Share

Bab 55. Menandai Lift  

Berlahan, kusambut uluran tangannya. Seketika hati ini menghangat seiring dengan eratnya genggaman ini. Sambil menghembuskan napas panjang, kusejajari langkahnya.

Pak Mahendra melangkah tegak dengan kepala sedikit mendongak seperti biasanya. Wajahnya pun kembali dingin tak terlihat ramah.

Semua yang kami temui mengangguk hormat, dan dari sudut mata ini terlihat raut wajah yang menunjukkan penasaran. Pandangan mereka ke arah tangan kami yang bergandengan sedari keluar dari mobil. Bahkan terdengar bisik-bisik, walaupun tidak jelas itu apa.

Aku mengikutinya dengan menunduk dan sesekali menyapa rekan yang aku kenal. Mereka pun menyambutku dengan raut wajah berkerut.

"Beneran kan, Kak. Semua menatap kita," keluhku saat di dalam lift khusus direksi. Seperti terbebas dari belenggu, aku menghela napas dan menghirup udara dalam-dalam.

"Mulai sekarang, kamu harus terbiasa dilihat banyak orang, dibicarakan segala apa yang kamu lakukan. Itulah konsekuensinya, saat kita di posisi atas," ucapnya m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status