Share

Part 5

Author: Rz cha
last update Last Updated: 2023-07-18 11:04:25

El senang anak anaknya yang pintar, bahkan di umur yang belum genap lima tahun mereka sudah bisa membaca dan juga mengerti banyak hal, tapi ia juga sedih jika anak anaknya terlalu dewasa di usia dini.

“ Wah, ibu tidak tahu saja apa yang Kak Xaquil lakukan di sekolah, dia selalu berada di perpustakaan saat jam istirahat. Dan jam bermain, dia membawa buku seperti ini” ucap Xavier sambil memeragakan Xaquil.

“ Iya, Kak Xaquil itu seperti laki laki dewasa saja”ucap Xhaqella sambil memainkan rambut panjangnya yang ditiup oleh angin.

“ Tentu saja aku laki laki dewasa dan harus pintar segalanya untuk menjaga kalian dan juga ibuku” ucap Xaquil dengan muka datarnya.

Dan itu membuat El merasa gemas dengan anak sulungnya, terkadang ia merasa anak sulungnya itu lebih mengemaskan dibanding kan dua adiknya. Apalagi jika sudah bergaya sok menjadi pria dewasa.

“ Ibu jadi gemes” ucap El seraya menangkap tubuh kecil Xaquil kemudian menciumnya sampai puas.

Xaquil memang yang paling tidak mau dicium, dengan alasan dia sudah dewasa. Biasanya Xaquil selalu memberikan Xavier untuk ibunya cium karena wajahnya sama jadi dia meminta ibunya untuk menganggap Xavier sama dengan dirinya.

“ Muach.

“ Muach

Kini tidak hanya El yang mencium Xaquil tapi kedua adiknya juga ikut ikutan. Kapan lagi mereka mendapatkan kesempatan itu, pikir mereka.

“ Aaahh… ini pipiku habis nanti, lagian aku pria dewasa jadi sudah tidak bisa dicium lagi” ucap Xaquil memberontak. Namun El tidak melepaskan itu anaknya.

Tawa renyah terdengar dari atas bukit kecil sementara di atas sana dengan perlahan lahan langit berubah warnanya karena sinar matahari juga berjalan menampakan dirinya untuk menyinari bumi.

‘ Aku benar benar bersyukur memiliki ketiganya, meskipun pernah mengalami banyak penderitaan. Namun kini aku bisa merasakan kebahagiaan di setiap harinya’batin El.

“ Ah, ini gara gara ibu pipi aku habis sepertinya” ucap Xaquil sambil pura pura cemberut, padahal dalam hatinya bahagia karena ia melihat senyum indah di wajah ibunya. Apapun jika membuat ibunya bahagia ia akan lakukan, apalagi setelah mengetahui sebuah fakta yang ia dapatkan dari ketidaksengajaan di taman kanak kanak. Sesuatu yang baru ia ketahuinya dan membuatnya merasa ingin melindungi kedua adiknya dan juga ibunya.

“ Biari saja ya Bu, kapan lagi kita cium Kakak” ucap Xhaqella sambil terkikik saat melihat wajah cemberut kakaknya yang semakin tampan di matanya.

Begitulah kebahagiaan Elvaretta bersama dengan tiga malaikat kecil miliknya, hal hal kecil seperti ini sudah membuat hidupnya sempurna tanpa harus mengingat masa lalu, meskipun ia tidak menampik saat melihat putrinya ia seperti melihat suaminya.

Setelah matahari sudah tinggi dan langitpun sudah berubah warnanya, El mengiring ketiga anak anaknya pulang. Karena ia tadi pagi belum sempat memasak, jadi mau tidak mau harus segera pulang untuk memasak. Ia tidak mau anak anaknya telat makan.

Begitu sampai rumah, El kini dibuat tersenyum lebar saat anak anaknya membantu masak lebih dari biasanya. Ia merasa akhir akhir ini ketiga anaknya terlihat manis dan tidak pernah rewel. Bahkan si bungsu yang biasanya menanyakan apakah dia punya Ayah? Kenapa tidak pernah datang kalau punya? Terakhir kali dia ingin Ayahnya datang kesekolah seperti teman temannya. Tapi sudah hampir dua minggu anaknya itu tidak pernah lagi menanyakan Ayahnya. Entah apa yang dikatakan oleh Xaquil pada kedua adiknya itu. terkadang El sangat terbantu dengan Xaquil yang selalu membantu mengatasi masalah yang ada, seperti menenangkan adik adiknya atau membantu menjaganya. El kadang bergantung pada anak sulungnya. Sangat lucu memang! Xaquil terkadang seperti seorang kepala rumah tangga saja. Karena kelewat dewasa.

“ Ibu, Xhaqella sudah selesai memotong sayurannya, ini di taruh di mana? Lihat Bu, potongan aku sangat rapi, bukan?” ucapnya sambil memperlihatkan wortel yang di potong rapi mengunakan pisau yang memang khusus anak anak, dan juga mereka melakukan itu bukan yang pertama kali, jadi anak anaknya sudah terbiasa dan juga berhati hati dalam mengunakan benda benda tajam.

“ Princess ibu memang yang terbaik deh” ucap El sambil mengambil sayuran yang ada di tangan Xhaqella.

Sedangkan yang dipuji sekarang sedang melompat lompat kecil sambil mengoyangkan kepalanya dan membuat kuncir rambutnya menari kekanan dan kekiri.

“ Xhaqe, hati hati kamu jalannya lihat di depan kamu ada basket berisi sayuran, nanti kamu jatuh kalau kesandung” Xaquil memperingatkan adiknya yang terkadang dia tidak melihat di depannya saat sedang merasa senang.

El hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingakah ketiga anaknya yang berbeda sifat, Xhaqe yang cenderung imut, manja dan terkadang suka merajuk berbeda dengan kedua kakaknya. Mungkin karena dia anak perempuan. Xaquil yang mengambil alih sebagai kepala keluarga yang selalu tegas, meski demikian dia sangat mencintai kedua adiknya dan ibunya melebihi siapapun. Dia akan selalu berada di depan untuk membela keluarganya. Sedangkan Xavier si pencair suasana, seperti mentari yang selalu hangat.

' Melihat mereka sepertinya aku tidak akan memberitahukan Sean tentang mereka, terlalu baik jika aku memberitahukan jika dia punya anak dariku. Seiring berjalannya waktu pasti anak anak akan mengerti keadaanya yang tidak ada sosok Ayah dalam hidup mereka. Anak anakku tidak butuh Ayah!' batin El.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bam4r Bong12
ak setuju TDK usah di kasi tau klau Sean punya anak.
goodnovel comment avatar
Rz cha
nanti ada Flashbacknya
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
ko g d certain bgw keadaan El saat hamil dn melahir kan juga gimana ke adaan klga yg lain dh langsung bab yg lima tahun kemudian ..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 394

    Xaquil masuk ke dalam mobil, di dalam sudah ada Daren yang duduk di kursi kemudi. " Paman kita mau kemana, menemui klien atau yang lain" ucap Xaquil begitu masuk ke dalam mobil. " Hum, kita ketemu orang, paman juga belum tahu bentukannya seperti apa. Ini hanya mengikuti apa kata Mama. Tapi hari ini kamu memanggil Paman Ayah jangan paman" ucap Daren langsung membuat Xaquil menoleh, lalu memincing pada pamannya. Xaquil terlihat sedang berpikir. Seolah olah bertanya apa yang terjadi pada Pamannya. " Terdengar sangat mencurigakan" gumam Xaquil, kemudian memasang seatbelt. Daren hanya tertawa renyah saat mendengar keponakannya mengerutu. Dia kemudian menjalankan mobilnya membelah kota. Hari libur, membuat jalanan terasa kosong. Biasanya sangat padat kini dia bisa melaju dengan bebas hambatan. Dan tidak beberapa lama akhirnya Daren menghentikan mobilnya di depan sebuah cafe mewah yang ada di pusat kota. " Kita turun Boy" ucap Daren mengajak Xaquil turun, Xaquil hanyalah bisa patuh. Ap

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 393 Baby Ether

    Setelah kondisi membaik, El dan Baby nya di bawa pulang ke kediaman Hill. Kini bayi itu sedang anteng berada di pangkuan Tuan besar Hill. Bahkan Sean dan El tidak kebagian waktu untuk bersama anaknya. Para tetua yang menguasai bayi itu, entah dalam sehari sudah berapa kali pindah tangan. " Kak Xaquil, adik belum diberi nama lho? Kemarin adik sudah setuju jika kakak yang memberikan namanya" ucap Xhaqella membuntuti kakaknya yang hari ini berdandan rapi. " Kakak mau kemana, apakah aku boleh ikut" lanjut Xhaqella, penasaran setelah umur mereka tujuh tahun, kakaknya berubah semakin dingin dan dewasa. Tapi tetap sayang padanya. Xaquil menoleh pada adiknya, apakah adiknya sedang bermimpi. " Apakah adik bayi sudah bisa bicara?" Tanya Xaquil sambil tersenyum tipis. " Dia memberi kita tanda, cobalah kita dekati dan lihatlah langsung, adik kita seperti anak ajaib" ucap adiknya semakin heboh. Dia menuntun kakaknya menuju ruangan Bayi dan menghampiri kakek buyutnya. " Lihatlah adik bayi masih

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 392

    Matahari sudah mulai condong ke arah barat. Seorang pria mengunakan jas putih, berdiri menghadap ke bukit. Dia masih ingat saat setiap sore seperti ini, orang yang dia panggil Mama sering duduk di sana dengan segudang penyesalan. Tapi dia bersyukur pemandangan itu tidak terlihat lagi olehnya di saat ini. " Kevin apa yang kamu lamunkan? Apakah kamu tidak bahagia?" Tanya Keenan sang adik yang kini mengikuti dirinya ke negara ini. " Tentu saja aku bahagia, hanya saja aku teringat Mama, setiap sore seperti ini dia selalu ada di bukit sana dengan sebuah penyesalan yang dalam. Dia meyesal telah kehilangan kamu dan Jaden saat itu, dia akan kembali bila malam menjelang, terkadang harus aku jemput. Aku hanya berharap Mama sudah sembuh" ucap Kevin, sebenarnya dia juga merindukan mamanya itu. Termasuk ibu dan ayah kandungnya. " Tente Erni sudah bahagia, barusan bos Joe mengirimi aku foto, Ibunya yang mengendong anaknya Tuan Sean dan Nyonya Elvaretta. Mereka meminta kita pulang ke sana. Apaka

  • Membawa Benih Sang Mantan    part 391

    El membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat ramai, dia tersenyum melihat keluarganya yang sedang berebut bayi. Dan sesekali terkekeh kecil melihat Sean di omelin dan di salahkan. Tidak jauh dari sana, dia melihat anak sulungnya masih tertidur dengan alas jaket. ' Ya Tuhan, anak aku kasihan sekali, pasti dia lelah. Maafkan Ibu Nak, karena selalu menyusahkan kamu terus' batin El dengan berkaca kaca. " El kamu kenapa, apakah kamu merasa tidak nyaman" ucap Aland, saat melihat cucu menantunya berkaca kaca. " Aku baik baik saja Opa, hanya saja Bolehkah minta tolong sama salah satu dari kalian, pindahkan Xaquil ke sini, aku ingin memeluknya" ucap El. " Sean paham apa yang dirasakan oleh El, dia kemudian mengangkat Xaquil dan meletakan di ranjang milik El. " Maafkan Ayah Ya Nak, maafkan Aku Sayang" lanjut Sean mencium kening Xaquil dan juga El. " Terima kasih El, kamu sudah berjuang, tapi kamu tenang saja, Biarkan Ibu yang mengurus anak kamu, supaya Ibu juga merasakan bagaiman

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 390

     Badai di luar mulai berhenti secara berlahan, tepat jam tiga dini hari  bersamaan terdengar suara teriakan dari dalam ruangan. " Paman kenapa di dalam ada suara teriakan kesakitan, apakah Ibu baik baik saja" ucap Xaquil, dia khawatir dengan keadaan ibunya. " Ternyata melahirkan anak ke dunia sangatlah menyakitkan. Untuk itu, cukup kali ini Ibu punya anak lagi, aku tidak mau punya adik lagi" lanjut Xaquil tegas." Itu karena Ayah kamu yang terlalu genit pada ibumu" ucap Daren dia keceplosan bicara, tidak seharusnya Xaquil mendengar hal seperti ini. " Setelah ini Ayah tidak boleh menguasai Ibu lagi, tadi saja kalau tidak aku siram dia tidak bangun, beruntungnya juga tadi aku merasa khawatir dengan ibu dan langsung berkunjung ke kamar ibu" ucap Xaquil dia memang anak yang sangat perhitungan. " Jadi tadi Ayahmu tidak tahu ibumu mau melahirkan" ucap Daren. Xaquil mengangguk dengan cepat. " aku yang menemukan ibu kesakitan di lantai, semen

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 389

    Petir menyambar langit malam, disertai dengan hujan yang turun dengan deras. Menguyur seluruh kota, kini kota menjadi sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang lagi. Semua orang sepertinya menikmati malam dengan bergelung selimut tebal. Wwooosh! Wooosh! Angin juga bertiup membawa hawa dingin yang menusuk ke dalam tulang. Aaarrrggghhh! Suara rintihan lirih terdengar disela sela badai malam ini, suaranya semakin jelas karena terbawa oleh angin. Aaarrrr!" Sean bangunlah.... Sean!" Ucap El sambil mengoyangkan tubuh suaminya. Namun sang suami tidak kunjung bangun, untuk itu El berusaha bangkit sambil memegangi perutnya yang sudah membesar. Dia tahu hari ini, bayi dalam kandungannya sudah akan keluar. El meraih ponselnya kemudian memanggil Daren, dia berharap Daren terjaga, tidak mematikan ponselnya. Dia tidak kuat meminta bantuan yang lainnya. " Daren tidak diangkat juga, pastinya dia juga sudah tidur, apalagi ini sudah jam dua dini hari, hujan pula kondisinya" gumam El sambil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status