Share

Bab 19

Aroma makanan yang tersaji semakin membuat perutku keroncongan. Berjam-jam mengelilingi toko pakaian, menghabiskan banyak tenaga yang pada akhirnya lapar pun menyerang.

Di sinilah sekarang aku berada. Di restoran cepat saji dengan nuansa yang menyegarkan mata. Sangat estetik, dan pastinya kekinian.

"Enak?" tanyaku pada Saffa yang tengah mengunyah makanan favoritnya.

Putriku mengangguk, lalu kembali menyuapkan paha ayam goreng yang menjadi kegemarannya.

"Mah, ini tepungnya dikit, ya?"

"Iya, Sayang."

"Kalau di lumah Nenek, aku makan tepungnya aja, dagingnya dimakan Nenek."

Sesak. Dadaku seakan dihimpit batu yang sangat besar. Sudah satu minggu aku keluar dari rumah itu, tapi Saffa masih saja mengingat kenangan pahit di dalamnya. Padahal, tidak satu kali pun aku membahas tentang kejadian itu dengannya.

Aku tersenyum hambar dengan tangan mengusap ubun-ubun Saffa. Menyuruh putriku melanjutkan makan, tanpa harus mengingat masa lalu.

Melihat perubahan wajahku, Adi berhenti makan dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (31)
goodnovel comment avatar
Erika Rukmina Silaen
nivelnya bagus2 tapi harus beli koin
goodnovel comment avatar
Jecolin Eiodia
novelnya bagus ..jadi penasaran...
goodnovel comment avatar
Tata Isart
Kurang seru kepotong2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status