Semua Bab Me VS Mr. Presdir: Bab 1 - Bab 10
55 Bab
Antar ke Hotel
DRRRRTTTT!Ponsel Kirey bergetar. Ada panggilan masuk dari Sammy, salah satu rekan kerjanya di kantor. “KIREY!” teriak Sammy dari seberang sana.Astaga! Mengagetkan saja. Kirey menjauhkan ponsel dari telinganya. Suara Sammy memekakkan telinganya.“Kamu bisa nggak bantuin aku?” tanya Sammy. Seraya meminta bantuan. Suaranya terdengar panik.“Bantuin apa, Sam?” Kirey ikut-ikutan panik mendengarnya.Sammy adalah sahabat terbaiknya di kantor. Seorang pria muda teman sekampus Kirey dahulu.“Kamu bisa nyetir, kan?” Sammy memastikannya lagi. Dia lupa-lupa ingat kalau Kirey pernah membawa mobil ke kampus waktu itu.“Bisa. Kenapa memangnya?” Kirey mengiyakannya.“Kamu mau nggak, gantiin aku jemput seseorang? Malam ini dia tiba di stasiun jam 7. Tolong, ya! Gantiin aku jemput dia. Aku sedang ada urusan keluarga,” Sammy memohon.“Berapa bayara
Baca selengkapnya
Bertemu Bos Arogan
“Apa? Bannya kempes?” Kirey terkejut. Masa sih?“Ya sudah. Aku cari tambal ban dulu, ya. Kirey, bantuin dorong dong! Berat nih,” Sammy meminta bantuan lagi.“Dorong?” ulang Kirey. Sambil menghela napas panjang. Seharian ini dia sudah kelelahan. Ditambah harus mendorong motor Sammy pula. Ya Tuhan, ada apa dengan hari ini? tanya Kirey dalam hati.Mau tidak mau, Kirey ikut mendorong motor sembari melihat-lihat sekitar. Siapa tahu ada tukang tambal ban di sekitar sini, pikirnya.Satu jam lamanya, Kirey menemani Sammy di tukang tambal ban. Katanya, ban motornya menginjak paku. Jadi harus ditambal. Oke, tidak masalah. Lakukan saja. Sialnya, setelah selesai tambal ban sekarang malah Kirey yang harus membayar ongkos tambalnya.“Pinjam duit kamu dulu, ya. Nanti awal bulan kuganti semuanya,” kata Sammy dengan wajah memelas.Kirey mendengus kesal. “Ini namanya perampokan,” gerutu Kirey.
Baca selengkapnya
Mengaku Salah
Tidak mungkin. Kirey tidak memercayainya. Jika pria semalam yang bernama Gio itu adalah Presdir di tempatnya bekerja.“Wanita jelek itu bekerja di sini rupanya. Dan namanya adalah Kirey. Hmm…” pikir Gio. Dia masih memandangi Kirey secara keseluruhan. Tetap saja, di mata Gio, Kirey sangat tidak menarik.Kirey masih menundukkan pandangannya. Dia tak berani menatap Gio. Pria itu pasti akan mengejek penampilannya lagi, pikir Kirey jadi berburuk sangka. Gio beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan mendekati Kirey.Tidak! Tidak! Jangan mendekat! Kirey memejamkan matanya. Dia tidak ingin melihat Gio yang kini berhadap-hadapan dengannya. Gio menyentuh rambut ikal Kirey, mengacungkannya sambil terheran-heran. Apaan nih? Rambut Kirey lengket banget. Belum sampoan, ya? tebak Gio sambil menunjukkan ekspresi jijik.“Kamu berpenampilan seperti ini ke kantor? Setiap hari?” tanya Gio. Apa?Kirey membelalak kaget. Memangnya kenapa?
Baca selengkapnya
Insiden Memalukan
Gio tergelincir dan jatuh di lantai. “Aaauuuuww!” dia mengerang kesakitan.Kirey menoleh ke belakang. “Ya ampun, Pak Presdir! Kenapa Bapak duduk-duduk di lantai yang basah?” sindir Kirey.“Apa katamu? Duduk-duduk?” Gio sewot.Kirey segera membantu Gio berdiri. Cari muka dulu di depan Presdir Gio. Padahal, di dalam hatinya dia sedang tertawa ngakak. Sukurin! Berlagu banget jadi Presdir.“Kamu tidak tahu, kalau aku tergelincir dan jatuh di lantai yang basah ini, hah? Ini semua gara-gara kamu pastinya,” semprot Gio langsung menuduhnya.“Oh, Pak Presdir terjatuh. Maafkan saya kalau gitu, Pak!” sesal Kirey. Namun, dia terlihat seperti sedang menahan tawa.“Kenapa ekspresimu begitu? Kamu senang ya, aku jatuh kayak gini?” Gio curiga.“Ah, bukan begitu, Pak. Lagian, suruh siapa saya harus mengepel lantai di sini? Bapak, kan?” Kirey melawan. Dia memutarbalikkan
Baca selengkapnya
Dewa Penyelamat
TIIIIDDDD!“Wanita gila! Ngapain kamu di situ?” Seseorang memunculkan kepalanya ketika kaca mobilnya dibuka.Samar-samar Kirey melihatnya. Karena tersorot lampu mobil. Sepertinya itu suara seorang pria dikenalnya. Ketika dia membuka matanya lebar-lebar, dia membelalak kaget.Astaga! Itu Presdir Gio. Kenapa bisa bertemu di saat-saat seperti ini sih? gumam Kirey. Ya ampun! Ngapain juga tuh Presdir Gio turun dari mobil lalu mendekati Kirey? Pasti bakalan dimarahi lagi pegawainya itu.“Kamu lagi. Kamu lagi. Kenapa kamu selalu berkeliaran di sekitarku, hah?” semprot Gio.Yeh? Mana Kirey tahu. Tiba-tiba saja mereka bertemu. Ini hanya kebetulan saja, kok. Kirey sama sekali tidak merencanakannya.“Kamu sengaja mau menggangguku terus, ya?” tuduh Gio. Dih, kegeeran banget dia.“Siapa yang mau mengganggu Anda, Pak Presdir? Saya hanya kebetulan lewat sini. Bapak bisa lihat sendiri, kan, kalau saya sedang
Baca selengkapnya
Isi Koper
“Apa ini semuanya adalah uang?” Kirey hampir tidak memercayainya.Mata Kirey membulat. Lalu, dia mengedip-ngedipkan matanya. Seolah, apa yang dia lihat saat ini tidaklah nyata. Pasti hanya mimpi dan dia berhalusinasi. Mana mungkin, di hadapannya kini ada tumpukan uang ratusan juta rupiah tertata rapi di dalam sebuah koper.“Ya. Itu semua uangku,” Gio meyakinkan Kirey.“Lalu, kenapa Anda memperlihatkannya kepada saya?” Kirey tidak habis pikir. Apa Presdir Gio yang kaya raya, keturunan konglomerat itu sengaja ingin pamer di depan Kirey?Kirey menelan ludah. Jujur saja, dia tergiur melihat uang sebanyak itu. Tidak. Itu bukan miliknya. Kirey mengelus dada. Menarik napasnya panjang. Kemudian, dia menutup kembali koper milik Gio. Dia merasa tidak mungkin memilikinya. Ikhlaskan saja.“Kamu bisa menggunakan uang itu,” kata Gio. Alam bawah sadar Kirey tersentak. Seakan-akan Kirey dipaksa bangun dari mimpi inda
Baca selengkapnya
Make Over
Kirey membelalak saat saldo di rekeningnya bertambah. Sulit dipercaya. Namun, kenyataannya memang begitu. Ada sejumlah uang, nilainya mencapai jutaan rupiah terkirim ke dalam rekeningnya. Hampir setara dengan satu bulan full gajinya.“Apa aku sedang tidak berimajinasi?” Kirey berusaha menyadarkan dirinya. Dia mencubit pipinya.Auw! Terasa sakit. Itu artinya Kirey tidak sedang bermimpi. Ini… kenyataan yang harus ia terima. Benar begitu? Aneh tapi nyata. Sukuri saja! Kirey merasa seperti sedang mendapat durian runtuh. Rejeki nomplok namanya.Besok, Kirey akan mempergunakan uang itu dengan sebaik mungkin. Potong rambut ke salon, membeli riasan wajah, memborong sepatu high heels, tas, dan beberapa pakaian setelan untuk bekerja. Itu sudah sesuai dengan amanat yang diberitahukan Gio kepada Kirey melalui pesan singkatnya.Kirey membuka notebooknya. Dia mencatat semua kebutuhannya besok. Jangan sampai ada yang terlewat. Biar uangnya nggak mubaz
Baca selengkapnya
True Beauty
Waduh, kedengaran ya sama Presdir Gio? Tadi, Kirey tidak sengaja menggumamkannya. Dan menyebut Presdir Gio pelit. Kirey tidak menyangka Gio mendengarnya. Tajam sekali indera pendengarannya jika ada yang mengumpat tentang dirinya. Mungkin itu salah satu kelebihan yang dimiliki Presdir Gio.“Beri waktu kepada saya beberapa menit lagi, Pak Presdir. Saya akan merinci pengeluarannya terlebih dahulu,” kata Kirey meminta toleransi waktu pada Gio.“Berapa menit kamu mengerjakannya? Lima menit atau tujuh menit, cukup?” Gio memberi pilihan. Aish! Sebentar sekali waktunya.“Lima belas menit, Pak!” tawar Kirey. Mereka saling berdebat saat menegosiasikannya.“Tidak. Itu kelamaan! Sepuluh menit saja!” tegas Gio.“Sepuluh menit?” ulang Kirey bingung. Dia masih mempertimbangkannya.“Oke, tujuh menit. Deal?”“Ah, tidak! Sepuluh menit saja!” sanggah Kirey. Dia menyanggu
Baca selengkapnya
Godaan Presdir
“Antar ke mana, Pak?” tanya Kirey.“Ke rumahnya,” sahut Gio.Kirey menoleh ke arahnya. Gemas. Iya, tahu. Tetapi, diantarinnya ke mana? Presdir Gio tidak jelas nih memberitahu alamatnya.“Aku mau ke rumahmu saja, Gio sayang,” kata wanita itu. Nada suaranya bernada manja.“Kita lakukan sekali lagi, sayang. Aku belum puas,” katanya lagi. Apa? Kirey jadi salah mengartikan perkataan wanita itu.Kirey menatap curiga ke arah Gio. Apa yang sudah mereka lakukan di hotel? Tuh, kan. Kirey semakin penasaran.“Maaf, aku tidak bisa. Aku sangat sibuk malam ini,” tolak Gio. Dingin sekali sikap Gio pada wanita itu. Membuat Kirey berspekulasi. Jangan-jangan, wanita itu memaksa Gio untuk…“Kirey, cepatlah! Jangan membuang waktuku!” perintah Gio.“Ah, iya. Baiklah.” Kirey menurut.Kirey segera menuju mobil Gio. Tidak lupa, dia juga membukakan pintu untuk Presdir dan wanita tidak jelas itu. Mereka duduk di jok belakang. Kirey segera mengemudikan kend
Baca selengkapnya
Presdir Tampan Ditolak
“Aku…” Kalimat Kirey menggantung.“Kamu tidak menyukaiku?” tembak Gio tiba-tiba.Ngomong apa sih Presdir Gio? Kirey mengernyitkan dahi. Dia tidak mengerti maksud ucapan Gio barusan. Memangnya Gio sedang menyatakan cinta kepada Kirey? Mustahil. Jangan membuat Kirey ge er. Nanti ge er beneran dia.Ah, tidak percaya. Itu yang Kirey rasakan sekarang. Bagaimana mungkin Presdir Gio yang tampan dan mapan itu menyukai Kirey? Jika memang benar, memangnya kenapa? Bukankah itu salah satu keajaiban dunia? Seharusnya sih begitu.“Maaf, aku harus pergi. Sepertinya Anda sedang mabuk. Jadi, aku tidak akan menganggap pembicaraan ini,” Kirey ingin sekali melepaskan diri saat ini.“Aku tidak pernah mabuk. Perlu kamu ketahui, bahwa aku sangat membenci alkohol. Catat itu!” Gio memberitahu.“Apa?” Kirey membelalak. Berarti Gio mengucapkannya dalam keadaan sadar. Sulit sekali memercayainya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status