Share

Bab 78

"Kamu belum makan, lho."

"Ah, belum lapar, Pah. Ayolah, apa yang ingin dibicarakan?" ujarku merengut ke arah Papa.

Di pangkuanku, ada Saffa yang selalu bergelayut manja. Dia sudah memakai piyama tidur dengan rambut ikal yang gerai.

"Setelah pengajian tadi, Papa dan Om Gunawan bicara empat mata. Dia menyampaikan apa yang diinginkan putranya untuk ... memajukan hari pernikahan kalian."

Aku membulatkan mata menanggapi ucapan Papa.

Benarkah itu keinginan Adi?

Aku menggapai permukaan sofa, mencari ponselku yang ... ah, aku lupa. Benda pipih itu sedang aku isi daya di kamar.

"Kenapa begitu, Pah?" tanyaku akhirnya.

"Jangan nanya ke Papa, tanyakan langsung ke Adi. Papa hanya menyampaikan apa yang disampaikan pihak besan."

Seketika pikiran ini langsung melayang ke pelaminan. Eh, bukan. Ke masa depan di mana aku akan bergelar sebagai istri lagi. Status janda yang aku sandang akan segera berakhir dan berganti jadi seorang istri dan Adikara Wijaya.

Benarkah secepat ini?

Tiba-tiba saja dad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Maziah Mohd
sambung lagi
goodnovel comment avatar
Ratnaningsih Ismail
sisain aku 1 lelaki yg berhati seperti Adi...namun klo bisa jangan cacat. ....hehe
goodnovel comment avatar
Hjnur Khoiriyahsst
hadeuuh habis uang ... 100 ribu hanya baru bab 78 payah ah terkunci wae koin nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status