Share

Bab 24. Perlu Udara Segar

"Hai! Kalian sudah selesai makan. Tidak tunggu aku yang kelaparan di jalan, ya!"

Suara keras setelah pintu terbuka menyadarkan aku dari khayalan yang sempat terbersit.

'Duh! Menahan emosi membuat halusinasiku menjadi liar'

Syukurlah, Mas Sakti datang.

Pak Mahendra menoleh ke arah pintu, keningnya berkerut dan senyum menyeringai. Sumpah, dia mirip sekali dengan vampir yang di film yang biasanya aku tonton.

"Ngapain kamu ke sini? Ganggu saja!" tanyanya dengan pandangan dingin.

"Cari anak buahku, lah," jawab Mas Sakti kemudian melihat ke arahku.

"Lain kali, kalau mengajak Litu harus minta ijin saya dulu. Apalagi di jam kerja," ucap Mas Sakti lagi.

Aku heran, yang jadi bos sebenarnya siapa, sih. Dari awal, sikap Mas Sakti kelihatan biasa dengan Pak Mahendra, malah cenderung santai. Sering kali membantah kalau Pak Mahendra tidak sependapat dengannya. Seperti saat menerima aku di perusahaan ini.

Sebenarnya dia itu siapanya Pak Mahendra? Seperti bukan karyawan pada umumnya.

"Sakti! Ing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status