Share

Memilih Untuk Mencintai Diriku
Memilih Untuk Mencintai Diriku
Author: Eriana

Bab 1

Author: Eriana
Aku berdiri di luar rumah pengantin, menatap ke dalam lewat jendela besar. Di sana, aku melihat Kennedy tengah berciuman panas dengan Winona.

Dia memeluk Winona dengan erat dan mencium dengan penuh hasrat dan dominasi. Tak terlihat sedikit pun sikap dingin dan tertutup yang biasa dia tunjukkan.

Pakaian, sepatu, dan rambutku sudah kuyup oleh salju. Seluruh tubuhku terasa sedingin es. Hawa dingin itu merayap dari ujung tangan dan kakiku, masuk ke lambung dan membuat isi perutku bergolak hebat.

Saat melihat mereka bergumul di atas ranjang pengantin yang telah kupilih dengan teliti, aku mengangkat ponsel dan merekam mereka sejenak. Kemudian, aku tidak mampu lagi menahan diri. Aku muntah hebat, hingga kepalaku terasa sangat pusing.

Selama bertahun-tahun bersama, bahkan ketika kami berada di ranjang, Kennedy tidak pernah menciumku. Katanya dia punya misofobia dan aku percaya padanya. Ternyata, dia hanya mencium wanita yang benar-benar dia cintai ....

Keduanya mendengar suara, lalu serentak menoleh ke arah luar. Padahal merekalah yang berselingkuh, tapi malah aku yang refleks menyelinap bersembunyi.

Tubuhku basah oleh air salju, sehingga aku menggigil tanpa henti. Aku hanya ingin menunggu sampai Winona pergi, lalu pulang. Namun setelah satu jam, tak ada satu pun dari mereka yang keluar. Aku bersin, lalu menyeret tubuhku yang kaku dan beku kembali ke rumah.

Rumah pengantin itu hangat dan nyaman. Kennedy yang biasanya bahkan tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, kini sedang memasak di dapur. Gerakannya sangat terampil, jelas bukan pertama kalinya dia melakukannya.

Mesin pengisap asap berdengung keras, tapi bau masakan yang pedas dan menyengat tetap memenuhi ruangan. Padahal aku punya penyakit lambung dan sama sekali tidak pernah makan makanan pedas.

"Dasar rakus, masakannya belum selesai ...."

Mendengar ada suara, Kennedy menoleh sambil tersenyum. Namun, saat melihat bahwa itu aku, senyum di wajahnya langsung lenyap.

"Ternyata kamu. Bajumu basah kuyup begini, kenapa nggak langsung mandi dan ganti pakaian? Jangan masuk sembarangan! Rumah jadi kotor gara-gara kamu!"

"Maaf." Aku meremas jaket tebalku yang basah kuyup dan seperti biasa, aku langsung minta maaf.

Kennedy mengerutkan kening dengan kesal, seolah masih ingin mengomel. Namun saat itu, Winona keluar dari kamar. Bibirnya tampak bengkak dan pipinya memerah. Wajahnya jelas menunjukkan bekas-bekas bercinta.

Aku memandang ke arahnya.

Winona refleks menarik bajunya, lalu buru-buru menjelaskan, "Villy, kamu ... kamu jangan salah paham!"

"Apa yang perlu disalahpahami? Malam ini salju turun deras, jalanan sulit dilalui, jadi Kakak Ipar menginap di sini malam ini," jawab Kennedy dengan tegas tanpa sedikit pun perubahan ekspresi.

Winona adalah pacar kakaknya. Mereka belum sempat menikah, tapi sang kakak sudah meninggal dunia. Selama bertahun-tahun, Kennedy selalu memanggilnya "Kakak Ipar".

Saat makanan sudah siap, Kennedy memanggil Winona ke meja makan. Melihat Winona makan dengan lahap, dia ikut tersenyum senang. Dia sama sekali tidak memperhatikan aku yang hanya makan nasi putih.

Setelah makan, Winona langsung pergi tidur.

Ini adalah rumah pengantin "milikku", tapi Kennedy malah menyuruh Winona tidur di kamar utama dan mengusirku ke kamar tamu. "Kamar tamu belum dibereskan, Kakak Ipar nggak terbiasa tidur di sana. Kamu tahan sedikit, ya."

Padahal ini rumah pernikahan kami, aku bahkan belum sempat tidur di kamar utama itu. Kenapa dia mengizinkan wanita lain tidur di sana?

Aku ingin membantah. Ucapan yang ingin kukatakan sudah sampai di ujung lidah, tapi akhirnya tak ada satu pun kata yang keluar.

Kennedy berada di kamar utama sampai hampir tengah malam, baru kemudian kembali ke kamar tamu. Aku sudah kehujanan, kedinginan, dan kelaparan. Tubuhku terasa tidak nyaman dan pikiranku dipenuhi bayangan Kennedy berciuman panas dengan Winona. Aku terbaring di ranjang, tapi tak bisa tidur.

Saat dia membuka pintu dan masuk, aku benar-benar ingin mengabaikan semuanya dan bertanya, 'Kalau memang nggak suka aku, kenapa masih ingin menikah denganku? Kenapa pernikahan hanya tinggal selangkah lagi, tapi dia masih bisa mencium wanita lain?'

'Kenapa saat aku ada di rumah ini, dia masih bisa bersikap intim dengan Winona seolah aku tidak ada?'

Segudang pertanyaan mengganjal di tenggorokan, tapi pada akhirnya, yang keluar dari mulutku hanyalah kalimat getir, "Kennedy, kalau kamu menyesal dan nggak ingin menikah denganku, kamu bisa bilang."

Dia bisa saja membatalkan pernikahan. Aku bisa menerima itu. Namun, aku tidak bisa menerima jika dia memilih kabur di hari pernikahan dan meninggalkanku seperti orang bodoh di altar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 9

    Aku menatapnya tanpa ekspresi saat dia mulai kehilangan kendali. "Kamu nggak perlu bicara panjang lebar. Aku meninggalkanmu hanya karena satu alasan: aku sudah nggak mencintaimu lagi."Aku hendak pergi, tapi dia menarikku.Mata Kennedy memerah, bercampur antara sedih dan marah. "Jangan bertingkah seolah kamu korban satu-satunya. Sepuluh tahun hubungan kita sampai di titik ini, kamu nggak merasa ada salahmu juga?"Sebenarnya, aku tidak suka menjelaskan apa pun pada siapa pun. Namun aku tahu, kalau aku tidak mengatakannya dengan jelas, antara kami takkan pernah benar-benar selesai."Kennedy, aku bukannya nggak pernah merenung.""Selama bertahun-tahun ini, hubungan kita makin hambar. Aku sudah berusaha keras memperbaiki semuanya, tapi sikap kamu makin lama makin dingin. Waktu aku tahu kamu selingkuh dengan Winona dan bahkan berencana kabur dari pernikahan, aku benar-benar hancur, sampai menangis sejadi-jadinya.""Aku sempat berpikir, apa benar seperti yang dibilang para bos di meja perjam

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 8

    Aku mengayunkan tasku dan menghantam bagian belakang kepala Kennedy. Kemudian, aku menariknya menjauh dan berdiri di depan Larry untuk melindunginya. "Cukup, Kennedy! Kamu gila ya?"Aku sudah mengenalnya selama 15 tahun dan selama itu dia selalu tampil sebagai pria yang sopan dan terkendali. Aku belum pernah melihatnya segila ini.Kennedy menatapku dengan ekspresi tak percaya, suaranya pecah karena emosi, "Kenapa dia boleh cium kamu? Kamu ada hubungan apa sama dia?""Itu urusanku, bukan urusanmu.""Aku pacarmu!""Sejak hari pernikahan itu, kamu bukan lagi siapa-siapa bagiku."Kennedy tampak ingin meledak, tapi berusaha menahan diri. "Kamu masih marah gara-gara Winona, ya? Hari ini aku sudah suruh orang usir dia dari rumahku, kartu tambahan yang aku kasih juga sudah aku ambil. Mulai sekarang aku nggak akan ada hubungan lagi sama dia."Jadi, waktu dia datang mencariku tadi pagi, Winona masih tinggal di rumahnya dan memakai kartu tambahannya? Dia masih menjalin hubungan semu dengan wanita

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 7

    Aku menghindar dan berkata dengan jengkel, "Kita sudah nggak mungkin lagi.""Hubungan kita sudah 10 tahun. Kamu dulu begitu mencintaiku, mana mungkin bisa putus begitu saja? Kamu pasti cuma lagi mengambek, kamu nggak percaya aku bakal benar-benar putus sama Winona, 'kan? Aku akan buktikan ke kamu!"Setelah berkata demikian, Kennedy langsung berlari pergi. Entah dia sedang lari dari kenyataan bahwa aku sudah tak mencintainya lagi, atau memang masih sesombong itu. Begitu dia pergi, klienku, Chester, muncul sambil membawa seikat besar mawar merah untuk menjemputku."Villy, kejutan! Hari ini aku mewakili perusahaan untuk membahas kerja sama denganmu. Senang nggak? Ini bunga untukmu, semoga kamu bahagia setiap hari!"Chester adalah pria tampan blasteran dan anak dari keluarga konglomerat terkenal. Sejak pertemuan yang tak disengaja sebulan lalu, dia langsung menyebutku sebagai jodohnya dan mulai mendekatiku terang-terangan.Aku menerima bunga itu. "Terima kasih. Kalau kamu datang untuk baha

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 6

    Anak olahraga memang beda, tubuhnya tampak sangat proporsional. Namun, aku hanya merasa kepalaku sakit. "Larry, kamu ...."Aku tidak tertarik untuk berpacaran dengan pria yang lebih muda, apalagi beda usianya sampai 7 tahun."Maaf, Kak ... apa aku bikin kamu kesal karena lupa bawa handuk? Jangan usir aku, ya? Kalau Ayah tahu aku bikin kamu marah, aku bisa dimaki habis-habisan ...."Larry menunduk dan tampak benar-benar murung. Aku langsung kehilangan kata-kata untuk menolaknya. Sambil memijat pelipis yang mulai sakit, aku kembali ke ruang tamu.Tak lama kemudian, sahabatku menelepon. Obrolan kami berjalan lancar, sampai akhirnya membahas soal Kennedy dan Winona."Kamu tahu nggak, sejak Winona jadi asisten pribadi Kennedy, dia bikin banyak kekacauan. Dia itu selingkuhan, tapi malah nganggap semua wanita juga selingkuhan.""Banyak staf wanita Kennedy yang dipecat gara-gara dia. Kennedy kerja sama dengan klien wanita, si Winona malah menyindir klien itu selingkuhan juga. Akhirnya, kerja s

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 5

    Namun, Larry sangat tahu diri. "Kakak nggak usah sungkan. Ayahku memang orangnya suka bercanda. Sebulan ke depan, anggap saja aku pemandu wisata sekaligus teman mainmu, ya."Larry adalah mahasiswa jurusan olahraga, tipe pria tampan dengan tubuh berotot dan aura yang ceria. Dia terus-menerus memanggilku "Kak", gaya bicaranya juga seperti adik yang hangat dan mudah diajak mengobrol.Awalnya Larry berencana mengajakku liburan berkeliling luar negeri sebulan penuh, tapi sejujurnya aku justru lebih tertarik berkeliling dalam negeri.Dulu waktu kecil, keadaan keluargaku tidak memungkinkan. Setelah dewasa, waktuku hanya kuhabiskan untuk Kennedy dan pekerjaan. Bahkan kalau sedang di luar kota, itu pun karena urusan kantor. Tidak pernah sempat mengunjungi tempat wisata.Aku ingin ke Gunung Bromo untuk melihat matahari terbit. Ingin ke Yogyakarta untuk makan gudeg, lalu menikmati suasana malam di Alun-Alun Kidul. Juga ingin mampir ke Raja Ampat, menikmati indahnya alam, mengenakan pakaian etnik

  • Memilih Untuk Mencintai Diriku   Bab 4

    Panggilan dan pesan terlalu banyak, sampai-sampai ponselku sempat macet sejenak. Semua panggilan kuabaikan, tapi notifikasi SMS dan WhatsApp masih terus berdenting tanpa henti.Sebagian besar pesan itu dari Kennedy.[ Villy, kamu di mana? ][ Kenapa kamu menayangkan video aku dan Kakak Ipar di rumah pengantin, juga foto kami berciuman di bawah aurora? Kapan kamu rekam video itu? ][ Hari itu kamu ada di bawah rumah? Kenapa kamu nggak bilang apa-apa? ][ Semuanya nggak seperti yang kamu bayangkan. Pulanglah, aku bisa jelaskan semuanya! [ Terus, kenapa kamu jual semua sahammu ke Maxime? Kamu tahu nggak, sekarang dia punya satu persen lebih banyak dari aku. Di rapat direksi nanti, suara dia lebih besar dari aku .... Kamu paling tahu aku dan dia musuhan! ][ Aku nggak maksud menyalahkanmu. Hari itu aku cium Winona, itu cuma karena emosi sesaat. Kita sudah menjalin hubungan 10 tahun, aku benaran ingin menikah denganmu. Kamu sudah menyiapkan pernikahan selama ini, pasti kamu akan kembali da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status