MASA LALU YANG TERTINGGAL
"Kak,,, Kakak Arya, bangun sayang! Pindah ke kamar, tidur di sini masuk angin looh!”
“Hhhmmm. Ntar ma, ngantuk banget” Racaunya entah sadar atau tidak.
Arya yang baru berumur 7 tahun itu menggeliat dalam tidur nyenyaknya. Membangunkan senyuman yang sebenarnya sudah lelah untuk terbentuk di wajah seorang wanita yang diundangnya mamah itu.
Melihat tingkah menggemaskan putranya membuatnya refleks mencium kedua pipi imut milik Arya kecil.
“Kebiasaan banget ketiduran sambil nonton tv!!!
Tak ingin Arya jatuh sakit, perlahan ia pun menggendongnya dalam diam menuju kamar putranya itu. Entah apa yang dimimpikan Si Jagoan Kecil hingga Arya memeluk mamanya begitu erat saat ia dalam gendongan Sang Malaikat Tak Bersayap itu.
"Iya, sayang. Mama disini kok, cupp,cupp" Ia usap punggung Arya pelan penuh kasih sayang.
🐣🐣🐣
To be Continue...
Tanganmu terlalu jauh untuk kugenggam, jadi dapatkah aku kembali?... SUASANA SENJA, MASIH DI HARI YANG SAMA. "Arya gilaaaaaa!!! Tadi lu meluk siapa??" Monolog seorang pemuda berseragam SMA dengan raut frustasi yang terlihat jelas di wajahnya. Namanya Raditya Arya Permana, sesosok pemuda bertampang sangar yang tadi menangis sejadi-jadinya di pelukan seorang perempuan yang bahkan ia tak tahu namanya. Tadi ia benar-benar tak sengaja, yang ada di bayangannya tadi benar-benar sosok ibunya. Tapi begitu pelukannya dilepas, ternyata dia malah entah siapa! Tentu dia malu, sangat malu malah, hingga tanpa sepatah kata pun terucap, ia meninggalkan Si Perempuan
Waktu yang kulalui bersamamu,dan waktu kau lalui bersamaku,menciptakan hamparan bunga yang kuharap tak pernah hilang di sini...Pukul 17.30 alias setengah 6 sore.Langit yang berwarna jingga ini perlahan berubah gelap, dua insan manusia berjalan layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Tentu saja kedua tangan mereka bergandengan dan diayun-ayun perlahan hingga menambah kesan romantis di antaranya.Jangan tanya siapa, karna tak lain dan tak bukan mereka adalah kakak beradik Permana yang telah berbaikan. Tentu saja dengan memenuhi persyaratan Ice Cream cup besar terlebih dahulu.Sepanjang
"Kenapa lu jadi serapuh ini, kak??" . . . Malam seharusnya terasa menyenangkan karena bintang bintang bersinar terang menerangi malam, ditemani rembulan dengan cahayanya yang menenangkan. Tapi sayangnya semua itu nggak berlaku buat gue, karna sekarang gue bener-bener gelisah dan berantakan. Rambut gua acak-acakan, dan bahkan gue masih mengenakan seragam sekolah lengkap yang menandakan kalau gue belum mandi dari jam balik sekolah padahal sekarang sudah jam 11 malam. "Payah" kutuk gue dalam hati. Tanpa henti, gue ketuk-ketuk terus jari jemari gue di atas meja. Mencoba berusaha tenang dan mencoba untuk berpikir jernih karna segalanya nggak akan bisa beres kalau gue terus-terusan pakai emosi. Tapi nyatanya usaha gag
Arya, dia penuh misteri, banyak yang dia sembunyikan hingga membuatku semakin ingin mengenalnya. Tapi aku bisa apa jika dia membenciku?*Fizya SusandraArya! Jangan pernah tanya tentang Arya ke gue, gue nggak tahu dan gue nggak mau tahu! Yang jelas gua nggak suka sama dia, dan lagi, siapa sih yang suka sama dia?*Amanda Siti AuraKak Arya, apa! lu mau bilang apa tentang dia! lu nggak berhak menilai, Bro. Karena lu nggak kenal Kak Aya yang gua kenal.*Iqbal RamdaniAra sayang Kak Arya, Ara kangen Kak Arya. Kenapa Kakak nggak pulang-pulang ke rumah??*Adisty Kayra PermanaArya, Arya itu bangsat! Anak setan, pembawa sial, kelahirannya bahkan tak pernah diharapkan di dunia ini.*?????
Apa salahku hingga kau begitu membenciku??? . . . Arya kecil menatap pantulan wajahnya di cermin sambil menampilkan senyuman terbaiknya, menampakan deretan gigi gigi mungilnya itu. Manis bukan?? Senyum kotak khas seorang Raditya Arya Permana. Hampir semua orang menyukainya, mereka selalu mengatakan bahwa Arya bertambah tampan jika dirinya tersenyum. Tapi kata hampir mengandung makna bahwa tak semua orang menyukai senyum kotak milik Arya itu, ada seorang yang amat sangat menjadi Arya tersenyum. Dan hari ini orang itu memakinya lagi, mengatakan berbagai macam cacian yang mencabik-cabik hati kecilnya. Menyu
Murid teladan, tukang telat dan juga edan. . . . Pagi, ketika matahari mulai setinggi tombak. Kamar seorang Iqbal Ramdani. Silau matahari mulai mengganggu mata gue yang masih betah merem, asli gue masih ngantuk. Intinya gue PW, mager berat, pengen banget bobo lagi tapi sayang jam alarm gue udah punya daritadi. Sebentar!! Jam Alarm kok baru bunyi sekarang? Biasanya kan gue setel buat bangunin gue sholat subuh! "Alarmnya bunyi tapi kok silau amat??" "Apa cuma perasaan gue doang?" "Sekarang jam berapa sih?" Jam 07.00, itu angka yang gue liat waktu membuat mata gue perlahan. What!! Apa kata dunia? Seketika gue bangkit berdiri, mata gue langsung melek seperti bohlam padahal tadinya cuma segaris. Langsung sadar kalau kakak gue udah k
IQBAL POVDia cantik kok, kalau ngeliatnya pakai kacamata kuda. Hahaha.....Kadang gue mempertanyakan takdir. Kenapa gue dipersatukan sama Siti supaya jadi teman sebangku gue. Entah berkah atau musibah??Amanda Siti Aura, biar keren gue panggil dia Siti. Dia teman sebangku gue dari kelas 10, dan ternyata kita harus sekelas lagi dan sebangku lagi di kelas 11. Padahal kerjaan sehari-hari kita adalah bacot bacotan, saling menghina, saling memaki, kagak ada akur-akurnya kek bawang merah dan bawang putih.Gue aslinya ya kagak mau sebangku sama dia. Tapi bisa apa gue karena yang ngatur posisi tempat duduk itu adalah wali kelas kita sendiri. Ibu Ika, ibu guru yang baik hati seperti malaikat. Bikin gue nggak enak hati untuk menolak.Sekedar cerita sih, jujur awalnya gue seneng banget bisa sebangku sama si Siti. Primadona sekolah coy!! Sudah manis c
# Kisah Cinta Amanda LAPANGAN SMA CAHAYA HARAPAN Masih di hari yang sama pelaksanaan MOS, Siang harinya perut gue sakit, gue punya maag dan akhirnya kambuh hari itu. Sebenernya gue udah bilang ke panitia, tapi kayaknya mereka nggak percaya dan anggep gue pura-pura. Ya sudahlah, istirahat juga sebentar lagi, kayaknya maaih kuat kalo gue tahan. Awalnya gue mikirnya begitu, tapi teenyata permainan selanjutnya adalah lari estafet. 1 kelompok 5 anak dan ditentukan lewat kocokan, peraturannya pelari terakhir haruslah perempuan, kalo nggak ada perempuan harus tuker anggota sama kelompok lain. Sialnya kelompok gue, cuma gue yang cewek. Mana kuat gue lari kalo perut sakit begini, terakhir pula! Dan yang kalah nggak ada jam istirahat juga dapet hukuman bersih-bersih toilet. AHHHH, pengen teriak rasanya. Matahari makin terik dan perut gue makin melilit, sakit! Tapi kita udah Stan