LOGINTakh! Takh! Takh!
Suara heels yang bersahut-sahutan itu memenuhi ruangan. Erinna sudah mendapatkan jadwal dari sang manager sebelum ia tiba di sana.
Ia harus segera bersiap untuk pemotretan. Pemotretan dengan pakaian yang cukup terbuka, memperlihatkan keindahan lekuk tubuhnya itu adalah hal yang paling disukai Erinna.
Akan tetapi, tidak dengan Erinna yang sekarang. “ Astaga, ini seriusan aku pake baju begini. “ keluh Erinna melihat baju ditangannya.
“ Er, ayo. Udah siap belum. “ seru Olivia, manager Erinna.
Erinna kembali keluar. Melihat ia yang belum berganti pakaian tentu membuat Olivia bingung. “ Ganti baju kamu, kenapa masih pake baju tadi? “
Erinna merasa tidak nyaman saat akan mengatakannya. “ Baju ini terlalu terbuka, apa ngga ada yang lain? “ tanyanya dengan ragu.
“ Ayolah, biasanya kamu ngga permasalahkan. Ayo, jadwal kamu masih padat hari ini. “ balas Olivia yang tidak mau tahu.
Erinna mendengus kesal. Sepertinya ia harus terbiasa lagi dengan pakaian-pakaian terbuka ini.
Ya, begitulah hari-hari Erinna. Pemotretan, bertemu klien, menandatangani kontrak dan masih banyak lagi.
Selesai dengan satu pemotretan, Erinna harus berganti pakaian lagi. Pakaian kali ini tidak terlalu terbuka seperti sebelumnya, hanya dress yang menampilkan belahan dadanya tapi menutupi kaki.
Pyuuurr!
Seseorang yang berjalan melalui Erinna tiba-tiba saja menumpahkan minumannya tepat di dada wanita itu. “ Kurang ajar! “ kesal Erinna.
Saat mendongak ternyata itu ulah Caily. Wanita itu tersenyum licik melihat pakaian Erinna yang basah. “ Upss, aku tidak sengaja, Er. “
“ Kamu! “ kesal Erinna. Tangannya terangkat di udara, bersiap untuk melayangkan pukulan pada Caily.
“ Erinna! “
Gerakan Erinna terhenti saat suara bariton itu menginterupsi. Caily tersenyum senang, ini sudah ia rencanakan.
Arlo menghampiri, pria itu menghentikan Erinna yang hendak memukul Caily. “ Kamu kenapa lagi? “
Pertanyaan Arlo semakin membuat Erinna kesal. “ Apa! Kamu mau belain wanita ini. Liat ngga, baju aku basah gara-gara dia. “ pekik Erinna yang menunjuk ke arah pakaiannya.
Namun, mata Arlo justru tertuju pada belahan dada Erinna yang menyebul. Semakin mengkilap saat benda kenyal itu basah oleh jus, Arlo menelan salivanya kasar.
Erinna mengikuti arah pandang pria itu. “ Dasar otak selangkangan! “ batin Erinna yang bisa di dengar Arlo.
Pria itu langsung melotot tak percaya saat Erinna menuduhnya seperti itu. “ Minggir! “ pekik Erinna meninggalkan mereka.
“ Maaf, pak. Saya tidak sengaja menumpahkan jus di pakaian Erinna. “ seru Caily setelah Erinna pergi.
Pria itu berdehem untuk menetralkan suaranya. “ Iya, lain kali berhati-hati. “ seru Arlo yang segera pergi untuk menghampiri Erinna.
Di ruang ganti, ternyata disana hanya ada Olivia yang menunggu Erinna. Arlo memerintahkan agar Olivia keluar tanpa suara, ia yang akan menunggu Erinna selagi wanita itu di bilik ganti.
“ Aih, ini gimana sih pake nya. Jadi model gini amat! “ gerutu Erinna dengan kesal.
“ Liv, kamu bisa bantu aku ngga? Ini resleting nya susah. “ seru Erinna yang memanggil Olivia.
Bukan Olivia yang menghampiri, tapi Arlo. Pria itu tanpa rasa malu langsung masuk ke bilik ganti, Erinna yang sibuk dengan pakaian nya tidak sadar siapa yang masuk.
Sesuai perintah, Arlo membantunya menarik resleting. Saat melihat ke arah kaca, Erinna langsung terdiam melihat siapa yang di belakangnya. “ Arlo ... Yakkk pria mesum! “ teriak Erinna.
Arlo segera membungkam mulut sembarangan wanita itu dengan tangannya. “ Kamu bicara sembarangan, diem ngga! “
Erinna mengangguk paham, setelah itu Arlo melepaskan tangannya dari mulut Erinna. “ Aku ini suami kamu, teganya kamu bilang aku mesum. “
“ Lagian kamu ngapain disini, hagh! Ngga ada kerjaan banget. “ runtuk Erinna yang masih kesal.
Arlo memalingkan wajahnya dari Erinna, entah mengapa sekarang wanita itu nampak begitu menggemaskan di matanya. “ Aku mau mastiin sesuatu aja. “
Sementara itu, beberapa saat sebelumnya.
“ Aku bisa mendengar suara hati Erinna. “ seru Arlo pada Evan di depannya.
Satu alis Evan terangkat, mendengar ucapan tidak masuk akal dari atasannya. “ Bagaimana mungkin, tuan. “ ucapnya tak percaya.
Tatapan Arlo tertuju pada dokumen di tangannya, tangan pria itu memutar-mutar pena. “ Tadi dia mengumpat tapi aku tidak melihat bibirnya bergerak. “
Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Evan menatapnya tidak percaya, “ Apa anda yakin tuan? “ tanya pria muda itu.
“ Aku yakin, tapi aku harus memastikannya lagi. “
Evan terlihat ikut berpikir. Kegilaan apapun yang akan dilakukan tuannya, ia pasti ikut andil di dalamnya. “ Anda temui lagi saja, tuan. Kebetulan Nyonya hari ini jadwalnya hanya pemotretan, tidak ada jadwal di luar. “
Arlo beralih menatap sekertaris nya itu. “ Bagaimana kau tahu? “
“ Olivia, manager Nyonya yang memberitahu. Dia temanku. “
Arlo berpikir sejenak, sebelum mengiyakan. Tapi informasi dari Evan memberinya peluang.
" Baiklah, aku akan menemui dia dulu. " seru Arlo sambil bangun dari duduknya.
Langkah tegas penuh karisma pria itu begitu jelas, wajah datar yang selalu ditampilkan tak menutupi ketampanannya.
Mereka sangat tidak menyangka, dua wanita yang bisa bersama pria itu berasal dari tempat mereka bekerja bersama.
Saat Arlo akan menghampiri Erinna, pria itu melihat Caily. " Mau apa dia? " gumam Arlo memperhatikan.
" Kurang ajar! " marah Erinna.
Hah, Arlo pikir wanita itu sudah berubah dan bisa menjaga emosinya. Tapi ternyata perkiraannya salah besar.
Tangan Erinna sudah terangkat dan berniat memukul Caily. " Erinna! "
Takh! Takh! Takh!Suara heels yang bersahut-sahutan itu memenuhi ruangan. Erinna sudah mendapatkan jadwal dari sang manager sebelum ia tiba di sana. Ia harus segera bersiap untuk pemotretan. Pemotretan dengan pakaian yang cukup terbuka, memperlihatkan keindahan lekuk tubuhnya itu adalah hal yang paling disukai Erinna.Akan tetapi, tidak dengan Erinna yang sekarang. “ Astaga, ini seriusan aku pake baju begini. “ keluh Erinna melihat baju ditangannya.“ Er, ayo. Udah siap belum. “ seru Olivia, manager Erinna.Erinna kembali keluar. Melihat ia yang belum berganti pakaian tentu membuat Olivia bingung. “ Ganti baju kamu, kenapa masih pake baju tadi? “Erinna merasa tidak nyaman saat akan mengatakannya. “ Baju ini terlalu terbuka, apa ngga ada yang lain? “ tanyanya dengan ragu.“ Ayolah, biasanya kamu ngga permasalahkan. Ayo, jadwal kamu masih padat hari ini. “ balas Olivia yang tidak mau tahu.Erinna mendengus kesal. Sepertinya ia harus terbiasa lagi dengan pakaian-pakaian terbuka ini.Ya
Arlo menarik Erinna ke ruangannya sebelum wanita itu berjalan lebih jauh. “ Ikut aku sebentar. “ serunya tanpa aba-aba.Cengkraman Arlo ditangannya cukup kuat, Erinna menarik cengkraman itu. “ Lepasin, aku bisa jalan sendiri. “ Ia mengibaskan tangannya yang terasa sakit akibat cengkraman pria itu. Untuk apa Arlo membawanya ke ruangan, sementara dirinya ada jadwal pemotretan sebentar lagi.Brugh!Pintu ditutup dengan keras, bahkan Arlo menguncinya. Hal itu membuat Erinna berkedip-kedip, sedikit takut dengan tindakan Arlo. “ Kenapa lagi suami durjana ini. “ batin Erinna.“ Kamu bilang aku apa? “ tanya Arlo tidak terima.Erinna bingung dengan ucapan Arlo, ia tidak mengatakan apapun. Apa yang dimaksud pria itu. “ Apa? Aku daritadi diam saja. “Arlo terdiam. Ada benarnya, sedari tadi Erinna belum berbicara. Lalu, muncul darimana suara itu. “ Apa itu suara hatinya? “ batin Arlo. “ Kamu mau bicara apa? Ya ampun, aku harus bekerja. “ keluh Erinna yang hanya melihat Arlo melamun.Mata tajam
Keesokan paginya. Matahari bersinar dengan langit yang cerah, menandakan hari ini akan panas. Semuanya sudah bangun, dan mereka bersiap untuk sarapan. Arlo baru bergabung saat Erinna dan Xavier sudah di sana.“ Mau pakai selai apa? ““ Aku mau selai strawberry aja, Mah. “Apa ini? Satu alis Arlo terangkat melihat kedekatan Xavier dan Erinna yang tidak biasanya. Erinna mengoleskan selai pada roti untuk Xavier, tapi kali ini ia abai padanya.“ Ekhem! “Saat akan menyuapkan makanan ke mulut nya, gerakan Erinna terhenti oleh suara Arlo. “ Apa! ““ Kamu ngga siapin roti buatku? “ tanya Arlo.Erinna kembali menyimpan makanannya, ia mengambil selembar roti lagi dan hendak mengoleskan selai strawberry di atasnya.“ Kamu ngga tanya aku mau pakai selai apa? “Erinna menarik napasnya dalam dan tersenyum. “ Mau pakai selai apa suamiku? “ tanya Erinna selembut mungkin.Melihat itu Xavier tertawa, tidak biasanya ia melihat Erinna begitu malas melayani sang ayah. “ Pah, mama sudah lapar. Kenapa pap
Prokk! Prokk! Prokk!“ Woaahh, hebat. Anda dengar pak guru? Wahai pak guru yang terhormat kemana telinga anda! “ pekik Erinna yang membuat guru itu terdiam tak berkutik.“ Nyonya Laverent! Anak anda bermasalah, mengapa anda ikut membuat masalah! “ kini ibu temannya Xavier ikut berbicara, ia adalah Nyonya Butler.Istri dari seorang salah satu manager hotel bintang lima yang cukup terkenal.“ Nyonya Butler, seharusnya anda sadar diri dengan ucapan anda. Yang bermasalah putra anda! “ teriak Erinna di hadapan wajah Nyonya Butler.Wanita bertubuh gemuk dengan riasan yang glamor. Dan jangan lupakan perhiasan yang menghiasi tubuhnya, sudah seperti toko emas berjalan.“ Apa maksud anda, putra saya mengatakan kebenaran. Bukannya anda hanya ibu tiri, bahkan semua orang juga tahu itu. “Ucapan Nyonya Butler benar-benar menyulut emosi Erinna. Ia dengan sengaja langsung menarik rambut wanita gemuk di hadapannya.Tak tinggal diam, Nyonya Butler juga melakukan hal yang sama.“ Minta maaf pada putrak
Langit sudah gelap, menandakan bahwa saat ini sudah malam. Evan segera berpamitan pulang setelah pekerjaannya selesai.Saat akan sampai di pintu keluar, ia kembali berpapasan dengan Erinna yang hendak makan malam. “ Evan, kamu mau pulang? Makan malam dulu bareng kita. “ tawar Erinna.Evan tersenyum dan mengangguk sopan. “ Terimakasih atas tawarannya, Nyonya. Saya masih ada keperluan saat ini. “ tolaknya dengan halus.“ Oh, yaudah. Hati-hati di jalan. ““ Baik, Nyonya. Saya permisi. “Erinna melihat ke arah sekertaris suaminya itu, hingga siluetnya benar-benar menghilang dari pandangannya.Ia masih mengingat-ingat tentang Evan. “ Dia kan cuma sekertaris biasa. Tapi kenapa penulis masukin dia di tokoh istimewa? “ gumam Erinna.Buku ini ada dua jilid, dan sayangnya Erinna hanya membaca jilid pertama. Di jilid pertama tidak terlalu dijelaskan tentang Evan, tapi pria itu masuk kedalam tokoh penting cerita.Mengangkat kedua bahu seolah tak peduli, padahal isi kepalanya penuh dengan rencana
“ Kamu ... Ngga kerja? “Erinna terkejut saat Arlo sudah berada di belakangnya. Arlo menatap malas pada Erinna. Baru beberapa saat yang lalu wanita itu menatapnya dengan berani. “ Renungkan kesalahan kamu, atau kamu tahu akibatnya. “Setelah mengatakan itu, Arlo berlalu dari sana. “ Huh! Dikira aku bakal takut. “ cibir Erinna.Tak ada kegiatan yang bisa Erinna lakukan sekarang, waktu menunjukkan pukul tiga sore. “ Aku harus muter otak, gimana caranya supaya Xavier ada di pihak ku. “ gumam Erinna.Karena sudah terjebak di sana, tidak ada hal yang bisa di lakukan lagi selain bertahan hidup. Mata Erinna menatap ke sekeliling kediaman besar itu, ada satu foto yang menarik perhatiannya. Foto dengan bingkai besar yang cukup memenuhi dinding.“ Siapa wanita itu? “ Matanya memicing, menelisik dan mengingat-ingat. Seorang wanita muda yang berdampingan dengan Arlo. “ Jolie! “Yap, istri kesayangan Arlo. Erinna ingat, di akhir cerita wanita itu akan kembali dan menyingkirkan keberadaannya.







