/ Fantasi / Membawa Lari Anak Duke / Bertemu Anak-anak

공유

Bertemu Anak-anak

작가: Winter Bride
last update 최신 업데이트: 2024-02-27 20:39:56

Keduanya pun tersenyum dan membalas genggaman dari Irina, sudah lama mereka menginginkan hal ini tiba dimana ibu mereka akan berubah dan menyayangi mereka. Mereka ingin seperti anak-anak yang lain yang dilimpahkan kasih sayang oleh orang tuanya.

Bagi mereka walaupun ibu mereka sering memukul dan memarahi mereka, mereka tetap menyayangi nya karena Emma mengatakan bahwa awalnya ibu mereka bukan wanita pemarah dan gemar memukul. Ibunya dulu sangat menyayangi mereka namun entah apa yang membuat ibunya berubah mereka tidak tahu.

Emma yang melihat itu pun tak bisa lagi membendung air matanya, hal yang selama ini yang ingin ia lihat kembali setelah kejadian tersebut yang telah merenggut banyak sosok Verona.

Irina membawa putra putrinya itu kedalam pelukannya, namun Irina mendengar ringisan dari mereka. Irina pun melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh keduanya kemudian menyingkap baju keduanya. Betapa terkejutnya Irina melihat beberapa bekas luka yang memang belum kering, sekali lagi ia mengumpati Verona dan ingin sekali ia menyusul nya ke neraka untuk menghajar nya.

Irina meminta kepada Emma untuk mengambil salep dan perban, sementara ia akan mengelap tubuh anak-anak. Mereka tidak boleh mandi dulu dengan luka yang masih basah.

Sebelum Emma benar-benar pergi, ia berbalik dan menghampiri Irina yang tengah menuntun anak-anak menuju kamar mandi

"Duchess anda tidak lupa kan dengan nama putra putri anda?" tanya nya dengan berbisik

Irina pun memukul pelan tangan Emma dan menjawabnya,"Aku tidak mungkin lupa dengan nama anak-anak ku sendiri!"

"Ya siapa tau kan, saya hanya bertanya."

"Sudah sana pergi! Oh sekalian bawakan makanan untuk ku dan anak-anak ke kamar. Dan jangan biarkan siapapun untuk mengunjungi ku dulu! Ingat! Siapapun! Bahkan jika itu si Duke buaya darat itu."

"Duke buaya darat? Maksud anda?"

"Siapa lagi jika bukan Tuan mu yang palyboy itu. Sudah jangan banyak tanya sana pergi! "

Emma pergi dengan pikirannya, jika Duchess nya mengatakan jika Duke buaya darat itu adalah tuannya berarti hanya satu orang yang pasti, yaitu Duke Alexander. Emma pun menutup mulutnya, tidak menyangka Duchess nya mengatakan hal itu kepada suaminya sendiri, Emma pun menggelengkan kepalanya, Duchess nya itu rupanya banyak berubah setelah hampir meregang nyawa.

*********************

"Ku dengar ia sudah sadar" ucap seorang laki-laki rupawan yang tengah menulis sesuatu di sebuah kertas di meja kerjanya

"Benar Duke, Duchess sempat sadar kemarin namun dari yang saya dengar, Duchess mengalami sakit kepala yang luar biasa hingga membuatnya pingsan. Untuk keadaan nya sekarang saya belum mendapat laporan dari pengawal yang tengah berjaga di sana."

Alexander pun masih setia dengan kertas-kertas yang berada di depannya sembari mendengarkan penjelasan dari tangan kanannya yaitu, Howard Gardner.

"Beritahu aku jika kau sudah mendapatkan kabarnya lagi!"

"Maaf Duke, kenapa tidak anda saja yang kesana dan melihat keadaan Duchess langsung?" tanya Howard

"Tidak bisa, setelah ini aku akan menemani Rosella ke suatu tempat."

"Kau bahkan lebih mementingkan keinginan wanita itu daripada kau harus melihat istri mu yang bahkan nyaris meregang nyawa Alexander." ucap Howard sembari melihat Alexander yang mulai mengalihkan pandangannya kepada Howard

Alexander dan Howard berteman sejak usia mereka enam belas tahun. Saat itu mereka bertemu di akademi, saat mereka sama-sama menempuh kelas teknik berperang.

Namun Howard hanya mengambil kelas satu tahun kemudian pergi untuk mempelajari lebih dalam tentang politik dan segala urusan administrasi lainnya. Waktu yang lumayan singkat namun membuat keduanya menjadi dekat.

Beberapa tahun kemudian mereka kembali bertemu dan Alexander menawarkan nya pekerjaan dan Howard pun menerima nya dan jadilah sekarang ia bekerja sebagai tangan kanan Alexander.

Dalam beberapa kondisi mereka akan berbicara layaknya sang tuan dengan bawahannya, namun dalam beberapa kondisi juga mereka akan berbicara layaknya seorang sahabat seperti sekarang ini. Howard tidak segan-segan menyindir nya jika ia sudah benar-benar kesal dengan Alexander.

Namun Howard tidak menyembunyikan jika ia memang takut jika terlalu macam-macam dengan Alexander, bagaimana pun selain Alexander atasannya dan putra dari raja kerajaan ini, Alexander adalah sosok yang memang patut untuk ditakuti karena pria itu jika sudah marah maka ia akan membabat habis apapun yang ada di depannya.

"Kau! Daripada mengomel lebih baik kau pergi dan kerjakan pekerjaan mu!" ucap Alexander dan kembali mengalihkan perhatian pada kertas yang ia pegang.

Howard pun mendumal sembari membungkuk kemudian pergi dari ruang kerja Alexander.

Setelah kepergian Howard, Alexander pun menaruh kembali kertas tadi dan menyandarkan punggungnya. Entah kenapa belakangan ini ia merasakan hari-harinya begitu berat, ia ingin sekali beristirahat namun karena pekerjaan nya yang menumpuk ia tidak bisa untuk bersantai sejenak terlebih, ia harus keluar untuk menemani Rosella yang katanya ingin mengunjungi sebuah toko perhiasan yang baru saja telah di resmikan. Ah wanita dengan hobinya itu memang terkadang membuat nya pusing.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Membawa Lari Anak Duke   Eksekusi

    Felix dan Christof bersimpuh di hadapan sang raja dengan wajah babak belur. Seperti nya keduanya mendapatkan luka baru karena di beberapa sudut terlihat luka lain namun sudah mengeringRaja bersama para menterinya duduk tenang setelah sebelumnya dikejutkan dengan bukti korupsi dari Baron Quill, meski beberapa menteri kerajaan ada yang bersikap biasa-biasa saja karena sudah mengira suatu saat kejadian itu akan terjadi, mengingat hampir seluruh orang tahu jika Baron Quill berhasil menjabat sebagai anggota menteri karena bantuan dari AlexanderTak lama kemudian Alexander datang bersama Rosella, pria itu menyeret Rosella dengan mendorong kepala wanita itu. Rosella dalam keadaan menangis pasrah begitu Alexander menghempaskan tubuhnya agar ikut bersimpuh seperti kedua pria itu.Verona dengan wajah datarnya menatap para pelaku yang menjadi dalang di balik kesakitannya, tak terkecuali matanya menatap kearah Alexander juga"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya raja Edward, bingung ketika

  • Membawa Lari Anak Duke   Sidang

    Verona mematut dirinya di depan cermin. Dress merah pekat membalut tubuh indahnya, rambutnya cokelat nya ia biarkan tergerai menjuntai, lalu wajahnya dipoles sedikit riasan sebagai penyempurna penampilan nya pagi ini.Tak terasa sudah tiba hari dimana Verona akan menyelesaikan masalah yang membelenggunya. Verona berharap, setelah hari ini tidak ada lagi kekhwatiran yang akan menggangu hidupnya lagi, Verona saat ini hanya ingin hidup tenang bersama kedua anaknya.Verona memantapkan hati pada pilihan nya. Tidak ada lagi alasannya untuk mundur, Verona sudah terlalu takut untuk menoleh kebelakang lagi, takut pada keputusannya yang bisa berubah kapan saja. Sekali lagi Verona menatap pantulannya, berbicara pada dirinya sendiri kalau apa yang ia pilih adalah jalan terbaik bagi hidup nya.Verona berbalik begitu seseorang masuk kedalam kamarnya"Semuanya sudah siap, Duchess" kata Jarvis"Kalau begitu kita berangkat sekarang"Verona bersama rombongannya pergi menuju halaman rumahnya, sebelum it

  • Membawa Lari Anak Duke   Hukuman

    Mata itu terbuka seiring ringisan keluar dari bibir keringnya. Kepalanya sakit, tak kalah dengan fisik dan batinnya. Rosella secara perlahan bangkit untuk mendudukkan dirinya, berusaha sekuat tenaga bersandar pada tembok dingin di belakang nya.Rasa perih dirasakan nya saat punggung yang penuh dengan luka cambukan itu menyentuh tembok kasar di belakang. Rosella kembali meringis, tubuhnya benar-benar remuk redam oleh Felix. Rosella mengumpati pria itu di dalam hatinya, Rosella akan memberi Felix pelajaran jika ia berhasil keluar dari tempat ini. Ia akan memberikan rasa sakit yang berkali lipat kepada Felix karena telah berani menyiksa seorang Duchess seperti dirinya, oh tak lupa ia harus membuat perhitungan kepada anak kurang ajarnya itu karena membeberkan rahasianya kepada Felix.Karena sibuk dengan isi kepalanya sendiri, Rosella tidak menyadari kehadiran orang lain di ruangan ini. Tubuhnya terhenyak begitu suara dingin yang amat Rosella kenali mengalun"Sudah sadar...?" Alexander ma

  • Membawa Lari Anak Duke   Penyesalan

    Verona sedang sarapan bersama dengan kedua anaknya, tak lupa beberapa pelayan dan pengawal pribadinya ikut duduk di meja makan bersama nya. Semenjak kepindahan Verona, Verona memberi perintah jika mereka harus makan bersama kalau bisa menyempatkan waktu. Verona merasa tak keberatan harus berada di meja yang sama dengan bawahannya, mereka sudah Verona anggap sebagai teman dan keluarga nya saat ini, tanpa mereka Verona juga tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Lucius dan Lily.Tentang Lucius dan Lily. Saat malam dimana Verona menumpahkan kesedihannya kepada Lucius, keesokan harinya kedua anaknya sudah berlaku manis kembali kepadanya, begitupula dengan Verona yang sudah tidak lagi menghindari si kembar.Kesalahpahaman diantara mereka sudah diluruskan, ternyata yang membuat si kembar menangis kala itu adalah karena mereka takut dan berpikir ketika melihat Verona menangis, ibunya itu akan kembali terluka kemudian berubah seperti dahulu seperti saat ibunya bertengkar dengan ayahnya. Bukan

  • Membawa Lari Anak Duke   Surat

    Verona dengan langkah pelan berjalan menuju kamarnya. Kamarnya terletak bersebelahan dengan si kembar, mencoba membuka pintu sepelan mungkin agar tidur mereka berdua tak terganggu dengan suara tersebut, namun suara panggilan menyapa rungunyaTangan Verona masih berada pada gagang pintu kamarnya, badannya enggan menoleh ke asal suara"Ibu..." Panggil Lucius sekali lagiVerona menarik nafas sebelum berbalik menghadap putranya, Verona dengan sekuat tenaga menghalau air matanya. Verona tak sanggup setiap melihat wajah Lucius dan Lily, rasa bersalah menggerogotinya ketika mengingat bagaimana si kembar menangis kala itu"Apa Lucius butuh sesuatu?" Tanya Verona pelan, matanya melirik ke sebelahnya dimana Verona dapat melihat Lily yang tengah terlelap dari celah pintu yang terbukaLucius memandang lamat wajah ibunya yang selama ini jarang ia lihat. Lucius merasa bahwa ibunya tengah menghindarinya dan Lily, Lucius bertanya-tanya apakah dirinya melakukan kesalahan sehingga ibunya tidak mau lagi

  • Membawa Lari Anak Duke   Felix dan Rosella

    Rosella tengah berjalan pulang menuju kediamannya. Ia baru saja selesai berbelanja di pusat perbelanjaan, Berta dan beberapa pelayan di belakangnya setia mengikutinya dengan barang belanjaan di kedua tangan merekaSaat ingin menaiki kereta kudanya tiba-tiba sang kusir mengatakan jika roda kereta menghilang, dan terpaksa Rosella harus menunggu sang kusir pergi untuk membeli roda kereta, Rosella sangat kesal, kenapa juga harus ada kejadian yang merusak harinya lagi.Ditengah kegiatan menunggu kusirnya kembali, Rosella di datangi oleh seseorang kemudian memberikannya sebuah surat. Rosella menerima dan langsung membacanya, ia menghela nafas bosan sejenak kemudian merobek surat tersebutFelix, pria itu tak henti-hentinya mengiriminya surat. Meminta nya datang untuk menemuinya karena alasan merindukannya, Rosella tentu tidak punya waktu untuk meladeni pria itu, masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan daripada harus mengunjungi pria yang sudah tidak berguna lagi baginya. Saat ini Rosell

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status