Lucius Van Gilbert dan Lilyan Van Gilbert. Setelah Irina membongkar kembali ingatan dari pemilik tubuh ini, akhirnya ia menemukan nama dari bocah-bocah itu. Nama yang keren! Namun Irina sempat berpikir jika ia ingin mengganti nama belakang mereka dengan nama dari Verona saja, mungkin nanti setelah ia dan Alexander berpisah ia bisa menyematkan namanya kepada anak-anaknya itu.
Setelah ia mengoleskan salep dan memakaikan mereka perban, Irina kemudian menyuapi mereka makanan yang tadi dibawa oleh Emma. Di sela-sela mereka menyantap makanan sesekali Irina mengajak mereka bercanda, hitung-hitungan agar ia bisa semakin dekat dengan anak-anak nya. Ia bertekad jika ia harus menghilangkan rasa takut Lucius dan Lily terhadap nya.
"Bagaimana apa makanan nya enak?" tanya Irina dan di balas anggukan oleh kedua bocah itu sembari masih mengunyah makanan yang berada di dalam mulut mereka.
Sebenarnya Irina tidak punya pengalaman sama sekali soal mengurus anak, sudah ia katakan bukan bahwa ia tidak suka dekat dengan anak-anak. Dulu kerjaan nya hanya gemar menakuti anak-anak agar mereka menjauhi nya, namun bakat untuk mengurus mereka Irina tidak ahli sama sekali.
Namun entah mengapa saat Irina berada di tubuh ini naluri nya sebagai seorang ibu seperti terdorong sendiri untuk melakukan hal-hal seperti ini, bahkan ia rasanya seperti sudah ahli dalam hal mengurus anak.
Sekarang ia akan mengurus Lucius dan Lily dengan sebaik mungkin, memberi mereka tempat tidur yang nyaman, makanan yang bergizi dan tentu hal pendidikan akan ia ajarkan kepada anak-anaknya. Jangan lupakan jika Verona adalah sosok yang pintar, berbekal ingatannya dan hal yang Irina pernah pelajari di dunianya akan cukup untuk ia ajarkan kepada Lucius dan Lily.
Dulu Verona selalu melarang para pelayan memberikan anak-anak nya makanan sebelum ia sendiri yang menyuruh nya, bahkan Verona tidak segan-segan membuat kedua anaknya tidur di dalam gudang hanya untuk menarik perhatian Alexander agar Alexander pergi menghampirinya. Benar-benar wanita sialan kau Verona! Gara-gara buaya darat itu kau sampai rela menyakiti anak-anak mu. Ku harap kau tidak akan lama disiksa di neraka Vero.
Saat Irina masih mengumpati Verona di dalam hatinya tiba-tiba putri nya Lily menyadarkan nya dengan suaranya.
"Ibu, apakah aku boleh tidur bersama ibu malam ini?. Aku benar-benar ingin bersama ibu" ucapnya memohon namun raut wajah takut nya tidak bisa disembunyikan, mungkin putrinya yang cantik itu masih takut kepadanya. Hal yang wajar, tidak mungkin trauma mereka akan hilang secepat itu terhadap nya.
"Tentu saja boleh" jawab Irina sembari mengelus puncak kepala Lily
"Kalau begitu aku juga mau ibu!" tambah Lucius
Irina pun kembali mengangguk untuk menjawab putranya itu.
.....................................
"Aku tidak melihat Lucius dan Lily sedari pagi, kemana mereka?" Tanya Alexander yang kebetulan ia bertemu dengan Emma yang tengah berjalan menuju dapur dengan membawa bekas nampan makanan dari Verona dan anak-anak.
"Mereka sedang bersama Duchess, Duke"
"Apakah Verona sudah sadar?
"Sudah Duke."
"Lalu kenapa kau membiarkan anak-anak sendirian bersamanya?!" ucap Alexander dengan nada tinggi nya
"Maaf Duke, namun anak-anak yang menginginkan jika mereka ingin menemani Duchess yang tengah beristirahat. Anda tidak usah khawatir! Mereka baik-baik saja,"
"Mereka tidak akan baik-baik saja jika kau membiarkan mereka bersama Verona." timpal Alexander yang sudah mengeraskan rahangnya
Alexander tidak menyangka bisa-bisa nya Emma membiarkan anak-anak itu tinggal bersama dengan Verona, padahal ia tahu jika mereka bersama Verona mereka hanya akan di marahi dan dipukuli.
"Duchess tidak akan melakukan hal itu lagi Duke, Duchess sudah berubah." jawab Emma dengan harap-harap Duke nya itu akan percaya dengan apa yang ia katakan
"Apa kau tengah melucu?" gelak Alexander.
"Tidak Duke! Saya serius. Saya bisa menjamin jika anak-anak akan aman bersama Duchess."
Alexander yang tidak ingin mendengar bualan dari Emma pun melangkah pergi meninggalkan nya menuju kamar istrinya itu. Ia khawatir bagaimana nanti jika anak-anak nya tengah dipukuli oleh Verona disana. Alexander masih tidak habis pikir kenapa Verona bisa menggila seperti saat ini.
Saat ia tengah menyusuri lorong yang menjadi jalan menuju kediaman istrinya itu, tiba-tiba sebuah tangan menghinggapi pinggang nya dari belakang. Alexander pun menghentikan langkahnya, tanpa menoleh pun ia tau siapa pelakunya. Alexander pun menghembuskan nafas nya, Ya Tuhan apa lagi sekarang?
"Alex kau mau kemana, hmm?"
Alexander pun melepaskan tangan yang memeluknya dari belakang itu dan membalikkan tubuhnya,"Aku akan ke kamar Verona."
"Ah begitu. Apa ia sudah sadar?" tanya Rosella.
Alexander mengangguk,"Sudah."
"Kalau begitu aku ikut kesana, sekalian aku ingin melihat kondisinya. Aku turut prihatin dengan apa yang menimpanya terakhir kali." ucap Rosella dengan wajah sendunya
"Kau bisa mengatakannya nanti ketika menemui Verona."
Rosella pun hanya menunduk mendengar jawaban dari Alexander. Melihat hal itu pun Alexander kembali melangkah kan kakinya menuju kamar Verona.
Setibanya Alexander dan Rosella di depan pintu kamar Verona yang tengah di jaga oleh dua prajurit disana, Alexander pun memerintahkan mereka untuk membuka pintunya namun salah satu prajurit itu mengatakan bahwa saat ini Verona tidak ingin menerima tamu termasuk Alexander sendiri.
"Mohon maaf Duke, Duchess mengatakan tidak ingin menemui siapapun saat ini. Duchess mengatakan jika ia perlu beristirahat jika ingin menemuinya, Duchess mengatakan untuk menyuruh kembali besok" jelas prajurit tersebut
"Bukakan saja pintu nya!" perintah Alexander
"Maaf Duke." ucap prajurit itu serentak dengan kepala tertunduk
Alexander pun berusaha menahan amarahnya, mungkin benar jika saat ini istrinya itu tidak ingin ditemui oleh siapapun. Namun ia kesini sebenarnya untuk melihat kondisi anak-anaknya juga.
"Kalau begitu suruh Lucius dan Lily keluar!" perintah Alexander sekali lagi
"Duchess juga mengatakan jika ada yang mencari anak-anak, mereka tengah bersama Duchess dan mereka akan baik-baik saja."
"Dan kau percaya begitu saja?" Tanya Alexander
Kedua prajurit itu pun terdiam begitu mendengar pertanyaan dari Alexander, melihat itu pun Alexander nyelonong dan langsung membuka pintu tersebut namun ternyata pintu itu terkunci dari dalam. Sial!
Saat Alexander akan mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar tersebut tiba-tiba Howard mendatangi nya.
"Salam Duke, maaf mengganggu aktivitas anda yang akan merusak sarana di kediaman ini, namun sebelum itu saya ingin menyampaikan bahwa Viscount Christof sudah menunggu anda di ruang tamu" ucap Howard dengan santainya
Mendengar pertanyaan dari Howard membuat Alexander semakin kesal. Kenapa waktu nya tidak tepat seperti ini? Ia lupa jika ia akan kedatangan Viscount muda itu untuk membicarakan tentang bisnis kerja sama mereka.
Alexander pun menatap pintu kamar yang akan ia dobrak tadi, ia khawatir dengan anak-anak nya yang berada di dalam sana bersama Verona.
"Kalian!" tunjuk Alexander,"Pastikan Lucius dan Lily keluar dalam keadaan baik-baik saja! Jika kalian mendengar suara gaduh kalian masuk saja ke dalam dan membawa mereka keluar!"
"Baik Duke."
Alexander pun pergi bersama dengan Howard ke ruang tamu untuk menemui Viscount Christof sedangkan Rosella yang sedari tadi diam berdiri pun memilih untuk pergi juga dari sana setelah melihat kepergian Alexander.
Sejujurnya Rosella ingin sekali melihat bagaimana kondisi Verona, namun ia masih bisa menunggu besok untuk melihat wanita yang selamat dari maut nya itu.
Verona dan kedua anaknya itu tengah berbaring di atas ranjang, untung saja ranjang nya luas sehingga mereka bertiga pun muat untuk tidur bersama di ranjang itu. Posisinya berada di pinggir sedangkan Lily berada di tengah dengan Lucius yang berada di sampingnya. Kedua bocah itu pun belum tidur, mereka sebenarnya masih gugup dengan kedekatan mereka sendiri dengan sang ibu. "Kenapa kalian belum tidur, hmm?" tanya Verona sembari membelai rambut Lily "Heum... Ibu apakah aku boleh meminta ibu untuk membacakan sebuah dongeng sebelum kita tidur?" Lily pun mendongak ke arah sang ibu yang posisinya lebih tinggi darinya itu "Lily, biarkan ibu beristirahat. Ibu baru saja pulih dan ia harus istirahat yang banyak." ujar Lucius kepada adiknya itu. Lily pun hanya menunduk ketika kakak nya itu menegur nya.Verona yang melihat itu pun tidak bisa untuk tidak terkagum dengan Lucius lagi, betapa pengertian putra nya itu. Anak sekecil Lucius mampu untuk mengatakan hal dewasa seperti itu. "Tapi aku ing
"Duchess apa hari ini anda akan keluar untuk sarapan bersama?" tanya Emma "Iya." "Maaf jika saya lancang Duchess, apakah sebaiknya anda beristirahat saja di kamar?. Saya akan membawakan anda makanan ke sini dan untuk anak-anak." Saran Emma karena ia masih khawatir jika majikannya itu akan kembali sakit. Verona yang tengah mengikatkan rambut Lily pun menoleh ke arah Emma, pelayan nya itu memang terlalu mengkhawatirkan nya, ia senang jika ada orang yang begitu perduli dengan nya namun Emma rasanya pelayan nya itu khawatir setiap detik kepadanya. "Aku sudah baik-baik saja Emm, dua hari berdiam diri di kamar membuat ku bosan. Aku ingin berjalan-jalan di sekitar kediaman dan kau tentu akan menemaniku." "Baiklah jika itu perintah anda Duchess." ucap Emma sembari menunduk Hari ini Verona sudah memutuskan akan keluar dari kamar dan memulai aktivitas nya. Hari ini akan dimulai dengan sarapan bersama tentunya dengan suami bajingannya itu dan jalangnya. Huh Pagi yang buruk! Verona pun men
"Uncle Lucas aku merindukan mu" ucap Lily sembari melingkarkan tangannya ke leher Lucas yang tengah menggendong nya. "Aku pun sangat merindukan mu bunga Lily ku" jawab Lucas sembari mengecupi pipi Lily yang disambut kekehan olehnya Verona yang sedari tadi diam memandangi Lucas yang sekarang sudah berada di hadapannya itu pun mulai berpikir, pria ini lah yang menarik Verona saat Verona akan menghampiri Alexander dan Rosella yang berada di toko baju saat itu, pria ini lah yang di dalam ingatannya itu kerap bermain bersama Verona kecil kala itu. Mereka cukup dekat berarti Lucas adalah salah satu orang terdekatnya. Verona pun mulai meneliti wajah tampan Lucas yang sedikit terlihat mirip dengan Alexander, dari warna mata dan warna rambut mereka memiliki kesamaan namun hanya itu saja. Lucas memiliki postur tinggi namun Verona meyakini Lucas tidak lebih tinggi dari Alexander, ah kenapa pula dia membanding-bandingkan nya dengan pria itu. "Tak ada ucapan salam untuk putra mahkota ini Duche
Tak terasa malam pun sudah tiba, Verona tengah menemani Lucius dan Lily di kamarnya, menunggu kedua bocah itu terlelap dengan menepuk pelan kedua bokong mereka.Mimpi indah pun sudah menghampiri keduanya, hingga Verona pun pergi meninggalkan kamar mereka. Saat ia akan berbelok menuju kamarnya tiba-tiba dia di kagetkan dengan kedatangan Alexander di hadapannya."Astaga!!!" ucap Verona sembari memegang dadanya.Ah pria ini!Setelah terdiam beberapa detik dengan pandangan yang saling terkunci,Verona pun memilih melangkah kembali menuju kamarnya dan mengabaikan Alexander yang berada di hadapannya. Ia terlalu muak melihat wajah penyebab duka dari seorang Verona itu.Namun suara dari Alexander pun menghentikan langkahnya."Apa benar kau akan memasukkan Lucius dan Lily ke akademi Serigala Putih?" tanya AlexanderVerona yang mendengar pertanyaan itu pun mengernyit bingung, darimana pria itu tau jika ia akan mendaftarkan anak-anak ke akademi Serigala Putih? Ah! Ia lupa telinga dan mata dari se
"ibu mau pergi kemana?" Ucap Lily ketika melihat ibunya itu yang tengah bersiap pergi bersama Emma."Ibu akan ke pusat kota untuk berbelanja"Mendengar jawaban dari sang ibu membuat Lily dan Lucas saling pandang beberapa detik, kemudian Lily pun kembali menatap Verona ."Ibu apa kami boleh ikut? Kami tidak pernah pergi ke pusat kota. Aku mendengar disana sangat seru, kita bisa melihat banyak hal dan aku ingin sekali melihatnya" pinta LilyVerona tengah berpikir,benar juga kedua anaknya itu kerjaannya hanya terkurung di Dukedom, mereka jarang sekali keluar layaknya terisolasi. Jika pun mereka keluar bermain itu pun masih disekitar kediaman ini.Mereka terlalu takut untuk keluar,selain karena keberingasan Verona mereka pun kerap mendapat ejekan dari anak-anak seusianya sehingga Lucius dan Lily memilih untuk tidak keluar.Ah malang sekali anak-anak nya!"Tentu saja! Kalian boleh ikut." Ucapnya membuat Lucius dan Lily kegirangan"Kalau begitu mari berangkat!" Tukasnya kemudian meraih tang
Setibanya mereka di kediaman Gilbert, Verona dan yang lainnya bergegas masuk ke dalam begitu pula dengan Alexander yang mengekor di belakang. Verona berjalan sembari memegang tangan Lucius dan Lily, saat mereka akan berjalan menuju kamar masing-masing di depan sana terlihat wanita yang tengah berdiri dengan raut wajah khawatir nya."Alexander!" ucap Rosella sembari berjalan ke arah Alexander yang berdiri di belakang Verona"Kau kemana saja hingga tiba di kediaman sore hari?. Aku sungguh khawatir Alex, yang ku tahu kau tidak ada panggilan kemanapun hari ini" ucapnya dengan meraih pipi AlexanderBaru juga keluar sampe sore tapi wanita itu justru bertingkah seolah-olah suaminya itu keluar bertahun-tahun.Verona pun berdecih kemudian kembali mengambil langkah bersama kedua anaknya untuk pergi ke kamar mereka, terlalu muak jika ia harus melihat drama suami istri haram itu .Alexander pun menatap kepergian Verona dan anak-anak nya, atensinya pun kembali teralih kepada wanita yang berada di
"Ayo pulang!" ucap Alexander begitu ia telah kembali dari perkumpulan nyaVerona mengangguk kemudian bangkit dari duduknyaPesta perayaan telah selesai, tersisa beberapa bangsawan yang masih berada di istana"Menantuku Verona,"Verona menoleh,"Ada apa Ratu?""Menginap lah disini untuk semalam, aku ingin berbincang banyak dengan mu malam ini." Pinta Ratu IsabellVerona menatap sejenak kearah Alexander "Baiklah yang Mulia""Duke, anda boleh pulang. Saya akan bermalam di istana malam ini""Kau tidak akan bermalam disini, kau akan pulang dengan ku""Duke...""Alexander, jika kau khawatir untuk meninggalkan Verona sendiri di istana kau juga bisa menginap. Ayah mu pasti merindukan mu juga, kau tidak pernah meluangkan waktu mu barang sejenak untuk berbicara dengan nya selain di luar pekerjaan."Alexander hanya diam, tak menanggapi namun kakinya melangkah untuk masuk kembali ke dalam istana.**************************"Ah pegal sekali" keluh Verona begitu ia telah keluar dari kamar Ratu Isabe
"Duchess biar saya saja yang membuat kuenya, anda bisa beristirahat kembali" ucap Emma begitu ia melihat Verona tengah berkutat dengan tepung tepungan itu di pagi buta.Semalam mereka sibuk mempersiapkan dekorasi untuk ulang tahun Lucius dan Lily di paviliun dekat dengan kamar Verona. Meski hanya pesta kecil-kecilan dengan dekorasi yang sederhana mereka mampu mengubahnya menjadi sebaik mungkin.Duchess nya itu bahkan kekeh diminta untuk beristirahat terlebih dahulu, Verona bahkan begadang semalaman suntuk. Sekarang Verona sudah kembali di sibukan pagi-pagi buta di dapur."Tidak apa-apa Emm, aku ingin membuat kue utamanya sendiri. Kau bisa membuat beberapa kue kecil yang lain sebagai pendamping nya" Ujar Verona"Baiklah, sesuai keinginan Duchess "Emma kemudian mulai mempersiapkan bahan-bahan nya, semalam Verona sudah memberitahunya menu apa saja yang akan di hidangkan nanti di acara ulang tahun Lucius dan Lily.Akan ada beberapa dari kue asin dan manis, buah-buahan yang dibalut oleh l