Share

Penawaran

Author: Maheera
last update Last Updated: 2023-09-15 10:08:19

Entah mengapa kehadiran Salsa di rumahnya mengusik hati Saga. Setelah mendengar cerita dari Buk Halimah, pria itu menyewa seorang detektif menyelidiki jati diri si wanita

Saga tidak suka keberadaan Salsa di sekitarnya. Pria itu merasa perhatian Buk Halimah terbagi. Kekanakan sekali, tetapi memang seperti itulah adanya. Dia tak ingin membagi kesukaannya dengan siapa pun. Tetapi, begitu detektif yang dia sewa mendapat semua informasi tentang Salsa, dia berubah pikiran. Wanita itu istri rival bisnisnya. Nama Nanyendra tidak asing di telinganya. Keluarga mereka dulunya hanya pesuruh bagi kedua orang tuanya, hingga sebuah konspirasi membuat sang ayah harus menyerahkan hampir semua aset keluarga Liam.

Kasarnya, kerajaan bisnis Nanyendra dimulai dengan merampas miliknya. Dengan susah payah sang ayah kembali membangun bisnis keluarga Liam dari bawah karena semua relasi dan pemegang saham lebih percaya pada Nanyendra.

Saga tersenyum sinis. Sepertinya dewi fortuna berpihak padanya. Otak cerdas pria itu mulai membentangkan rencana balas dendam dan Salsa adalah senjata mematikan.

*

Salsa memuntahkan semua isi perutnya ke dalam wastafel. Rasanya ada badai yang mengaduk-aduk perutnya. Hampir setiap malam dia merasakan mual dan memuntahkan seluruh makanannya. Kadang dia ingin merasakan seseorang memegangi rambut dan mengusap lembut punggungnya, memberi perhatian layaknya seorang wanita hamil.

Hampir tiga bulan kandungan Salsa. Seperti wanita hamil lainnya, dia juga menginginkan sesuatu. Seperti kali ini, dia sangat ingin memakan mangga muda dengan bumbu rujak buatan tangan Arkan. Tetapi, sepertinya tidak mungkin karena hal tersebut menjadi sangat mahal. Dia tidak akan membiarkan pria tersebut mengetahui keberadaan janin di rahimnya. Dia tidak akan pernah membiarkan secuil luka jatuh dan tumbuh di dada anaknya. Cukup dia saja yang merasakan kekejaman keluarga Nanyendra dan mereka tidak boleh menyentuh anaknya seujung kuku pun.

Salsa mendongak ketika sebuah kotak tisu disodorkan tepat di wajahnya. Matanya mengerjap beberapa kali melihat pelakunya. Wanita tersebut kembali menunduk setelah menarik beberapa helai tisu untuk membersihkan mulutnya.

"Terima kasih," ucap Salsa pelan.

Salsa beranjak menjauh wastafel. Dia bisa merasakan tatapan tajam Saga seakan menembus punggungnya. Sejak tinggal bersama Buk Halimah, Perlahan keadaannya membaik. Wanita baik itu terus menyemangatinya agar terus bertahan demi janin yang tengah berkembang di rahimnya. Awalnya Salsa putus asa dan menyerah pada nasibnya. Tetapi, kemudian dia ingat semua perlakuan keluarga Nanyendra terutama Arkan, membuat api dendam yang surut kembali menggelora, membakar semangatnya untuk bangkit meski tidak tahu harus dengan jalan apa, tetapi dia yakin suatu hari nanti Arkan akan merangkak di bawah kakinya.

"Ikut aku!"

Salsa terkesiap ketika lengannya ditahan oleh Saga. Pria itu menatapnya dingin hingga tubuhnya membeku. Si pria menarik sang wanita untuk mengikutinya dan entah mengapa Salsa seolah tidak punya daya menolak. Seakan kata-kata Saga mantra baginya.

*

Salsa menundukan kepala ketika berada di ruang kerja pria yang kini sedang duduk sembari menatapnya lekat. Aura ruangan itu terasa mencekam. Entah karena sorot dingin dari Saga atau ketakutan yang selalu menyergap Salsa ketika bersamanya.

"Aku punya kesepakatan untukmu, Perempuan," ucap Saga memutus hening yang mengikat mereka.

Salsa memberanikan diri mengangkat kepalanya. Tubuhnya membatu ketika bersiborok dengan iris gelap milik Saga. Mata pria itu seperti labirin, tidak terbaca, dan penuh misteri. Ada geleyar asing merasuk ke tubuhnya yang entah mengapa membuatnya tenang.

"Apa maksud Anda?" tanyanya parau.

Saga menyodorkan selembar kertas yang diterima Salsa dengan tangan gemetar. Matanya melebar membaca isi yang tertulis di sana.

"I-ini maksudnya apa?" tanya Salsa dengan raut bingung.

Saga mengedikkan bahunya acuh. Dia bangkit dari kursi dan berjalan ke arah jendela.

"Kurasa kau ingin membalas keluarga Nanyendra setelah apa yang mereka perbuat padamu, 'kan?" ujarnya tanpa menatap lawan bicaranya.

Salsa tercekat. "Apa yang Anda tahu tentangku?" Salsa mulai berani melangkah mendekati Saga yang berdiri di dekat jendela.

Saga memutar tubuhnya menghadap Salsa. Senyum sinis terukir di wajahnya. "Aku tahu semua tentangmu, Perempuan. Tidak ada yang bisa disembunyikan dari seorang Sagara Liam." desisnya.

Salsa terdiam. Pria itu jelas tidak pernah menyukainya. Selama tinggal di rumahnya tak sekalipun Salsa menginjakkan kaki ke dalam 'istana' Saga. Dia cukup tahu diri ketika pria itu tak penah menatapnya. Seolah dia hanya sampah yang mengotori pemandangan di depan pria itu. Bahkan tidak pernah sekalipun Saga menyapanya. Lalu kenapa tiba-tiba sekarang mengajukan penawaran yang tidak masuk akal.

"Kenapa Anda ingin membantu saya?" tanya Salsa.

Saga tersenyum miring. Salsa mulai berani menantang matanya. Suatu kemajuan yang pesat, biasanya wanita itu selalu menunduk jika bersitatap dengannya. Dia yakin Salsa partner yang tepat untuk menjalankan rencananya.

Saga melangkah mendekati Salsa hingga jarak mereka tinggal satu langkah. Saga mencengkeram rahang wanita itu memaksa Salsa menatapnya lebih lama.

"Kau tidak punya hak bertanya, Perempuan. Kau hanya bisa menjawab, ya atau tidak," bisiknya di wajah Salsa.

Salsa meneguk ludahnya. Sorot mata Saga seakan menikam irisnya. "Dan apa keuntungan buatmu?" tanyanya mencoba melawan dengan sisa keberaniannya.

Saga terkekeh. Dia melepas cengkeramannya, lalu membelai pipi Salsa. "Kehancuran keluarga Nanyendra. Bukankah itu juga tujuanmu?" Saga membalikkan pertanyaan kepada si wanita.

"Kurasa motif kita berbeda." Dengan berani Salsa menepis tangan Saga. "Saya menolak tawaran Anda." Salsa melangkah keluar dari ruang kerja Saga, tapi belum sampai langkahnya menuju pintu suara Saga menahannya.

"Jadi, kau akan membiarkan orang-orang yang menghinamu hidup tenang?" Saga mencoba memprovokasi.

Tubuh Salsa menegang. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuh, matanya terpejam mengingat kejadian itu.

"Tidak. Tetapi, saya tidak mau menjadi boneka Anda. Dendam saya, cara saya!" tegas Salsa, kemudian meninggalkan Saga yang menatapnya dengan sorot yang tidak terbaca.

'Hebat! Kau lebih tangguh dari dugaanku, Salsabila Atmaja.' gumam Saga dengan kilat di matanya.

Tbc

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Membalas Suami Pengkhianat dan Selingkuhannya   Penyergapan

    "Kau yakin dia pelakunya?" Jake, teman Saga di kepolisian kembali bertanya untuk memastikan. "Kita tak bisa menuduh seseorang melakukan kejahatan tanpa bukti yang kuat, bisa-bisa kita dituntut balik." "Aku sangat yakin dengan firasatku. Jamie sudah lama mengincar Salsa, dia juga mengincar perusahaanku. Harusnya dulu aku halangi pembebasan bersyaratnya." Wajah Saga memerah menahan marah. Rasa takut juga menyelinap masuk ke dadanya membayangkan apa yang dilakukan orang-orang ja-hat itu pada Salsa. "Kita harus meminta deskripsi wajah para penc-ulik itu, sedikit informasi sangat berharga saat ini. Saga hendak menjawab, tetapi ponselnya berdering menampilkan nomor tak dikenal. "Sebaiknya kau jawab, mungkin itu pelakunya.' Jake memberi saran. Saga menurut. Dia menggeser ikon hijau lalu menempelkan ponsel ke telinga. "Ya ...." "Saga, aku Reva." "Bicara yang penting saja atau aku tutup." "Ini tentang Salsa." Kelopak mata Saga melebar mendengar penjelasan Reva, pegangan di ponsel pun

  • Membalas Suami Pengkhianat dan Selingkuhannya   Melacak Jejak

    "Apa?!" Tangan Saga yang memegang ponsel mengerat, andai benda itu tak terbuat dari bahan keras mungkin sudag hancur karena genggaman Saga yang sangat kuat. "Aku segera pulang. Kalian tunggu aku!" "Ada apa Tuan?" Dani gegas mengemasi berkas-berkas di atas meja ketika melihat wajah gusar Sagara Liam. "Kita pulang ke villa sekarang!" Tanpa babibu Saga bangkit dari kursi lalu meninggalkan meja beserta relasi bisnisnya begitu saja. Dani segera ambil alih dengan memberi kode agar asistennya segera menyelesaikan proses penyelesaian dokumen kerjasama sambil meminta maaf atas sikap sang tuan. "Tuan, ada apa?" Dani ngos-ngosan mengejar langkah Saga, tetapi laki-laki itu masih diam. Dia masuk ke dalam mobil sambil menghubungi seseorang. "Jake, datang ke Villa di Bogor sekarang." Saga mengusap wajahnya, raut cemas sangat kentara di wajahnya. "Aku tidak terima alasan apa pun. Aku tunggu!" Dani tak lagi bertanya sebab bila Saga terlihat sangat kesal artinya ada sesuatu yang buruk sedang terj

  • Membalas Suami Pengkhianat dan Selingkuhannya   Siasat Licik

    "Apa?!" Jaime membalikkan badan dengan cepat ketika mata-matanya melaporkan kalau Saga hendak mengakuisisi perusahaannya. Bahkan, rencana itu sudah berjalan karena Sagara Liam sudah mengutus beberapa orang kepercayaan melobi para pemegang saham di perusahaannnya. Amarah membuncah di dada Jamie, ditambah Nadia melaporkan, kalau rencana mengundang Salsa ke ho-tel gagal total. Awalnya dia sangat senang mengetahui Nadia berhasil meyakin Salsa bertemu dengan alasan ingin menjernihkan masalah mereka. Sebenarnya itu hanya siasat untuk menjebak istri Sagara Liam tersebut. Namun, entah mengapa tiba-tiba saja dibatalkan begitu saja. Impian Jamie untuk memiliki Salsa pupus sudah. Padahal Jamie sudah membayangkan hal-hal romantis bersama Salsa meski harus membuat si wanita tak sadarkan diri. "Kau keluar!" Jamie memberi isyarat mata-matanya keluar hingga di ruang kerjanya hanya tinggal Nadia. "Beri aku alasan yang masuk akal kenapa rencanamu gagal?" Wajah Nadia memucat, dia menundukkan kepal

  • Membalas Suami Pengkhianat dan Selingkuhannya   Jatuh Cinta yang Salah

    "Jadi namanya Salsa?"Nadia menganguk. "Dia mantan istri Arkan."Masih tampak kemarahan di wajah Nadia ketika kata-kata Saga terngiang-ngiang di benak. Dia pikir lelaki itu akan tergoda kecantikan, tapi yang terjadi melihat saja tidak padanya. Dia semakin kesal ketika mengetahui bahwa suami Salsa seorang miliarder terkenal. Selama ini dia hanya mendengar nama Sagara Liam dari mulut Arkan dan rekan-rekannya, mereka memuji kehebatan laki-laki itu membuat Nadia penasaran sekaya dan setampan apa si laki-laki. Dia sangat girang ketika Reva mengajaknya ke pesta di mana lelaki itu datang sebagai tamu. Ketika berhadapan langsung dengan laki-laki itu, sejenak dia terpana oleh ketampanan Saga. Angannya sejenak melayang membayangkan betapa enaknya menjadi kekasih si lelaki. Namun kemarahan segera membakar dadanya setelah mengetahui istri dari laki-laki itu adalah Salsabila, wanita yang memporak-porandakan hidupnya. Nadia tidak ingin kalah setapak pun dari Sala, dia tidak terima dengan nasib baik

  • Membalas Suami Pengkhianat dan Selingkuhannya   Permintaan Ibu Hamil

    "Jadi gimana?" Saga menatap Salsa yang masih cemberut. Meski kehamilan wanita itu sudah masuk minggu ke-16, dia semakin sensitif. Apa-apa Saga harus mengerti tanpa dijelaskan. Ya, kali, laki-laki itu cenayang bisa tahu apa yang ada di dalam pikiran sang istri."Aku gak mau! Pokoknya kamu harus cari sampai dapat." Salsa memberengut. Dia melangkah ke kamar dengan kaki menghentak. Andai saja kaki Salsa punya kekuatan seperti Hulk, mungkin dalam satu minggu sekali laki-laki itu harus mengganti semua granit di rumahnya.Saga berdecak keras sambil meraup wajahnya dengan kasar. Menghadapi permintaan istri yang sedang hamil benar-benar melelahkan. Kalau boleh memilih, lebih baik dia memberikan iPhone gratis kepada sepuluh orang daripada harus mencari apa yang diminta Salsa. Bukan apa-apa, masa iya wanita itu meminta dicarikan jambu klutuk yang masih 'nemplok' di pohon? Di tengah malam pula. Kalau di toko buah mungkin banyak, tetapi memanjat langsung dari pohon di pekarangan orang? Cari mam-pu

  • Membalas Suami Pengkhianat dan Selingkuhannya   Hidupmu Bukan Tanggung Jawabku

    "Reva beberapa kali datang ke kantor menemuiku menawarkan untuk membeli saham miliknya, tapi aku tahu itu hanya alasan saja, sebab setiap datang yang dibahas tentang dirimu. Dia mengatakan betapa beruntungnya kamu menjadi istriku. Dia membandingkan dengan sepupunya yang harus depresi karena pernikahannya berantakan.""Sepupu Reva adalah Nadia. Kau tahu itu?" Aku menyela cerita Saga, gemas sekali mengetahui di belakangku Reva berusaha mendekati lelaki itu."Aku tahu, Sayang, karena itu aku tak pernah menanggapi cerita Reva. Dia terus-menerus datang sampai akhirnya kamu memergoki kami.""Tapi kenapa dia duduk di pangkuanmu?" Aku masih menaruh curiga, tidak mungkin kan Reva tiba-tiba saja duduk di sana.Saga tertawa. "Kamu kalau sedang cemburu cantiknya nambah."Aku bisa merasakan pipiku memanas, mungkin warnanya sudah merah sekarang mendengar rayuan Saga, sejak dulu lelaki itu sangat pintar membuat hatiku melambung."Gak usah ngalihin topik. Ayo cerita." Aku mendesak saga karena penas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status