Share

Bab 5. Datanglah!

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2024-11-25 10:34:37

“Lingerie?” Clara mengernyitkan dahi. Pakaian tembus pandang berwarna merah itu tampak indah, namun, entah mengapa Clara merasa aneh kala melihatnya.

“Ya, aku suka melihatmu memakai Lingerie,” ujar Sebastian.

Ucapan Sebastian mengingatkan Clara pada kejadian malam-malam sebelumnya. Di mana Sebastian terlihat bernafsu ketika melihat dirinya mengenakan baju tembus pandang ini.

Clara memperhatikan sekitar dan melihat Andrew si kepala pelayan yang berdiri di sudut ruangan. Beberapa pelayan wanita juga tampak berlalu lalang, entah mengapa mendengar Sebastian bicara begitu, Clara jadi malu sendiri.

“Kamu tenang saja, semua orang yang bekerja di sini telah disumpah untuk tidak membocorkan apa pun yang terjadi di rumah ini.”

Seolah tahu isi kepala Clara, Sebastian segera menjelaskan, dan itu membuat kegelisahan di hati Clara menghilang.

“Karena kamu sudah melayani aku semalaman, hari ini aku membebaskan kamu dari pekerjaan,” ucap Sebastian.

Mendengar hal itu, senyum Clara seketika melebar sempurna. “Terima kasih banyak, Tuan. Kebetulan saya harus pergi ke rumah sakit untuk mengurus masalah biaya.”

“Itu terserah kamu, Clara. Asalkan saat aku memanggilmu, kamu harus segera datang,” kata Sebastian. Dia berbicara tanpa memandang Clara, raut wajahnya terlihat agak kesal.

Clara tidak memusingkan hal itu, dan hanya mengiyakan ucapan Sebastian. Yang terpenting dirinya telah mendapatkan uangnya. Selesai sarapan, Clara segera berpamitan untuk pergi ke rumah sakit.

“Satu hal lagi, Clara!”

Clara yang hendak bangkit dari duduknya seketika mengurungkan niatnya saat mendengar ucapan Sebastian. Dia menatap atasannya itu dengan kening mengkerut.

“Ya, Tuan Bastian,” ucap Clara.

“Jangan sekali-kali kamu menggunakan perasaan saat bermain denganku, ingat, hubungan ini terjalin atas dasar simbiosis mutualisme, apa kau mengerti?”

“Tentu saja saya mengerti, kalau begitu saya permisi.” Setelah mengatakan hal itu, Clara segera beranjak dari tempat duduknya. Kemudian membawa langkahnya menjauhi Sebastian.

Sebastian menatap punggug wanita yang menjadi asisten pribadinya. Ada yang berbeda dengan cara berjalannya, tidak seperti biasa. Sebastian berpikir, itu terjadi karena dirinya. Meski begitu, Sebastian merasa sangat senang karena dirinya menjadi yang pertama menikmati manisnya milik Clara. Dan pada akhirnya William hanya mendapatkan sisa.

Clara mengendarai taksi dan segera menuju ke rumah sakit. Satu hari penuh, Clara tidak bertemu William. Siang hari dirinya harus bekerja, lalu setelah itu mencari pinjaman. Dan berakhir di rumah Sebastian. Malamnya, dia menghabiskan waktu bersama Sebastian karena kesepakatan yang telah diambil.

Clara teringat pergulatan panas bersama Sebastian, kemudian menatap wajah William yang terlihat pucat. Rasa bersalah menelusup dada. Dengan sadar Clara telah menghianati ikatan suci pernikahannya bersama William dan menjual tubuhnya pada pria lain.

“William, tolong maafkan aku,” ucap Clara sembari menggenggam tangan William yang terkulai lemas. Sesekali dia mengecupnya. Bagaimanapun, dirinya dan William adalah suami istri, dan telah berjanji setia dalam keadaan sehat maupun sakit.

Clara menyeka sudut matanya, keadaan ini membuatnya sangat sedih. Satu tahun sudah, William tebaring lemah dengan alat medis yang terpasang di tubuhnya. Selama itu pula tidak ada tanda-tanda suaminya ini akan bangun. Dan itu membuat Clara terkurung rasa rindu.

“William, aku merindukanmu. Maafkan aku telah mengkhianatimu. Aku melakukan semua ini demi kamu, jadi cepatlah bangun!” Clara tidak berhenti menyalahkan diri sendiri.

Pintu ruangan terbuka, dan mengalihkan atensi Clara dari William.

Sepasang suami istri memasuki ruangan dan terkejut melihat keberadaan Clara. Julia segera menghampiri Clara.

“Kenapa kamu di sini? Mana uangnya?!” Baru datang, Julia sudah memaki Clara.

Clara menghembuskan napas kasar, kemudian menjawab. “Tenang saja, Ma. Aku sudah mendapatkannya.”

Julia tertawa sinis. “Bagus! Segera kirimkan ke rekeningku, biar aku yang urus.”

Mendengar itu, Clara merasa aneh. Meski begitu, dia tidak membantah. Selama ini dia selalu mempercayai kedua mertuanya, sehingga Clara menuruti keinginan Julia.

Clara segera membuka aplikasi banking miliknya kemudian mentransfer uang yang dikirimkan Sebastian pada rekening Julia.

“Sudah, Ma.”

“Bagus, kamu memang bisa diandalkan.”

Clara tersenyum kecut. Ben dan Julia adalah ayah dari suaminya. Clara sudah menganggap mereka seperti orang tuanya sendiri. Jadi Clara akan melakukan apa pun yang membuat mereka senang. Pun selama ini Ben dan Julia sudah berusaha keras membiayai rumah sakit suaminya.

Sementara Julia melakukan pelunasan, Clara berkata pada Ben akan menjaga Sebastian seharian penuh karena Sebastian memberikan cuti.

Tanpa terasa hari sudah gelap. Ben dan Julia berpamitan pulang, dan meninggalkan William bersama dengan Clara.

Malam ini, Clara akan tidur di ruangan William, meski tidak melakukan kegiatan layaknya suami istri, berada di dekat William saja, tidak masalah bagi Clara. Baru saja Clara memejamkan mata, ponselnya di atas meja berdering. Tertera nama Sebastian, dan Clara segera menjawab.

“Halo, Tuan,” ucap Clara.

“Clara, datanglah!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 280. Ending.

    Ketika Clara membuka mata, dia menemukan dirinya dalam ruangan serba putih. Aroma desinfektan sangat menyengat. Dan Clara bisa menebaknya, bahwa ini adalah rumah sakit. Clara memejamkan mata sejenak, berharap ini adalah mimpi, namun, ketika dia membuka mata kembali, dia menemukan ruangan yang sama. Dan artinya ini adalah kenyataan. Ingatan tentang kejadian sebelumnya terekam jelas di benaknya, di mana dirinya mendapat telepon bahwa suaminya mengalami kecelakaan. Dan saat dia memutuskan untuk memastikan sendiri ke tempat kejadian, dia mendapati sebuah kenyataan pahit. Suaminya tidak selamat! Clara kembali terisak. Dia tidak bisa membayangkan bila hidup tanpa Sebastian. Pria itu bukan hanya sekedar sosok suami, melainkan belahan jiwa, penyelamat di kala dirinya terpuruk, dan Clara tidak akan melupakan segalanya yang pernah diberikan Sebastian kepada dirinya. “Bastian, kenapa kamu meninggalkan aku?” Suara tangis Clara semakin keras. Suara pintu terbuka, Rosalia muncul dengan raut w

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 279.

    Gagang telepon yang Clara pegang, terlepas dari genggamannya. Menimbulkan suara yang menarik perhatian Sania. Wanita paruh baya itu seketika menoleh ke arah sumber suara dan melihat Clara berdiri dengan tatapan kosong. “Sayang ada apa?” tanya Sania perlahan berjalan mendekat. “Tidak mungkin!” Clara menggeleng cepat. Dalam sekejap matanya dipenuhi kaca-kaca bening. “Ini tidak mungkin!” Detik selanjutnya Clara menumpahkan air matanya. Sania seketika panik. Dia mendekati menantunya. “Sayang, apa yang terjadi?” Sania mengulangi pertanyaan yang sama. Mendadak Sania jadi ketakutan. Terlebih ketika melihat Clara menjatuhkan bobot tubuhnya ke lantai sembari menangis. Mendadak Kaisar menjadi sangat rewel. Suasana di dalam mansion menjadi genting. Edward yang mendengar suara bising segera menghampiri tuannya dan menanyakan apa yang tengah berlaku. Namun, sepertinya Clara masih enggan mengungkapkannya. Wanita itu malah tenggelam dalam tangisnya. “Clara, tolong jawab kami,” ucap S

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 278.

    Sebastian tiba di gedung tempat diadakannya acara ulang tahun putranya. Sebelumnya dia sudah memberitahu Ramon bahwa dirinya akan datang. “Saya bisa saja menjemput Anda, Tuan.” Ramon segera menyambut kedatangan Sebastian. Dia merasa tidak enak hati karena telah membiarkan pria itu datang sendiri. “Tidak masalah, aku sudah lama tidak mengendarai mobil sendiri,” ujar Sebastian. Keduanya lantas memasuki ballroom. Beberapa orang tampak berlalu lalang. Sibuk menyiapkan dekor dan keperluan lainnya. Sebastian mulai mengamati, sesekali mendengar Ramon yang menjelaskan detail pengerjaan proyek ini. “Secara keseluruhan, persiapan baru mencapai 60 persen, Tuan,” ucap Ramon. Sebastian mengangguk paham. Seperti yang dia lihat, pengerjaan dekorasi baru separuh berjalan. Sementara acara jatuh pada esok hari. Sebastian tidak terlalu khawatir. Sebab semua dilakukan oleh orang-orang yang profesional. Sementara di sebuah sudut ruangan. Seseorang tampak memperhatikan mereka secara diam-dia

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 277.

    Perjamuan di rumah tua berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Senyum serta canda tawa mewarnai acara makan siang hari itu. Tidak ada yang tidak tersenyum, semua orang tampak bersenang-senang. Para pria tampak sibuk membicarakan masalah pekerjaan dan bisnis. Sementara para wanita tak jauh-jauh dari soal dapur. Sania terlihat antusias mendengarkan penjelasan Rosalia tentang suatu resep masakan. Dan rupanya, kemampuannya memasak selama ini jauh di bawah wanita itu. Lucia yang turut mendengarkan pun hanya bisa menghela napas panjang. Pasalnya, selama ini dirinya tidak pernah memasak. Dia selalu mengandalkan pelayan. “Sepertinya di sini hanya aku yang tidak pandai memasak,” rutuknya dengan wajah suram. Hal itu membuat semua orang menatap ke arahnya. Clara yang duduk di dekat Lucia, meraih jemari wanita itu. “Bibi pikirkan kesehatan saja, jangan pikirkan yang lain,” tegur Clara. Lucia memandang Clara, dia menemukan ketenangan setelah mendengar ucapan wanita itu. Ternyata benar, ke

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 276.

    Setelah pertemuan dua keluarga itu, hubungan mereka semakin erat terjalin. Jika kemarin keluarga Abraham datang mengunjungi keluarga Rein. Kini giliran keluarga Rein yang datang mengunjungi keluarga Abraham. Hari itu bertepatan dengan kepulangan Luois dan Lucia dari luar negeri serta Dareen yang juga turut kembali. Perjamuan dilakukan di rumah tua, tempat Maxime Abraham tinggal. Sejak pagi, para pelayan sibuk berlalu-lalang menyiapkan ruangan serta hidangan. Sania yang biasanya berada di mansion Sebastian, kini sejak pagi sudah sampai di rumah tua guna mengurus masalah persiapan. Dia menentukan menu makanan, serta memastikan semua rencana terealisasi dengan benar. Lucia memang belum sembuh benar, namun wanita itu turut membantu meski hanya pekerjaan kecil seperti membuat garnis atau memilih anggur di gudang. “Kamu jangan terlalu bekerja keras. Kamu harus banyak beristirahat,” tegur Sania kepada Lucia yang kini sibuk memilih anggur. “Ini tidak berat, lagi pula dokter tidak memper

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 275.

    Clara segera menghentikan aktivitasnya saat mendengar suara tangis putranya. Dia segera mencuci tangan kemudian mengusapnya dengan kain. Rosalia yang mendengar itu pun tampak terkejut. Dia segera memandang putrinya. “Itu suara Kaisar,” katanya dengan raut wajah kaget. “Ya, Bu. Aku akan memeriksanya dulu.” Clara segera beranjak meninggalkan dapur belakang. “Ya, Baiklah.” Clara muncul ketika Sania membaringkan Kaisar di atas sofa. Aroma tak sedap membuat wanita itu secara spontan memeriksa bagian bokong Kaisar. Seketika itu dia menepuk keningnya. “Astaga, dia buang air besar,” ujar Sania yang seketika membuat semua orang tertawa. Clara segera menghampiri putranya, mengambil perlengkapan bayi yang dia letakkan di sofa. “Itu artinya dia suka berada di sini,” ujar Maxime sembari menumpuk kedua tangan di atas ujung tongkat. “Benar, kata pepatah memang seperti itu,” timpal Leonard. “Bagaimanapun ini adalah rumah kakeknya juga, sudah pasti dia akan betah.” Kaisar sudah dibersihkan d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status