Share

Bab 4. Kontrak

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2024-11-25 10:33:23

Clara sedikit kesal saat Sebastian mengatakan ronde selanjutnya. Nyatanya, pria itu memberinya makan hanya untuk digempur habis-habisan. Sepertinya Sebastian memang tidak mau rugi, sehingga dengan pandai memanfaatkan kesempatan ini.

“Tuan, izinkan saya memejamkan mata sebentar,” pinta Clara. Dia merasa sangat lelah setelah melayani hasrat Sebastian untuk yang kesekian kalinya.

“Baiklah, kamu aku izinkan beristirahat. Setelah itu kita lanjut,” balas Sebastian.

Clara tidak peduli dengan ucapan Sebastian dan hanya mengiyakan. Yang terpenting dirinya bisa tidur guna memulihkan tenaganya yang terkuras habis demi melayani Sebastian.

Pukul 03.00 dini hari, Clara terbangun karena sebuah sentuhan. Dia membuka mata, dan terkejut melihat Sebastian berada di atas tubuhnya.

Wajahnya begitu dekat, seolah-olah ingin memangsa dirinya hidup-hidup. Clara kembali menegang.

"Tuan...Anda...!" Clara seolah kehilangan kemampuan bicaranya. Namun, Sebastian justru meresponnya dengan sebuah senyum seringai.

"Aku menginginkannya lagi!" bisiknya, kemudian kembali mencumbu Clara.

Keesokan paginya, Clara bangun dalam kondisi tubuh yang terasa remuk. Tulang-tulangnya serasa terlepas dari persendiannya. Semalam, setelah makan, Sebastian kembali meminta dilayani. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali.

Teringat pergulatan panasnya bersama Sebastian, membuat wajah Clara bersemu merah. Tidak dipungkiri, Sebastian memang pandai membuatnya seakan terbang ke awan. Clara memang tidak tahu pasti berapa ukuran milik Seabastian. Akan tetapi, saat memasukinya, Clara merasa miliknya terasa penuh sesak.

Selesai membersihkan diri, Clara segera mengenakan kembali pakaiannya, dengan gerakan yang santai.

Pintu diketuk, Clara segera mempercepat gerakannya. setelah berpakaian lengkap, dia berjalan mendekati pintu lalu membukanya.

“Selamat pagi, Nona. Tuan Bastian sudah menunggu Anda di bawah,” ucap pelayan.

“Aku akan turun sekarang,” kata Clara.

Clara menuruni anak tangga menuju lantai bawah dan menghampiri Sebastian yang sudah berpakaian rapi dan duduk di ruang makan. Clara berhenti tepat di dekat Sebastian.

“Duduklah!” titah Sebastian.

“Baik, Tuan.” Clara segera mendaratkan pantatnya pada salah satu kursi yang ada di dekat Sebastian. Seorang pelayan mendekat, hendak melayani Clara, namun dengan ramah dia menolak. “Biar aku saja.”

Pelayan itu mengangguk lantas menyingkir dari ruang makan.

“Aku akan mentrasfter uang yang kamu minta, tapi sebelum itu tanda tangani dulu surat ini.” Sebastian menyerahkan berkas yang sudah dia siapkan sejak pagi tadi.

“Apa ini, Tuan?” tanya Clara.

“Baca saja!”

Clara membuka berkas tersebut, dan membaca tulisan dengan judul Surat Perjanjian Kontrak. Clara menatap Sebastian sekilas kemudian kembali fokus pada berkas. Tertera jelas di sana, Sebastian sebagai pihak 1 dan Clara sebagai pihak 2.

Ada beberapa poin yang menarik perhatian Clara. Poin pertama, Clara bersedia melahirkan anak untuk pihak 2 dengan bayaran 5 miliar yang akan dibayar di muka. Poin kedua, hubungan akan berakhir jika hanya pihak 1 yang menginginkan.

Poin 3, Pihak 2 harus datang saat pihak 1 memanggilnya. Dan yang terakhir poin 4, jika Pihak 2 melanggar kesepakatan, akan dikenakan denda sebesar 10 miliar.

Melihat nominal yang tertera, Clara membulatkan mata.

“10 miliar?” Tanpa sadar suara Clara meninggi.

Clara nyaris tidak mempercayai penglihatannya sehingga dia membaca kembali surat perjanjian tersebut. Namun, semuanya tidak berubah.

“Kenapa? Keberatan?” tanya Sebastian. Suaranya terdengar dingin.

Clara terdiam, tangannya gemetar memegang berkas. Ini sama seperti dirinya dijebak. Ingin mundur, tetapi sudah setengah jalan. Lagi pula dirinya sangat membutuhkan uang itu dan hari ini adalah batas waktu pelunasannya.

“Tidak, Tuan.” Setelah lama bungkam, akhirnya Clara menjawab. Sebastian adalah orang yang tidak bisa dibantah, itu sebabnya Clara tidak ingin berdebat.

Mendengar hal itu, Sebastian tersenyum menyeringai. “Bagus! Kalau begitu segera tanda tangani!” titah Sebastian.

“Baik, Tuan,” ucap Clara. Selanjutnya dia menundukkan kepala, tidak akan membiarkan Sebastian melihat ujung matanya yang kemerahan. Dia segera membubuhkan tanda tangan, dan menyerahkan kembali surat kontrak kepada Sebastian.

Tak lama setelah Sebastian menerima berkas tersebut, dia segera melakukan panggilan pada orang kepercayaannya. Memberi perintah untuk mentrasfer uang ke nomer rekening Clara. Detik selanjutnya, panggilan ditutup, Sebastian kembali menatap Clara.

“Aku sudah mentrasfer uang ke rekeningmu. Ingat! Jangan sampai melanggar kesepakatan atau kamu akan rasakan sendiri konsekuensinya!” Sebastian mengingatkan.

Tidak ada kata lain kecuali harus mengiyakan. Pun Clara tidak bisa lagi lari dari kesepakatan ini, atau pengorbanannya semalam sia-sia.

“Oh, ya ini ada sesuatu untuk kamu.” Sebastian meraih tote bag lalu diberikan kepada Clara.

Clara menerima benda tersebut. Penasaran dengan isinya, Clara segera membukanya. Manik indahnya seketika membulat sempurna.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yu.Az.
Dapet Daleman dong. wkwkwkw
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
waduh dapat cinderamata penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 280. Ending.

    Ketika Clara membuka mata, dia menemukan dirinya dalam ruangan serba putih. Aroma desinfektan sangat menyengat. Dan Clara bisa menebaknya, bahwa ini adalah rumah sakit. Clara memejamkan mata sejenak, berharap ini adalah mimpi, namun, ketika dia membuka mata kembali, dia menemukan ruangan yang sama. Dan artinya ini adalah kenyataan. Ingatan tentang kejadian sebelumnya terekam jelas di benaknya, di mana dirinya mendapat telepon bahwa suaminya mengalami kecelakaan. Dan saat dia memutuskan untuk memastikan sendiri ke tempat kejadian, dia mendapati sebuah kenyataan pahit. Suaminya tidak selamat! Clara kembali terisak. Dia tidak bisa membayangkan bila hidup tanpa Sebastian. Pria itu bukan hanya sekedar sosok suami, melainkan belahan jiwa, penyelamat di kala dirinya terpuruk, dan Clara tidak akan melupakan segalanya yang pernah diberikan Sebastian kepada dirinya. “Bastian, kenapa kamu meninggalkan aku?” Suara tangis Clara semakin keras. Suara pintu terbuka, Rosalia muncul dengan raut w

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 279.

    Gagang telepon yang Clara pegang, terlepas dari genggamannya. Menimbulkan suara yang menarik perhatian Sania. Wanita paruh baya itu seketika menoleh ke arah sumber suara dan melihat Clara berdiri dengan tatapan kosong. “Sayang ada apa?” tanya Sania perlahan berjalan mendekat. “Tidak mungkin!” Clara menggeleng cepat. Dalam sekejap matanya dipenuhi kaca-kaca bening. “Ini tidak mungkin!” Detik selanjutnya Clara menumpahkan air matanya. Sania seketika panik. Dia mendekati menantunya. “Sayang, apa yang terjadi?” Sania mengulangi pertanyaan yang sama. Mendadak Sania jadi ketakutan. Terlebih ketika melihat Clara menjatuhkan bobot tubuhnya ke lantai sembari menangis. Mendadak Kaisar menjadi sangat rewel. Suasana di dalam mansion menjadi genting. Edward yang mendengar suara bising segera menghampiri tuannya dan menanyakan apa yang tengah berlaku. Namun, sepertinya Clara masih enggan mengungkapkannya. Wanita itu malah tenggelam dalam tangisnya. “Clara, tolong jawab kami,” ucap S

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 278.

    Sebastian tiba di gedung tempat diadakannya acara ulang tahun putranya. Sebelumnya dia sudah memberitahu Ramon bahwa dirinya akan datang. “Saya bisa saja menjemput Anda, Tuan.” Ramon segera menyambut kedatangan Sebastian. Dia merasa tidak enak hati karena telah membiarkan pria itu datang sendiri. “Tidak masalah, aku sudah lama tidak mengendarai mobil sendiri,” ujar Sebastian. Keduanya lantas memasuki ballroom. Beberapa orang tampak berlalu lalang. Sibuk menyiapkan dekor dan keperluan lainnya. Sebastian mulai mengamati, sesekali mendengar Ramon yang menjelaskan detail pengerjaan proyek ini. “Secara keseluruhan, persiapan baru mencapai 60 persen, Tuan,” ucap Ramon. Sebastian mengangguk paham. Seperti yang dia lihat, pengerjaan dekorasi baru separuh berjalan. Sementara acara jatuh pada esok hari. Sebastian tidak terlalu khawatir. Sebab semua dilakukan oleh orang-orang yang profesional. Sementara di sebuah sudut ruangan. Seseorang tampak memperhatikan mereka secara diam-dia

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 277.

    Perjamuan di rumah tua berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Senyum serta canda tawa mewarnai acara makan siang hari itu. Tidak ada yang tidak tersenyum, semua orang tampak bersenang-senang. Para pria tampak sibuk membicarakan masalah pekerjaan dan bisnis. Sementara para wanita tak jauh-jauh dari soal dapur. Sania terlihat antusias mendengarkan penjelasan Rosalia tentang suatu resep masakan. Dan rupanya, kemampuannya memasak selama ini jauh di bawah wanita itu. Lucia yang turut mendengarkan pun hanya bisa menghela napas panjang. Pasalnya, selama ini dirinya tidak pernah memasak. Dia selalu mengandalkan pelayan. “Sepertinya di sini hanya aku yang tidak pandai memasak,” rutuknya dengan wajah suram. Hal itu membuat semua orang menatap ke arahnya. Clara yang duduk di dekat Lucia, meraih jemari wanita itu. “Bibi pikirkan kesehatan saja, jangan pikirkan yang lain,” tegur Clara. Lucia memandang Clara, dia menemukan ketenangan setelah mendengar ucapan wanita itu. Ternyata benar, ke

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 276.

    Setelah pertemuan dua keluarga itu, hubungan mereka semakin erat terjalin. Jika kemarin keluarga Abraham datang mengunjungi keluarga Rein. Kini giliran keluarga Rein yang datang mengunjungi keluarga Abraham. Hari itu bertepatan dengan kepulangan Luois dan Lucia dari luar negeri serta Dareen yang juga turut kembali. Perjamuan dilakukan di rumah tua, tempat Maxime Abraham tinggal. Sejak pagi, para pelayan sibuk berlalu-lalang menyiapkan ruangan serta hidangan. Sania yang biasanya berada di mansion Sebastian, kini sejak pagi sudah sampai di rumah tua guna mengurus masalah persiapan. Dia menentukan menu makanan, serta memastikan semua rencana terealisasi dengan benar. Lucia memang belum sembuh benar, namun wanita itu turut membantu meski hanya pekerjaan kecil seperti membuat garnis atau memilih anggur di gudang. “Kamu jangan terlalu bekerja keras. Kamu harus banyak beristirahat,” tegur Sania kepada Lucia yang kini sibuk memilih anggur. “Ini tidak berat, lagi pula dokter tidak memper

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 275.

    Clara segera menghentikan aktivitasnya saat mendengar suara tangis putranya. Dia segera mencuci tangan kemudian mengusapnya dengan kain. Rosalia yang mendengar itu pun tampak terkejut. Dia segera memandang putrinya. “Itu suara Kaisar,” katanya dengan raut wajah kaget. “Ya, Bu. Aku akan memeriksanya dulu.” Clara segera beranjak meninggalkan dapur belakang. “Ya, Baiklah.” Clara muncul ketika Sania membaringkan Kaisar di atas sofa. Aroma tak sedap membuat wanita itu secara spontan memeriksa bagian bokong Kaisar. Seketika itu dia menepuk keningnya. “Astaga, dia buang air besar,” ujar Sania yang seketika membuat semua orang tertawa. Clara segera menghampiri putranya, mengambil perlengkapan bayi yang dia letakkan di sofa. “Itu artinya dia suka berada di sini,” ujar Maxime sembari menumpuk kedua tangan di atas ujung tongkat. “Benar, kata pepatah memang seperti itu,” timpal Leonard. “Bagaimanapun ini adalah rumah kakeknya juga, sudah pasti dia akan betah.” Kaisar sudah dibersihkan d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status