Andre duduk di samping Wanda dan mengantar Wanda pulang.Mata Wanda tidak sejernih dan secerah biasanya, melainkan tertutup oleh lapisan tipis kabut.Tiba-tiba, Wanda teringat sesuatu. Kemudian, Wanda mengeluarkan ponselnya dan menelepon."Halo."Suara Leonard yang dingin dan tenang seperti air terdengar di telinga Wanda, bagaikan mata air jernih yang membasuh saraf-saraf Wanda yang terbakar oleh alkohol."Guru, aku sudah berhasil menguasai Jinata Teknova."Suara Wanda terdengar riang. Saat ini, Wanda seperti anak kecil yang sedang memamerkan prestasinya kepada Leonard.Mendengar Wanda menyebut kata "Guru", bulu mata Andre bergetar sedikit.Ternyata, Wanda sedang menelepon Leonard.Andre pun menoleh dan menatap Wanda.Di telepon, suara Leonard terdengar sedingin aliran sungai di pegunungan, "Aku tahu semua yang dilakukan Harvey di Jinata Teknova hari ini."Wanda tersenyum tipis. "Dia membantuku menyingkirkan Nadya, itu bisa dianggap sebagai jasanya. Tapi, aku tetap nggak akan memaafkan
Wanda justru merasa agak bingung. Apa Harvey sengaja mengajukan pertanyaan sebodoh itu?"Kamu adalah Presdir Perusahaan Ferdian. Kamu punya banyak cara untuk membebaskan dirimu dari tuduhan. Antara menyingkirkanmu atau menyingkirkan Nadya, mana yang lebih mudah, aku masih bisa membedakannya."Ketika Harvey melimpahkan semua tanggung jawab kepada Nadya, Wanda juga punya pemikiran sendiri.Jika saat itu dia muncul dan mengatakan bahwa Harvey dan Nadya adalah dalang utama, hal itu sama saja dengan memaksa keduanya untuk berada di pihak yang sama.Lantaran Harvey ingin menghancurkan reputasi Nadya, Wanda akan memanfaatkan tangan Harvey untuk terlebih dahulu menyingkirkan Nadya.Dipikir-pikir, jika ke depannya bisa membuat Nadya berhenti mencari masalah, hal itu juga bukanlah sesuatu yang buruk."Harvey, coba saja kalau berani pakai cara kotor lagi pada Andre."Harvey mengeluarkan tawa dingin yang penuh keputusasaan.Lengan baju Harvey sudah berlumuran darah. Wanda bukan hanya tidak peduli
Masih ada beberapa orang yang berbisik-bisik dengan kenalan mereka."Seluruh Kota Jinggara tahu kalau Nadya menyukai Pak Harvey. Menurutku, Nadya cuma ingin mengambil risiko di tempat umum seperti ini.""Nadya mengira demi menjaga kehormatan, Pak Harvey nggak akan membeberkannya. Jadi, Nadya berpikir semuanya akan berjalan sesuai keinginannya. Siapa sangka, Pak Harvey adalah orang yang lebih memilih hancur daripada menyerah."Seseorang menggelengkan kepala dengan rasa jijik dan berkata, "Nadya benar-benar bodoh. Apa dia nggak berpikir, kalau Pak Harvey tertarik padanya, apa kakaknya yang akan menjadi istri Pak Harvey?"Wanda memerintahkan beberapa karyawan Perusahaan Jinata, "Bawa Nadya ke lantai bawah. Ambulans seharusnya sudah tiba."Para karyawan masuk dan mengangkat Nadya yang tidak sadarkan diri.Celana dan baju Nadya hanya diletakkan begitu saja di atas tubuhnya. Nadya memiringkan kepalanya, seolah-olah sedang terlelap dalam mimpi indah.Para tamu yang melihat ke bawah menunjukka
Alis Andre yang tajam seperti pisau terangkat. Jelas sekali, Harvey sedang berpura-pura lemah di depan Wanda.Sebelumnya, saat Harvey masih berada dalam pengaruh obat tradisional, dia masih bersikap sombong dan arogan saat berhadapan dengan Andre, seakan ingin memakan Andre hidup-hidup.Namun, sekarang di hadapan Wanda, Harvey menjadi tampak menyedihkan.Andre tertawa kecil dan mengejek Harvey, "Pak Harvey, coba jelaskan kepada semua orang, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Nadya bisa sampai pingsan? Apa kamu yang melepas pakaiannya?"Harvey dan Nadya bersama-bersama merancang rencana licik. Andre ingin, Harvey sendiri yang mengatakannya.Jika mereka yang terlebih dahulu membongkar perbuatan Harvey, justru hal tersebut akan membuat Harvey bisa segera menghadapi serangan mereka, juga memberi Harvey kesempatan untuk menyerang balik.Andre dan Wanda juga ingin melihat, bagaimana Harvey akan membereskan kekacauan yang dia ciptakan sendiri."Bukan begitu."Harvey buru-buru membantahnya, "
Wanda berjalan menuju ruang istirahat. Setelah mengetahui rencana Harvey, dia langsung memberi tahu Andre.Wanda memilih menggunakan rencana Harvey untuk memberi pelajaran pada Harvey, membiarkan Harvey dan Nadya masuk ke perangkap mereka sendiri.Awalnya, Wanda masih memikirkan cara terbaik untuk membeberkan rencana keduanya.Jika Wanda langsung membongkarnya di depan semua orang, besar kemungkinan dia akan balik dituduh Harvey sebagai dalang di balik semua ini.Namun, sekarang Andre sudah memberikan jalan pada Wanda, membuat Wanda bisa membongkar Harvey dan Nadya secara logis.Wanda menyuruh orang untuk mengambilkan kunci dan membuka pintu. Aroma harum yang kuat bercampur dengan bau darah menusuk hidung Wanda."Uhuk, uhuk."Wanda mengerutkan kening dan rasa mual menjalar di tenggorokannya.Beberapa kepala menyembul dari belakang punggung Wanda. Mereka membuka mata lebar-lebar dan melihat ke dalam dengan rasa ingin tahu.Wanda ingin masuk, tetapi Andre mengulurkan tangannya untuk meng
Wanda sedang berbincang dengan beberapa petinggi Perusahaan Setiadi. Dia melirik jam tangannya. Seharusnya sekarang Harvey dan Nadya sudah hampir kehilangan akal sehat mereka.Awalnya, Harvey berencana bekerja sama secara diam-diam dengan Nadya. Mereka ingin membeberkan skandal Andre di pesta minum-minum acara akuisisi ini.Namun, kesalahan utama Harvey adalah memilih mitra kerja sama yang bodoh.Ditambah lagi, Harvey meremehkan tingkat kendali Wanda atas seluruh Jinata Teknova.Harvey mengira dirinya sudah menyuap karyawan internal Jinata Teknova.Namun, Harvey tidak tahu. Saat Harvey pertama kali memerintahkan orangnya untuk menghubungi karyawan tersebut, karyawan tersebut memberi tahu Wanda jika Harvey ingin menyuap mereka.Wanda menyuruh mereka untuk mengikuti rencana tersebut, guna memberi pelajaran pada Harvey.Harvey menyuap orang-orang ini dan sangat berhati-hati. Para karyawan ini hanya tahu apa yang harus mereka lakukan, tetapi tidak tahu apa yang akan dilakukan orang lain.B