Home / Young Adult / Me and Seniors / IRHAM PINDAH SEKOLAH

Share

IRHAM PINDAH SEKOLAH

Author: Almah Kartika
last update Last Updated: 2021-05-31 09:40:13

"Besok gue pindah sekolah Qiy," kata Irham ketika perjalanan pulang mengantar Qiya. Benar-benar, Qiya tak habis pikir, mereka baru saja sekolah satu semester tapi Irham sudah akan pindah sekolah. Dasar bandel pikir Qiya. Ia merasa kasihan kepada bunda Irham, saat pertama masuk SMP Irham itu murid baik-baik, tidak bandel seperti sekarang. Itu semua berawal dari kelas 2 SMP, saat ia mulai bergaul dengan teman yang bandel, suka ikut tauran, datang telat, pulang telat dsb. Bundanya jadi kerepotan dengan tingkah Irham yang berubah bandel karena salah gaul.

......

Hari senin ini, Qiya datang sekolah lumayan siang. Jangan khawatir, ia tidak akan terlambat upacara, di sekolah Qiya upacaranya siang, ya gitu udah pada tau kan. Jam 07.40 Qiya baru sampai di sekolah. Ia berjalan santai melewati ruang Tata Usaha. Ia melihat ada seorang murid yang sedang duduk berhadapan dengan Pak Hikmat, tapi ia tidak peduli, Qiya terus saja berjalan menuju kelasnya.

Jam 08.00 upacara di mulai seperti biasa. Qiya berdiri di barisan paling belakang padahal ia bertubuh pendek, katanya supaya gak kena matahari, jadi gak panas. Qiya upacara sambil jongkok, untungnya tidak ada guru yang jaga di belakang barisan kelas 10.

Dari jajaran kelas 11 Qiya bisa melihat Bara yang juga berdiri di barisan paling belakang, bukan seperti Qiya, Bara berdiri di belakang karena memang ia tinggi. Niatnya Qiya melihat ke barisan kelas 11 ingin mencari Fatur, tapi malah menemukan Bara yang nambaknya sudah mulai pegal.

Selesai upacara, murid murid berhamburan menuju kantin untuk sekedar membeli es. Tapi Qiya, Rissa dan Sarah langsung masuk kelas, mereka membawa minum dari rumah, lagipula malas ke kantin pasti ngantri.

5 menit kemudian guru yang mengajar masuk ke dalam kelas, Qiya cuek saja ia tetap merebahkan kepalanya di atas meja dengan alas tas gendongnya. Bu Hati memulai pembelajaran dengan sedikit cerita-cerita, Bu Hati memang guru favorite di sekolah ini, friendly banget ke semua murid, masih muda cantik dan pintar, jomblo pula.

Tak lama Bu Hati bercerita, pintu kelas Qiya terbuka memperlihatkan Pak Hikmat. "Assalamualaikum bu, permisi ini ada murid baru masuk di kelas ini" ucap Pak Hikmat.

"Waalaikum salam, iya pak. Silahkan masuk."

Kemudian satu orang murid cowok masuk kedalam kelas, pintu kembali tertutup oleh Pak Hikmat yang juga kembali ke ruang Tata Usaha sekolah. Qiya mendongakan kepalanya, penasaran siapa murid baru yang masuk ke kelas ini. Ia terkejut ketika mendapati Irham di depan kelas sana sedang bersalaman dengan Bu Hati, sepertinya ada sedikit pembincangan.

Qiya tidak pernah berpikir kalau Irham akan pindah sekolah kesini. Qiya masih memperhatikan gerak-gerik Irham yang sedang mengobrol dengan Bu Hati, kemudian Irham berdiri di depan kelas menghadap ke semua teman barunya. Irham tersenyum ketika melihat Qiya yang duduk di bangku belakang baris kedua.

Qiya merasa canggung di tatap irham, karena sekarang sebagian teman kelasnya menoleh ke arahnya. Dasar Irham, batin Qiya.

"Lo kenal Qiy?" Tanya Rissa yang duduk di sebelahnya, nampaknya Rissa juga sadar kalau murid baru itu tersenyum kepada Qiya.

Qiya hanya mengangguk untuk menjawab.

"Silahkan perkenalkan diri kamu" kata Bu Hati kepada Irham.

Kemudian Irham memperkenalkan dirinya dengan Singkat. Setelah itu ia duduk di bangku kosong paling belakang barisan pojok tembok bersama Rendi. Qiya menoleh menatap Irham dengan alis yang berkerut, seolah ekspresinya itu mempertanyakan "kok lo pindah kesini sih?"

Irham yang melihat Qiya menatapnya hanya melambaikan tangan. Qiya berdelik lalu mulai pokus belajar memperhatikan Bu Hati.

.....

Bel istirahat baru saja berdering, Bu Hati sudah mengakhiri pembelajaran di jam pertama. Kalo hari senin sebelum istirahat hanya ada satu pelajaran, berbeda dengan hari lain.

Setelah Bu Hati meninggalkan ruang kelas, hampir semua teman-temannya mulai beranjak untuk pergi istirahat, ada yang ke kantin, ke lapangan, dan ke warung belakang.

"Yuk kantin," ajak Qiya kepada Rissa dan Sarah.

Mereka bertiga beranjak. "Bareng lah," ucap Rena

"Iya yuk bareng" jawab Sarah kepada teman sebangkunya itu.

Kemudian mereka berjalan keluar kelas berlima, Qiya, Sarah, Rissa, Rena dan Imel. Biasanya Rena dan Imel hanya menikmati istirahat berdua, sekarang mereka mau gabung bersama Qiya dan dua temannya, biar tambah rame dan akrab.

Pas di pintu kelas, Irham berlari menghampiri Qiya.

"Qiyaaa.."

Qiya menoleh, keempat temannya juga ikut berhenti berjalan dan menoleh menatap Irham.

"Apa??" Tanya Qiya.

"Kamar mandi dimana?"

Qiya menunjuk jalan menuju kantin, "tuh deket kantin, kamar mandi cowok,"

"Oke."

Lalu Qiya dan teman-temannya melanjutkan langkah mereka menuju kantin. Mereka duduk di tempat biasa, setelah memesan makanan.

"Qiya, kenal si Irham?" Tanya Sarah.

Qiya mengangguk "iya, sekelas pas SMP"

"Kok pindah sih? Tanggung banget, padahal bentar lagi ulangan semester 1" kata Rena.

"Iyaya.. padahal nanti aja kenaikan kelas 11 pindahnya," timpal Rissa.

Setelah itu makanan mereka datang, dan mereka mulai makan dengan tenang. Qiya duluan selesai makan, lalu meraih ponsel di saku roknya.

"Qiy, kak Bara tuh," kata Rissa.

"Aahh bodo ah" jawab Qiya tidak peduli, ia tetap pokus dengan ponselnya.

"Nyamperin lo Qiy" ucap Imel memberi tahu.

Semua teman sekelas Qiya tahu, bahwa kak Bara suka sama Qiya. Bagaimana tidak, setiap lewat kelas Qiya, Bara selalu berteriak memanggil nama Qiya, tidak peduli Qiya ada di dalam kelas atau tidak.

Mendengar ucapan Imel, Sontak Qiya beranjak untuk pergi ke kelas duluan meninggalkan teman-temannya yang masih makan di kantin. "Mau kemana?" Tanya Rena.

"Gue ke kelas duluan" ucap Qiya.

"Bareengg!! Gue selesai kok ini" kata Rena buru-buru beranjak menyusul Qiya.

Terdengar suara teriakan teman-teman Bara yang meledeknya karena gagal menghampiri Qiya. Tak habis akal, Bara berteriak di tengah kantin yang ramai memanggil Qiya.

"Qiyaaa!!! Pulang sekolah gue tunggu di warung depan!"

Qiya tidak peduli, ia tetap berjalan meninggalkan kantin. Sebenarnya ia malu dengan tingkah Bara. Kakak kelasnya itu sungguh bersikeras mendekatinya.

"Qiy, itu kak Bara mangg--"

"Biarin aja, bosen gue Ren denger dia  ngajak balik bareng terus"

"Ahh padahal lumayan Qiy, gratisan loh"

"Iya sih, tapi ogah gue Ren," Rena hanya tertawa mendengar jawaban Qiya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status