Begitu Candra melihat Harvey, dia seperti tikus yang melihat kucing.Dia memanggil pelan, "Kiara! Kiara! Cepat ke sini."Kiara sudah sampai di pintu. Dia menoleh, ingin memanggil Candra untuk ikut pergi bersamanya, tetapi dia melihat Harvey berdiri di depan Candra.Candra mengedipkan mata pada Kiara, memberi isyarat bahwa Harvey sedang mencarinya.Kiara mengerucutkan bibirnya, terpaksa berjalan kembali.Harvey seperti kulkas berjalan yang besar. Hawa dingin terpancar keluar dari tubuhnya. "Naik dan minta maaf pada Wanda!""Harvey, kenapa kamu ...." Wajah Kiara langsung berubah, matanya dipenuhi dengan kebingungan.Harvey dan Wanda sudah bercerai, jadi kenapa Harvey membantu Wanda?"Aku ini kakak sepupumu!"Kiara berteriak padanya."Ck!" Irfan masih duduk di kursi dengan tangan terlipat di dada. Dia mengangkat alisnya dengan tatapan meremehkan, lalu mengeluarkan suara berdecak pelan.Irfan menoleh, memberi isyarat dengan mata pada Andre. "Mantan suaminya mencoba menjadi pahlawan, apa ka
"Minta maaf pada Sasha!""Mama Fanny, kamu sudah berjanji, nggak boleh ingkar janji!"Anak-anak berbicara pada Kiara satu demi satu. Wajah tegang Kiara jelas sudah tidak bisa dipertahankan lagi.Di samping masih ada orang tua yang mengangkat ponsel untuk merekam."Apa yang dilakukan orang dari keluarga Ferdian ini? Bahkan anak-anak TKB 1 ikut menghadangnya.""Kamu sudah berjanji pada Sasha. Kalau Sasha mendapat penghargaan istimewa, kamu akan membiarkan Fanny makan camilan bersama kami. Apa kamu nggak akan menepati janji?"Ada anak kecil yang bertanya.Fanny menatap Kiara dengan tatapan penuh harap, matanya tampak memerah.Ini adalah kesempatan yang sudah susah payah diperjuangkan Wanda dan Sasha untuknya, tetapi ibunya tidak berencana menepati janji."Ayah."Fanny mencengkeram celana Candra, memanggilnya pelan, lalu mencoba memohon agar Candra bisa memberinya sedikit belas kasihan.Candra bertanya dengan bingung, "Camilan apa?"Kiara menunjukkan wajah muram, serta tampak sangat tidak
Wajah Kiara berubah menjadi muram. "Nggak! Surat permintaan maaf apanya? Nggak ada hal seperti itu!""Marisha! Kamu sudah keterlaluan!" Kiara menatap ke arah tempat duduk Wanda. Dia mengangkat kaki, hendak pergi mencari Wanda untuk meminta penjelasan.Ziko mengeluarkan ponselnya, membuka sebuah aplikasi, lalu menekan tombol di dalamnya.Pada saat itu, muncul antarmuka pemutar musik di layar kontrol. Alunan musik yang penuh semangat mulai terdengar, sementara anak-anak yang hadir tanpa sadar mengikuti irama musik.Seluruh aula tiba-tiba menjadi ramai. Dari pengeras suara terdengar suara AI."Mari kita persilakan Bu Kiara untuk naik ke atas panggung!"Wanda tertawa kecil. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap lembut rambut Ziko"Ziko memang hebat!" ujar Wanda.Sekarang, Kiara sudah menjadi pusat perhatian. Jika dia tidak meminta maaf, akan sulit baginya untuk mengakhiri situasi ini.Setelah mendapat pujian dari Wanda, Ziko menoleh, menatap Wanda dengan matanya yang jernih, seolah ada bin
Pembawa acara jelas lebih tertarik pada Fabian. Dia bertanya lagi, "Apakah kamu ada rencana untuk mencari pacar?"Kening Fabian sedikit berkerut. Dia tidak ingin lagi menjadi pusat perhatian dan bahan pembicaraan banyak orang.Pandangannya melewati para penonton di bawah panggung, tepat tertuju pada Wanda.Fabian melihat Wanda mengangkat sudut bibirnya, menunjukkan senyuman hangat kepadanya. Senyuman ini seakan berkata bahwa Wanda juga merasa terhormat ketika Fabian menjadi pusat perhatian ribuan orang."Ya, ada."Fabian menjawab dengan nada tegas, sementara wajahnya tampak serius, seperti sedang membuat laporan.Para orang tua wanita di bawah panggung sudah mulai bersemangat. Tidak sedikit dari mereka yang berusaha mengingat wanita lajang seusia Fabian yang mereka kenal, ingin memperkenalkan wanita itu kepada Fabian.Mata Wanda menunjukkan kilatan penuh keterkejutan.Fabian ternyata ingin mencari pacar?Ini benar-benar mengejutkan.Detik berikutnya, salah satu lengan Wanda sudah dipel
"Kamu bicara apa sih!"Kiara mendorong bahu Candra dengan kesal."Kenapa sih kamu nggak bersyukur begitu?" omel Kiara. "Kamu nggak mau mendoakan yang baik buat putrimu, hah?"Candra mengatupkan bibirnya dan berubah berujar menghibur Kiara, "Fanny pasti bisa jadi juara pertama. Selain nilai dari juri, ada juga penilaian dari penonton. Waktu Fanny tampil, penontonnya paling banyak."Kiara mengangkat dagunya dengan bangga. "Fanny pasti jadi juara satu!"Dia sudah memberi tahu banyak orang tua untuk memilih Fanny. Menurut Kiara, 50% lebih para orang tua sudah memilih Fanny dalam surat suara mereka.Wanda menundukkan kepalanya dan mencentang penampilan Sasha dengan pena.Ziko juga mencentang kotak yang menunjukkan penampilan Sasha dan dia mengacungkan ibu jarinya kepada Wanda.Wanda balas tersenyum dengan lebar.Jojo duduk diagonal di belakang mereka, jadi dia dapat melihat interaksi antara Wanda dan Ziko dengan jelas.Sorot tatapan Jojo pun menjadi kesal."Kenapa kamu nggak memilih Sasha?"
Mata Jojo menjadi berkaca-kaca. Anak itu mengerutkan lehernya dan tampak takut."Pertunjukan terakhir hari ini adalah 'Tarian Singa' yang akan dibawakan oleh Marisha dari kelas TKB 1!"Wanda akhirnya mendengar si pembawa acara mengumumkan penampilan Sasha.Dia dan Ziko segera duduk tegak.Tirai berwarna merah tua pun terbuka. Fabian adalah yang pertama kali muncul.Dia benar-benar sangat mencolok.Fabian bertubuh jangkung dan tegap sambil mengenakan celana panjang dan rompi hitam Rompi itu terbuka dan memperlihatkan otot-otot dadanya. Perpaduan sempurna antara cahaya dan bayangan membuat otot-ototnya tampak makin tegas.Begitu melirik ke arah panggung, para orang tua yang semula duduk mengantuk di aula langsung menonton dengan fokus.Seruan dan desahan serentak terdengar dari mana-mana ….Fabian memukul genderang yang memekakkan telinga, sementara tatapan para penonton tertuju pada lengan dan dada Fabian yang berotot.Banyak penonton segera mengeluarkan ponsel masing-masing untuk memot