Share

BARA VS IRHAM

Author: Almah Kartika
last update Huling Na-update: 2021-06-01 07:39:09

Bara merebahkan tubuhnya di kasur Yasir, merasa ngantuk dan ingin tidur sebentar. Temannya yang lain juga sibuk sendiri walaupun tetap ngobrol dengan topik random.

"Cil adek lo jutek banget, aing cape mikirin cara deketinnya. Di chat juga tara dibales Cil" curhat Bara kepada Yasir.

"Atudaaa ngegas teuing deketinnya maneh mah Bar. Santai napa santai," timpal Riza.

Bara bangun kemudian duduk di tengah kasur Yasir. "Emang gitu?"

"Udah laahh Bar, berenti aja deketin adek gue. Lo bukan tipenya," ucap Yasir.

Bara mendengus, "dukung atuh Cil, dukuunggg !! Soal tipe mah gue terobos aja."

"Eehh Bar, tuh si Qiya baru balik, sama cowok lohhhh" kata Heri sambil memanas-manasi Bara.

Sontak Bara berdiri menghampiri Heri di dekat kaca jendela kamar Yasir. "Ya allaahh... saingan gue dateng tuh kayaknya. Ahh cakepan gue yakan Her?"

Heri tersenyum jail "cakepan dia lah. Lo gada apa apanya di banding yang itu" ucap Heri sambil menunjuk cowok yang nganterin Qiya pulang.

"Siapa sih?" Tanya Yasir yang berjalan mendekat ke arah jendela.

Yasir mengerutkan dahinya, "kok si Irham pake seragam sekolah kita ya??" Tanya Yasir kepada Heri dan Bara.

Heri menggelengkan kepalanya, "kaga tau Cil, gue kaga kenal."

"Anak baru tuh kayaknya, kata si Rendi tadi cerita gue nguping di warung," ujar Bara.

"Oohhh pindah sekolah, mantap balikan lah Qiy sama si Irham" ucap Yasir seenaknya di hadapan Bara.

Bara memukul keras bahu Yasir, membuat Yasir mengaduh kesakitan dan mengusap-usap bahu yang di pukul Bara. "Enak banget yaa maneh Cil.. bilang begitu depan aing," protes Bara.

"Hahahahahhahahah" terdengar gelak tawa dari teman-temannya.

.......

Qiya berangkat sekolah seperti biasa bersama Yasir, ia melangkah santai menuju kelasnya. Waktu menunjukan pukul 7 lewat 10 menit, dan sekolah tentu saja masih sepi.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu kanannya, Qiya menoleh untuk melihat orang itu. Ternyata Irham, "apaa?!" Tanya Qiya jutek.

"Jangan jutek-jutek atuh Qiy," jawab Irham. "Eehh ini kok masih sepi? Libur merennya??"

Qiya menggeleng, "ngga libur, disini emang masih sepi kalo baru jam 7. Nanti jam 8 baru rame," jelas Qiya.

"Lah? Terus gue ngapain dateng pagi begini??" Tanya Irham kepada dirinya sendiri.

Qiya melangkah lebih cepat meninggalkan Irham yang jalannya lama.

Sampai di kelas, Qiya langsung mendudukan dirinya di bangku lalu meraih ponsel di dalam tasnya, ia berniat menonton kpop sambil menunggu bel masuk.

Irham bukannya duduk di bangkunya sendiri malah mengikuti Qiya dan duduk di bangku Rissa. "Ngapain disini?!!" Tanya Qiya galak, ia merasa terganggu dengan Irham yang duduk disampingnya.

"Sok weh nonton mah, duduk doang moal ganggu," kata Irham yang paham dengan Qiya, ia tau kalo Qiya sedang fangirlan gak suka diganggu.

"Aahh sana sana pindaaahh!!" Suruh Qiya, ia mendorong bahu kiri Irham agar pergi dan duduk di bangkunya sendiri.

"QIYAAA!!!" Teriak seseorang dari luar kelas. Irham menoleh menatap kaca jendela kelasnya.

"Siapa tu?" Tanya nya kepo, di luar kelas ada Bara yang mengintip ke dalam kelas Qiya lewat jendela. Qiya mendelik ketika melihat Bara di sana. Pagi-pagi mood nya sudah hancur karena Irham dan Bara. Mau pulang aja rasanya, pikir Qiya.

Irham terus memperhatikan Bara yang kini melangkah masuk ke dalam kelas, lalu ia berdiri di samping Qiya dan menaruh satu kotak susu vanila di meja untuk Qiya.

"Qiya, pulang bareng ya nanti. Udah izin kok sama si Yasir," ajaknya.

Qiya diam tidak menghiraukan ajakan Bara.

"Qiya pulang sama gue," ucap Irham tiba-tiba.

Qiya beranjak, berniat pergi ke kantin, ia meraih susu kotak vanila yang di berikan Bara. Sepertinya di kantin akan lebih nyaman walaupun tidak sehening di kelas, sebelum melangkah Qiya berkata, "gue pulang sama kak Yasir! Kalian berdua aja yang pulang bareng! Searah tuh kayaknya,"

Dengan kompak Bara dan Irham menjawab "ogaaahhh!!!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status