Share

Bab 2

Author: Eriana
Aku merasa sudah mengatakannya dengan sangat halus dan tidak mengungkit aib antara Kennedy dan Winona. Kupikir dia akan merasa bersalah dan berusaha memberiku penjelasan. Atau kalau memang itu yang dia inginkan, sekalian saja batalkan pernikahan ini.

Namun, Kennedy malah terlihat kesal, lalu membentakku, "Cuma karena aku ngobrol sebentar sama Kakak Ipar, kamu langsung cemburu dan mengancamku batal nikah? Villy, kamu itu sudah 28 tahun, bukan anak kecil lagi. Jangan kekanak-kanakan dan bercanda soal pernikahan."

Aku meremas ujung selimut dan berkata pelan, "Tapi Winona berbeda. Dulu kamu pernah menyukainya, kalian berdua ...."

Kennedy langsung mengernyit dan memotong ucapanku, "Itu semua sudah lewat. Bisa nggak kamu jangan terus mengungkit masa lalu?"

Namun, apa ini salahku?

Kennedy sangat mahir dalam fotografi, tapi tidak pernah memotretku sekali pun. Alasannya, katanya dia tidak suka memotret orang. Namun di komputernya, tersimpan ribuan foto Winona. Saat aku menemukannya, kami bertengkar hebat.

Waktu itu dia bersumpah bahwa hubungannya dengan Winona sudah selesai, sekarang dia hanya menganggapnya sebagai kakak ipar. Aku percaya penjelasannya, tapi lihat bagaimana dia memperlakukanku?

Kalau aku tidak pulang hari ini dan tidak sengaja mendengar sendiri ucapannya soal ingin kabur dari pernikahan, aku tidak akan pernah tahu bahwa dia masih belum bisa melupakan Winona dan hanya menjadikanku cadangan!

Aku sedih, merasa dipermalukan, tapi akhirnya seperti biasa ... aku yang minta maaf lebih dulu. "Maaf, aku nggak seharusnya berpikiran macam-macam."

"Kali ini aku maafkan. Tapi aku nggak mau kejadian seperti ini terulang lagi. Kamu tahu 'kan, aku sangat peduli padamu dan hanya akan menikah denganmu."

Kennedy lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi. Setelah itu, dia naik ke ranjang dan memelukku dari belakang.

Dulu, ketika orang tuanya dan kakaknya meninggal karena kecelakaan pesawat, dia harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan keluarga. Di saat yang sama, dia juga harus menahan tekanan dari orang-orang yang berniat buruk terhadap harta warisan mereka. Bebannya begitu besar sampai dia sering susah tidur.

Waktu itu, hanya aku yang ada di sisinya.

Aku bekerja sebagai sekretarisnya dan membantunya menghadapi segala masalah internal dan eksternal perusahaan Keluarga Harath. Dia harus sering menghadiri jamuan dan minum alkohol sampai sakit lambung. Demi merawatnya, aku ikut kelas memasak, mencoba berbagai menu agar dia mau makan.

Saat malam dia susah tidur, aku membacakan cerita, mencari suara-suara white noise yang bisa membantunya tertidur. Setiap malam, aku baru tidur setelah memastikan dia sudah benar-benar terlelap.

Dulu, Kennedy sering memelukku dengan terharu dan berkata, "Keluargamu nggak menyayangimu karena mereka nggak tahu betapa berharganya dirimu. Mulai sekarang, aku adalah kekasihmu sekaligus keluargamu. Kita bisa saling menjadi sandaran terakhir, selamanya!"

Namun, begitu perusahaan Keluarga Harath mulai membaik dan Winona kembali dari luar negeri, semuanya berubah. Kennedy mengatakan bahwa Winona adalah kakak iparnya. Dengan alasan itu, dia memperlakukan Winona dengan sangat baik. Dia selalu memprioritaskan Winona sebelum aku.

Kennedy bahkan berpesan padaku agar memperlakukan Winona dengan baik, seperti menghormati anggota keluarga yang paling dekat. Namun, sejak kapan ada anggota keluarga yang bersikap mesra pada adik iparnya?

Dalam kegelapan, aku menggigit bibirku dan menyingkirkan tangan Kennedy yang melingkar di pinggangku dengan perlahan. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya membalikkan badan dan tidur membelakangiku. Tak seperti dulu, malam ini dia tidak insomnia.

Lihatlah, segalanya di dunia ini memang bisa berubah.

Aku menatap langit-langit kamar semalaman dan tidak tidur sama sekali. Namun, malam itu aku membuat sebuah keputusan. Aku memang tidak bisa melepaskan Kennedy begitu saja setelah mencintainya selama 10 tahun. Namun, aku juga tidak ingin mempertahankan seorang pria yang tidak mencintaiku.

Pernikahan ini, tidak ingin kulanjutkan lagi. Aku ingin membatalkan pernikahan dengan Kennedy dengan cara yang damai dan bermartabat.

Hanya saja, keesokan paginya aku tidak sempat mengatakan apa pun padanya.

Begitu terbangun, kepalaku terasa sakit luar biasa. Saat meraba dahiku, aku baru sadar bahwa aku sedang demam.

Melihatku demam sampai kesadaranku memudar, alis Kennedy mengernyit tajam dan berkata, "Obat di rumah habis. Kamu tahan sebentar ya, aku antar Kakak Ipar pulang dulu, jangan sampai kamu menularinya. Nanti setelah aku balik, aku antarkan kamu ke rumah sakit."

Kennedy mengambil kunci mobil, lalu pergi mengantar Winona pulang.

Menatap punggungnya yang menjauh, rasa sakit itu menyebar di dadaku bagaikan ditusuk ribuan jarum. Dia sudah cukup keterlaluan, tapi entah kenapa aku masih belum bisa benar-benar rela.

Aku tidak percaya, Kennedy sama sekali tidak peduli padaku setelah 10 tahun percintaan kita. Seharusnya ... dia akan kembali, 'kan?

Asalkan dia bersedia kembali dan menunjukkan sedikit saja perhatian, aku akan membuka pembicaraan soal pembatalan pernikahan ini. Setidaknya, kami bisa berpisah dengan damai dan dia bisa melanjutkan hidupnya bersama Winona.

Namun, setelah menunggu hampir seharian, Kennedy tak kunjung kembali.

Yang kudapati hanyalah unggahan Winona di media sosialnya.

[ Sedang nggak enak badan karena datang bulan, untung ada dia di sisiku. Katanya, selama aku butuh dia, dia akan selalu ada dan dia menepatinya. ]

"Dia" yang dimaksud oleh Winona itu kemungkinan hanya Kennedy seorang.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 9

    Aku menatapnya tanpa ekspresi saat dia mulai kehilangan kendali. "Kamu nggak perlu bicara panjang lebar. Aku meninggalkanmu hanya karena satu alasan: aku sudah nggak mencintaimu lagi."Aku hendak pergi, tapi dia menarikku.Mata Kennedy memerah, bercampur antara sedih dan marah. "Jangan bertingkah seolah kamu korban satu-satunya. Sepuluh tahun hubungan kita sampai di titik ini, kamu nggak merasa ada salahmu juga?"Sebenarnya, aku tidak suka menjelaskan apa pun pada siapa pun. Namun aku tahu, kalau aku tidak mengatakannya dengan jelas, antara kami takkan pernah benar-benar selesai."Kennedy, aku bukannya nggak pernah merenung.""Selama bertahun-tahun ini, hubungan kita makin hambar. Aku sudah berusaha keras memperbaiki semuanya, tapi sikap kamu makin lama makin dingin. Waktu aku tahu kamu selingkuh dengan Winona dan bahkan berencana kabur dari pernikahan, aku benar-benar hancur, sampai menangis sejadi-jadinya.""Aku sempat berpikir, apa benar seperti yang dibilang para bos di meja perjam

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 8

    Aku mengayunkan tasku dan menghantam bagian belakang kepala Kennedy. Kemudian, aku menariknya menjauh dan berdiri di depan Larry untuk melindunginya. "Cukup, Kennedy! Kamu gila ya?"Aku sudah mengenalnya selama 15 tahun dan selama itu dia selalu tampil sebagai pria yang sopan dan terkendali. Aku belum pernah melihatnya segila ini.Kennedy menatapku dengan ekspresi tak percaya, suaranya pecah karena emosi, "Kenapa dia boleh cium kamu? Kamu ada hubungan apa sama dia?""Itu urusanku, bukan urusanmu.""Aku pacarmu!""Sejak hari pernikahan itu, kamu bukan lagi siapa-siapa bagiku."Kennedy tampak ingin meledak, tapi berusaha menahan diri. "Kamu masih marah gara-gara Winona, ya? Hari ini aku sudah suruh orang usir dia dari rumahku, kartu tambahan yang aku kasih juga sudah aku ambil. Mulai sekarang aku nggak akan ada hubungan lagi sama dia."Jadi, waktu dia datang mencariku tadi pagi, Winona masih tinggal di rumahnya dan memakai kartu tambahannya? Dia masih menjalin hubungan semu dengan wanita

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 7

    Aku menghindar dan berkata dengan jengkel, "Kita sudah nggak mungkin lagi.""Hubungan kita sudah 10 tahun. Kamu dulu begitu mencintaiku, mana mungkin bisa putus begitu saja? Kamu pasti cuma lagi mengambek, kamu nggak percaya aku bakal benar-benar putus sama Winona, 'kan? Aku akan buktikan ke kamu!"Setelah berkata demikian, Kennedy langsung berlari pergi. Entah dia sedang lari dari kenyataan bahwa aku sudah tak mencintainya lagi, atau memang masih sesombong itu. Begitu dia pergi, klienku, Chester, muncul sambil membawa seikat besar mawar merah untuk menjemputku."Villy, kejutan! Hari ini aku mewakili perusahaan untuk membahas kerja sama denganmu. Senang nggak? Ini bunga untukmu, semoga kamu bahagia setiap hari!"Chester adalah pria tampan blasteran dan anak dari keluarga konglomerat terkenal. Sejak pertemuan yang tak disengaja sebulan lalu, dia langsung menyebutku sebagai jodohnya dan mulai mendekatiku terang-terangan.Aku menerima bunga itu. "Terima kasih. Kalau kamu datang untuk baha

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 6

    Anak olahraga memang beda, tubuhnya tampak sangat proporsional. Namun, aku hanya merasa kepalaku sakit. "Larry, kamu ...."Aku tidak tertarik untuk berpacaran dengan pria yang lebih muda, apalagi beda usianya sampai 7 tahun."Maaf, Kak ... apa aku bikin kamu kesal karena lupa bawa handuk? Jangan usir aku, ya? Kalau Ayah tahu aku bikin kamu marah, aku bisa dimaki habis-habisan ...."Larry menunduk dan tampak benar-benar murung. Aku langsung kehilangan kata-kata untuk menolaknya. Sambil memijat pelipis yang mulai sakit, aku kembali ke ruang tamu.Tak lama kemudian, sahabatku menelepon. Obrolan kami berjalan lancar, sampai akhirnya membahas soal Kennedy dan Winona."Kamu tahu nggak, sejak Winona jadi asisten pribadi Kennedy, dia bikin banyak kekacauan. Dia itu selingkuhan, tapi malah nganggap semua wanita juga selingkuhan.""Banyak staf wanita Kennedy yang dipecat gara-gara dia. Kennedy kerja sama dengan klien wanita, si Winona malah menyindir klien itu selingkuhan juga. Akhirnya, kerja s

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 5

    Namun, Larry sangat tahu diri. "Kakak nggak usah sungkan. Ayahku memang orangnya suka bercanda. Sebulan ke depan, anggap saja aku pemandu wisata sekaligus teman mainmu, ya."Larry adalah mahasiswa jurusan olahraga, tipe pria tampan dengan tubuh berotot dan aura yang ceria. Dia terus-menerus memanggilku "Kak", gaya bicaranya juga seperti adik yang hangat dan mudah diajak mengobrol.Awalnya Larry berencana mengajakku liburan berkeliling luar negeri sebulan penuh, tapi sejujurnya aku justru lebih tertarik berkeliling dalam negeri.Dulu waktu kecil, keadaan keluargaku tidak memungkinkan. Setelah dewasa, waktuku hanya kuhabiskan untuk Kennedy dan pekerjaan. Bahkan kalau sedang di luar kota, itu pun karena urusan kantor. Tidak pernah sempat mengunjungi tempat wisata.Aku ingin ke Gunung Bromo untuk melihat matahari terbit. Ingin ke Yogyakarta untuk makan gudeg, lalu menikmati suasana malam di Alun-Alun Kidul. Juga ingin mampir ke Raja Ampat, menikmati indahnya alam, mengenakan pakaian etnik

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 4

    Panggilan dan pesan terlalu banyak, sampai-sampai ponselku sempat macet sejenak. Semua panggilan kuabaikan, tapi notifikasi SMS dan WhatsApp masih terus berdenting tanpa henti.Sebagian besar pesan itu dari Kennedy.[ Villy, kamu di mana? ][ Kenapa kamu menayangkan video aku dan Kakak Ipar di rumah pengantin, juga foto kami berciuman di bawah aurora? Kapan kamu rekam video itu? ][ Hari itu kamu ada di bawah rumah? Kenapa kamu nggak bilang apa-apa? ][ Semuanya nggak seperti yang kamu bayangkan. Pulanglah, aku bisa jelaskan semuanya! [ Terus, kenapa kamu jual semua sahammu ke Maxime? Kamu tahu nggak, sekarang dia punya satu persen lebih banyak dari aku. Di rapat direksi nanti, suara dia lebih besar dari aku .... Kamu paling tahu aku dan dia musuhan! ][ Aku nggak maksud menyalahkanmu. Hari itu aku cium Winona, itu cuma karena emosi sesaat. Kita sudah menjalin hubungan 10 tahun, aku benaran ingin menikah denganmu. Kamu sudah menyiapkan pernikahan selama ini, pasti kamu akan kembali da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status