Share

24. Muslihat Mantan Kekasih

Dua pesan Utari cukup memaksa Biyan, yang bergelung dalam dekapan selimut, bangkit dari tempat tidur. Tangan dan kakinya pegal-pegal setelah bertualang seharian, tetapi dia masih punya tenaga untuk sekadar menjerang air.

Selang sepuluh menit, bel pintu berbunyi. Setengah menyeret langkah, Biyan membukakan pintu. Utari, membawa paper bag yang dia asumsikan makanan, mengembangkan senyum hangat saat melihatnya.

“Kamu belum mandi?” Utari mengendus pakaiannya sebelum melenggang masuk vila. “I won’t blame you. Siapa juga yang mandi pagi-pagi di akhir pekan.”

“Sebenarnya, aku pengin berenang, cuma….” Tubuhnya bakal sulit bergerak kalau nyerinya belum benar-benar mereda. “Nevermind. Pas banget kamu bawa makanan, aku lagi malas bikin sarapan.”

“Bukan sekadar sarapan, aku masak macaroni schotel favoritmu!” Utari membuka kotak aluminium foil berukuran medium. “Terus semalam iseng cobain resep saus mentai. Lumayan gampang.”

Mengenal Utari bertah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status