Share

Tujuh Belas

“Kamu niat mau nyalon, apa gak, sih?” tanya Resta begitu Gala tiba di indekosnya..

“Niat banget. Tadi A—“

“Aku udah nungguin dari pagi tapi kamu baru nongol malam. Kira-kira dong, kalau bikin janji!”

Belum sempat Gala menyelesaikan ucapan, Resta sudah mencecarnya. Ia manggut-manggut. Dirinya sudah menduga bahwa Resta akan mendampratnya. Wajah gadis dengan rambut dikuncir ala ekor kuda itu terlihat masam.

“Maaf, Ta. Aku gak pegang ponsel seharian ini.”

“Tumben?” tanya Resta sinis.

Gala hanya menjawab dengan kekehan. Tidak mungkin dirinya menceritakan satu hari yang manis bersama Tita dan juga ibunya kepada Resta.

“Bentar, tadi aku udah beli nasi goreng buat kamu. Aku ambilin dulu,” kata Gala kemudian berlalu menuju mobilnya.

Resta masih kecewa dengan sikap Gala yang tidak menepati janji. Ia bahkan harus membatalkan janji dengan Inara—teman kosnya—untuk menjenguk salah satu teman yang sakit hanya untuk seharian menunggu Gala.

“Nih, nasi goreng ikan asin favoritmu.”

“Mau nyogok?”

“Ya, ud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status