Share

Mata Ungu

Tanah bergetar. Gempa kecil terjadi. Di hadapan kami, ada sebuah batu raksasa yang besarnya hampir menyerupai sebuah bukti. Batu itu ternyata bukan batu, tetapi naga yang tertidur dengan menelungkupkan sayap-sayap besarnya. Dan kini naga itu bangun dan berjalan ke arah kami.

"Kau takut, nona?" Tanya Erwin.

Aku terdiam selama beberapa saat. Terbelalak melihat naga itu.

"Itu naga yang paling besar yang pernah aku lihat." Kataku pada Erwin setelah pulih dari ras kaget.

"Tunggu, kau pernah melihat naga sebelumnya?"

"Rasanya pernah. Mungkin dari buku-buku cerita."

"Baguslah."

Naga Frenya itu berwarna hitam legam sempurna. Tampak sangat menakutkan seperti monster dari neraka. Gigi taringnya berukuran setinggi badanku. Lehernya panjang sekali. Tampak seperti kadal dengan sayap.

Ketika naga itu sudah dekat dengan kami, Erwin berjalan ke arahnya. Ia membelai kepala naga itu. Dan naga itu jinak seperti anak kucing.

Si terdakwa hukuman mati di bawa ke hadapan naga itu. Semua orang mundur jauh ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status