyonya Butler.Wanita bertubuh gemuk dengan riasan yang glamor. Dan jangan lupakan perhiasan yang menghiasi tubuhnya, sudah seperti toko emas berjalan.“ Apa maksud anda, putra saya mengatakan kebenaran. Bukannya anda hanya ibu tiri, bahkan semua orang juga tahu itu. “Ucapan Nyonya Butler benar-benar menyulut emosi Erinna. Ia dengan sengaja langsung menarik rambut wanita gemuk di hadapannya.Tak tinggal diam, Nyonya Butler juga melakukan hal yang sama.“ Minta maaf pada putrak
Langit sudah gelap, menandakan bahwa saat ini sudah malam. Evan segera berpamitan pulang setelah pekerjaannya selesai.Saat akan sampai di pintu keluar, ia kembali berpapasan dengan Erinna yang hendak makan malam. “ Evan, kamu mau pulang? Makan malam dulu bareng kita. “ tawar Erinna.Evan tersenyum dan mengangguk sopan. “ Terimakasih atas tawarannya, Nyonya. Saya masih ada keperluan saat ini. “ tolaknya dengan halus.“ Oh, yaudah. Hati-hati di jalan. ““ Baik, Nyonya. Saya permisi. “Erinna melihat ke arah sekertaris suaminya itu, hingga siluetnya benar-benar menghilang dari pandangannya.Ia masih mengingat-ingat tentang Evan. “ Dia kan cuma sekertaris biasa. Tapi kenapa penulis masukin dia di tokoh istimewa? “ gumam Erinna.Buku ini ada dua jilid, dan sayangnya Erinna hanya membaca jilid pertama. Di jilid pertama tidak terlalu dijelaskan tentang Evan, tapi pria itu masuk kedalam tokoh penting cerita.Mengangkat kedua bahu seolah tak peduli, padahal isi kepalanya penuh dengan rencana
“ Kamu ... Ngga kerja? “Erinna terkejut saat Arlo sudah berada di belakangnya. Arlo menatap malas pada Erinna. Baru beberapa saat yang lalu wanita itu menatapnya dengan berani. “ Renungkan kesalahan kamu, atau kamu tahu akibatnya. “Setelah mengatakan itu, Arlo berlalu dari sana. “ Huh! Dikira aku bakal takut. “ cibir Erinna.Tak ada kegiatan yang bisa Erinna lakukan sekarang, waktu menunjukkan pukul tiga sore. “ Aku harus muter otak, gimana caranya supaya Xavier ada di pihak ku. “ gumam Erinna.Karena sudah terjebak di sana, tidak ada hal yang bisa di lakukan lagi selain bertahan hidup. Mata Erinna menatap ke sekeliling kediaman besar itu, ada satu foto yang menarik perhatiannya. Foto dengan bingkai besar yang cukup memenuhi dinding.“ Siapa wanita itu? “ Matanya memicing, menelisik dan mengingat-ingat. Seorang wanita muda yang berdampingan dengan Arlo. “ Jolie! “Yap, istri kesayangan Arlo. Erinna ingat, di akhir cerita wanita itu akan kembali dan menyingkirkan keberadaannya.







