หน้าหลัก / Romansa / Memikat Hati Pangeran Kelas / Bab 5 : Hansa Memberitahu yang Sebenarnya

แชร์

Bab 5 : Hansa Memberitahu yang Sebenarnya

ผู้เขียน: Widhi Wagiswari
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-09-22 09:28:04

Vindreya berlari sekencang yang dia bisa menjauhi rumah di mana Kenzo dan Elvano sedang berdebat memperebutkannya. Beberapa kali Vindreya menengok ke belakang untuk melihat apakah kedua laki-laki itu mengejarnya atau tidak. Cukup mengagetkan bahwa tak ada satu pun di antara Kenzo dan Elvano yang mengejarnya. Ada apa ini? Apakah mereka benar-benar mencintai Vindreya atau tidak? Namun, ini membuat Vindreya bisa bernapas lega karena telinganya tak perlu lagi terganggu dengan perdebatan itu. 

Entah sudah berapa lama dan berapa jauh Vindreya berlari, tetapi entah kenapa dia tidak merasa lelah sedikit pun. Matahari yang tadinya bersinar terik, kini berganti dengan bulan yang menerangi gelapnya malam. 

Vindreya melihat ke kanan dan kirinya. Aneh sekali. Ada banyak rumah dengan lampu menyala seperti pada umumnya, tetapi sejak tadi dia tidak melihat ada satu orang pun di sana. Dunia asing itu seolah-olah hanya ditinggali oleh Vindreya, Kenzo, Elvano dan Hansa. 

“Hansa! Kamu di mana?! Aku butuh kamu untuk jelasin semua keanehan ini! Apa ini masih belum waktu yang tepat?! Hansa!” 

Vindreya berteriak sekencang mungkin, tak peduli jika itu akan membuat pita suaranya rusak. Yang dia inginkan hanyalah kejelasan dan bisa keluar dari dunia asing itu. 

Lagi-lagi bulan berganti matahari. Suasana sejuk dan gelap malam hari, kini berubah menjadi hari yang lebih cerah oleh sinar matahari dengan keadaan yang lebih hangat. 

Vindreya terduduk dengan pasrah di atas jalanan yang begitu sunyi. Air matanya mengalir. Dia kesepian dan kebingungan. Entah harus ke mana dia sekarang. 

“Hansa!” teriaknya sekali lagi. 

“Iya, Vindreya. Aku selalu di dekat kamu,” ucap seseorang. 

Vindreya langsung menoleh ke belakang dengan penuh harap. “Hansa!” 

Vindreya refleks memeluk gadis yang pernah dia temui di cermin kamar mandi itu. Tangisan Vindreya semakin menjadi-jadi. Dia memeluk Hansa dengan begitu erat, takut akan kehilangan seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan baginya itu. 

Hansa melepas dengan lembut pelukan Vindreya lalu menatap dalam pada gadis malang itu. “Bagaimana, Vindreya? Kamu udah puas?” 

Alis Vindreya merapat beriringan dengan tangisnya yang mulai mereda. “Hah? Puas? Maksud kamu?” 

“Vindreya, berada di dunia yang isinya hanya ada kamu, Kenzo, Elvano dan aku seperti ini adalah keinginan kamu. Dicintai dan diperebutkan oleh dua laki-laki itu juga adalah keinginan kamu. Memilih aku sebagai kunci jawaban atas semua keanehan ini juga adalah keinginan kamu.” 

Vindreya menggelengkan kepalanya berkali-kali. “Aku nggak ngerti maksud kamu. Gimana bisa semua ini keinginan aku, sementara aku nggak ingat apapun?” 

Hansa tersenyum manis sekali. “Baiklah. Ini saatnya aku ceritain semua kebenarannya sama kamu, Vin.” 

Vindreya mengangguk semangat penuh harap. “Iya, Hansa. Ayo, ceritain semuanya. Setelah itu, kembaliin aku ke dunia aku yang sebenarnya.” 

Hansa tertawa kecil. “Diri kamu sendiri yang bisa bawa kamu ke dunia kamu yang sebenarnya. Vindreya, dunia asing yang sedang kamu tempati ini nggak nyata. Ini hanya mimpi.” 

“Hah?” 

“Ini hanya mimpi, Vin. Kamu punya kemampuan untuk mengendalikan mimpi kamu. Malam itu sebelum tidur, kamu sendiri yang merencanakan untuk memimpikan Kenzo sebagai suami kamu, Elvano sebagai tunangan kamu, dan aku sebagai penyelamat kamu di dunia asing yang isinya hanya kita berempat. Kamu sendiri juga yang ingin untuk nggak membawa memori apapun dari dunia nyata ke dalam mimpi kamu.”

Alis Vindreya merapat bahkan hampir bertaut. “Aku ngelakuin itu? Kenapa aku pengen mimpi kayak gitu?” 

“Karena di dunia nyata, kamu selalu sulit untuk deketin dua cowok itu. Kamu capek karena nggak pernah ada kemajuan selama berusaha deketin mereka. Itu sebabnya kamu gunain kemampuan kamu untuk wujudin keinginan kamu.” 

“Siapa itu Kenzo, Elvano dan kamu sendiri di kehidupan nyata dalam hidup aku?” 

“Kita bertiga sekelas, Vin. Kenzo dan Elvano adalah dua cowok yang kamu suka. Aku adalah sahabat kamu, teman semeja kamu. Kamu paham sekarang?” 

Vindreya mengangguk. 

“Kalo gitu, akhiri mimpi kamu sekarang dan kembalilah ke dunia nyata kamu.” 

“Kalo aku balik ke dunia nyata, itu artinya Kenzo dan Elvano nggak akan cinta sama aku lagi? Mereka nggak akan rebutin aku lagi?” 

Hansa mengangguk sambil tersenyum hangat. 

“Ah. Kalo gitu aku masih mau ada di dunia mimpi ini. Dicintai oleh mereka berdua bener-bener buat aku bahagia.” 

“Aku udah duga kamu bakal ngomong kayak gitu. Vin, kamu diciptain bukan untuk hidup di dunia mimpi. Nggak akan ada perkembangan apapun kalo kamu terus ada di sini. Ingat juga gimana perasaan orang-orang di kehidupan nyata kamu. Mereka pengen kamu segera bangun.”

“Tapi gimana sama Kenzo dan Elvano?” 

“Tenang aja, Vin. Seperti biasa, di dunia nyata aku selalu bantu kamu untuk deketin mereka. Kita bisa kerja sama.” 

Vindreya mengangkat jari kelingking kanannya. “Janji, kamu bakal bantu aku?” 

Hansa tersenyum lalu ikut mengangkat jari kelingking kanannya kemudian menautkannya dengan kelingking Vindreya. “Iya, Vin. Aku janji. Ayo, bangun sekarang.” 

~bersambung

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 139: END

    Sekitar lima menit kemudian akhirnya pengucapan janji suci pernikahan selesai. Kini tiba saatnya pemasangan cincin. Kenzo sedikit mengarahkan badannya ke kiri untuk mengambil cincin yang sejak tadi berada di atas meja di dekatnya dengan peti kecil nan indah sebagai bantalannya.Begitu cincin telah dia pegang, Kenzo kemudian kembali meluruskan posisi badannya menghadap Vindreya lalu memakaikan cincin itu di jari manis Vindreya. Sekarang giliran Vindreya yang mengambil cincin kemudian memakaikannya di jari manis Kenzo.“Sekarang, masing-masing mempelai silakan ucapkan sesuatu yang selama ini begitu ingin diungkapkan pada pasangannya,” ucap penghulu.“Vindreya Sanjaya,” ucap Kenzo sambil menatap dalam pada Vindreya. “Terima kasih karena sudah sangat membantuku untuk berada di jalan yang benar dan meninggalkan dunia kelam dan kejam itu. Terima kasih karena sudah mengajarkanku m

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 138: Pernikahan

    “Heh!” Freya dan Vindreya kompak sambil menatap tajam pada Gavin.“Eh, maaf. Salah ngomong saking bahagianya.”Vindreya mendengus kesal lalu mererat rangkulan tangannya di lengan Kenzo. Entah kenapa semakin banyak orang yang mengagumi Kenzo sekarang dan ini membuat Vindreya merasa posisinya sebagai calon istri Kenzo terancam.“Selamat datang, Kenzo. Tante seneng banget akhirnya bisa liat kamu lagi,” kata Freya dengan mata berkaca-kaca.Kenzo tersenyum hangat lalu mengangguk. “Iya, Om, Tante. Aku juga seneng banget bisa kembali ke sini. Makasih karena udah bersabar nunggu aku dan percaya bahwa aku akan kembali.”“Aaa, Kak Kenzo!” Rega tiba-tiba keluar dari barisan, berlari menuju teras dan memeluk Kenzo. “Astaga. Betapa kangennya aku sama salah satu makcomblang aku yang udah bantu aku n

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 137: Kabar Bahagia dan Penyambutan

    Mata Freya seketika membulat. “Ke—Kenzo bakal datang? Vindreya bener-bener nemuin dia?” Freya diam sejenak dengan pikiran kosong sebelum akhirnya berteriak seperti orang gila. “Yuhuuu! Hei-hei! Calon menantu aku udah mau datang!”Butik seketika heboh karena teriakan Freya, juga para karyawannya yang langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari kecil menghampiri Freya. Wajar saja. Selama ini Freya memang selalu menceritakan tentang Kenzo kepada karyawannya, termasuk mengenai hilangnya Kenzo selama empat tahun ini.“Calon menantu yang Ibu maksud itu Kenzo, ‘kan?” tanya salah satu karyawan.Freya mengangguk dengan bersemangat dan senyum lebar.“Wah!” Para karyawannya ikut semringah.“Ssstt. Diem dulu. Aku mau telepon suami aku,” ucap Freya dan membuat seluruh karyawannya langs

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 136: Pulang

    Kenzo dan Vindreya berjalan beriringan masuk ke gedung kantor dan langsung menuju ke ruangan ayahnya Medika. Di sepanjang perjalanan, Vindreya begitu risau, takut jika ini semua tidak akan berjalan lancar.Tiba-tiba langkah kaki Vindreya terhenti sembari tangannya menarik lengan kanan Kenzo. Kenzo ikut berhenti dan menatap kekasihnya itu.“Kenapa?” tanya Kenzo.“Aku takut kalo ayahnya Medika nggak izinin kamu pergi. Aku takut kalo dia justru berpikir bahwa aku yang hasut kamu untuk ninggalin Bandung dan kembali ke Jakarta.”Kenzo tersenyum kecil dan paham ketakutan yang tengah dirasakan oleh Vindreya. “Kamu bilang, sekarang aku udah jadi lebih hangat dan lembut, ‘kan? Kemarin kamu juga udah ketemu dan ngobrol banyak sama Medika, ‘kan? Nah, sifat ayahnya Medika juga kurang lebih kayak gitu.”“Kamu

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 135: Mengingat Semuanya

    Kenzo menghela napas panjang. “Pantasan waktu itu kamu keliatan kaget dan bingung sama aku yang sekarang.”“Iya, karena kamu udah berubah jauh lebih baik, Ken. Kamu udah ada di titik terbaik dalam hidup kamu sekarang. Lupain aja masa lalu kamu. Kamu udah terlalu menderita selama ini dan ini waktunya kamu menikmati semua hasil perbuatan baik dan pengorbanan yang kamu lakuin di waktu itu.”Kenzo agak lama tak menjawab hingga akhirnya dia mengangguk pasrah dan tersenyum tipis. Tampak jelas dia sedang sangat berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya.“Ayo.” Kenzo meraih tangan Vindreya lalu mereka kembali berjalan menuju restoran.…Di restoran, di atas meja Kenzo dan Vindreya sudah tersaji makanan dan minuman yang mereka pesan hampir 10 menit yang lalu. Vindreya tampak sangat menikmati makanannya. Beberapa kali dia

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 134: Bersedia Membebaskannya

    Medika menggeleng pelan. “Aku dan ayah aku udah sama-sama nyaman dengan hadirnya Leo di dalam keluarga kami. Leo adalah orang yang mampu buat aku nggak frustasi lagi sama hidup aku. Dia sembuhin hati aku dan buat aku ngerasa bahwa cinta pada orang yang tepat itu benar-benar indah. Dia juga berjasa banget dalam membangun dan memajukan perusahaan ayah aku. Dia cepat belajar dan memahami semuanya dengan baik.”Setelah mendengar penjelasan dari Medika, mendadak Vindreya menjadi takut dan khawatir soal kelanjutan hubungannya dengan Kenzo. Jika Medika dan ayahnya sudah sesayang dan senyaman itu dengan Kenzo, lalu bagaimana caranya Vindreya untuk membawa Kenzo kembali ke Jakarta?Medika kembali menegakkan arah pandang wajahnya lalu melihat pada Vindreya yang tampak sedang memikirkan sesuatu dengan tatapan kosong. Medika paham. Sebagai sesama perempuan, Medika tahu apa yang akan menjadi ketakutan Vindreya setelah mendengar semua pe

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 133: Pembicaraan Vindreya dan Medika

    Vindreya mengambil tasnya yang tergeletak di atas tempat tidurnya lalu berlari kecil keluar rumahnya. Di luar sana, dia melihat Kenzo berdiri di depan mobil sambil tersenyum menatapnya. Vindreya ikut tersenyum lalu mengunci pintu rumahnya kemudian bergegas menghampiri Kenzo.“Pagi, Vin,” salam Kenzo.“Pagi, Ken,” balas Vindreya. Perhatiannya lalu teralihkan pada kursi depan di bagian penumpang. Ada seseorang di sana --- Medika.Kenzo ikut menoleh ke belakang, ke arah Medika. Laki-laki itu tersenyum setelah paham apa yang sedang dipikirkan oleh Vindreya.“Aku tinggal serumah bareng Medika. Itu sebabnya kami pulang-pergi kantor bareng,” kata Kenzo.“Eh?” Vindreya kaget. “Terus beberapa hari ini kamu selalu ke rumah aku tiap kali kamu selesai kerja. Itu ….”“Ak

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   132: Foto Masa Lalu

    “Dia cantik,” ucap Medika pelan.Vindreya yang bisa tahu bahwa Medika sedang merasa cemburu dengan melihat matanya hanya tersenyum kecil dengan sedikit perasaan tidak enak. “Makasih.”“Kalian mau ngobrol dulu biar lebih mengenal satu sama lain dan jadi akrab?” tanya Kenzo.“Em, mungkin nanti, Leo. Ini aku bawa beberapa berkas yang harus kamu periksa.” Medika menyerahkan beberapa berkas bermap kuning pada Kenzo.Kenzo menerima berkas itu. “Kapan deadlinenya?”“Jam 2 siang ini.”“Eh? Secepat itu?”“Iya. Berkasnya harus dipakai untuk rapat bersama pemimpin dari perusahaan lain hari ini.”Vindreya memegang lengan Kenzo lalu mereka saling bertatapan.“Nggak apa-apa, Ken. Kamu selesaiin aja dulu itu. Jalan-jalannya bisa nanti,” kata Vindreya yang tahu bahwa Kenzo ragu

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 131: Cerita Setelah Kecelakaan

    “Salah satu orang yang nyelamatin aku itu adalah orang yang nabrak aku, Vin. Namanya Medika. Katanya, waktu itu dia lagi ada urusan di Jakarta. Dia bawa mobil dalam kondisi frustasi dan nggak sengaja nabrak aku. Sebagai permintaan maafnya, dia dan ayahnya yang ngerawat aku.”“Mereka ngerawat kamu di Bandung?”“Iya karena mereka emang asal Bandung.”“Ini masih aneh, Ken. Kalo Medika nabrak kamu di Jakarta, kenapa dia malah ngerawat kamu di Bandung? Kenapa dia nggak berusaha untuk nyari kenalan kamu di Jakarta dulu?”Kenzo mengangkat lalu menurunkan bahunya sebagai isyarat jawaban ‘tidak tahu’. “Kamu teliti banget sampe nanya sedalam itu. Intinya waktu itu karena aku juga nggak ingat banyak tentang identitas lengkap aku, jadinya aku ngikut aja pas mereka mutusin untuk bawa aku ke Bandung. Kalo kamu masih pingin banget t

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status