Share

4 - Anda mungkin akan menjadi santapan mereka.

Sinar matahari pagi membangunkan Luciellea. Rasa sakit pada bagian kewanitaannya juga sekujur tubuhnya yang pegal membuat ia mengingat apa yang terjadi semalam.

Hati Luciellea tenggelam. Wajahnya tampak suram. Ia tidak memiliki niat untuk turun dari ranjang sama sekali. Ia terus meratapi takdir buruk yang menimpa dirinya.

Pintu kamar itu terbuka. Claudia masuk ke dalam ruangan besar itu. "Selamat pagi, Nyonya Luciellea. Sarapan Anda sudah disiapkan. Tuan menunggu Anda di bawah."

Hari ini Arch mengambil cuti, jadi pria itu tidak pergi ke perusahaan ataupun markas Eldragon. Jika hari biasanya, di jam seperti ini Arch pasti sudah berada di perusahaan.

"Pergi dari sini!" Luciellea bersuara dingin. Ia membenci siapapun yang berhubungan dengan Arch.

"Nyonya Luciellea, jangan membuat Tuan menunggu Anda terlalu lama. Berhentilah bersikap memuakan seperti ini." Claudia sudah muak melihat tingkah Luciellea.

"Aku tidak peduli! Keluar dari sini!" Suara Luciellea meninggi.

Jika saja wanita di depannya bukan istri dari majikannya, ia pasti sudah menembak mati wanita ini.

Claudia juga tidak mengerti kenapa tuannya harus mempekerjakan dirinya untuk melayani wanita tidak tahu diri seperti Luciellea. Ia lebih suka menjadi bayangan dari atasannya dan mengerjakan misi-misi berbahaya daripada harus berada di sekitar Luciellea yang menjengkelkan.

Jika ia tidak cukup sabar ia pasti akan menguliti wanita ini.

Claudia akhirnya keluar dari kamar tuannya. Ia pergi ke ruang makan. Wanita itu berdiri di sebelah Arch, tapi tetap menjaga jarak.

Arch tidak pernah suka wanita menempel padanya, tidak terkecuali terhadap Claudia yang sudah bersamanya sejak ia berusia sepuluh tahun.

"Ketua, Nyonya Luciellea tidak mau sarapan." Claudia menyampaikan sesuai dengan penolakan Luciellea.

Arch sudah menduga hal ini. Luciellea sangat keras kepala, jadi wanita itu mungkin akan menyiksa dirinya sendiri karena tidak ingin makan bersamanya.

"Aku akan melihatnya sendiri." Arch bangkit dari tempat duduknya. Pria itu segera melewati Claudia.

Rasa tidak senang hinggap di hati Claudia. Apa istimewanya wanita seperti Luciellea sehingga bisa mendapatkan hati tuannya.

Claudia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Arch selain dari rasa hormat terhadap pemimpin. Namun, melihat Arch tidak dihargai oleh Luciellea, ia juga merasa geram. Tuannya yang hebat disia-siakana begitu saja. Sungguh sangat bodoh.

Arch membuka pintu kamar, ia menemukan Luciellea meringkuk di atas ranjang.

"Ellea, bersihkan tubuhmu dan turun untuk sarapan." Arch selalu menggunakan suara pelan ketika ia bicara dengan Luciellea.

"Enyah dari sini! Aku tidak ingin melihatmu!" Luciellea menatap Arch dingin.

"Ellea, jangan keras kepala. Kau akan kelaparan jika tidak sarapan. Bersikap baiklah." Arch lagi-lagi membujuk Luciellea. Matanya menunjukan rasa cinta yang begitu dalam, tapi Luciellea tidak bisa melihat itu semua karena kebencian yang wanita itu miliki.

"Aku lebih suka kelaparan daripada makan bersamamu!"

"Baiklah, lakukan apapun yang kau inginkan. Jika kau ingin makan maka turun dan beritahu Claudia agar koki memasak untukmu." Arch tidak akan memaksa Luciellea, wanita itu sudah dewasa jika ia lapar ia pasti akan makan. Arch cukup yakin Luciellea tidak bisa menyiksa dirinya lebih lama.

Arch keluar dari kamar, pria ini menikmati sarapannya sendirian dan kesepian.

"Awasi Nyonya Luciellea. Jangan biarkan dia melakukan hal bodoh. Juga, ikuti semua kata-katanya. Jangan menggunakan kekerasan terhadapnya." Arch bicara pada Claudia yang berdiri beberapa langkah darinya.

"Baik, Tuan." Claudia menjawab patuh.

"Aku akan pergi ke markas, kabari aku jika terjadi sesuatu."

"Baik, Tuan."

Arch meninggalkan ruang makan. Pria itu mengemudikan mobil sport yang hanya ada satu di dunia. Mobil itu merupakan design khusus dari seorang designer mobil balap yang sangat terkenal di dunia. Mobil ini juga merupakan mobil kesayangan Arch.

Fitur-fitur yang ada di mobil itu sangat canggih dan lengkap. Untuk Arch yang mengutamakan keselamatan, mobil itu sudah luar biasa.

Ketika Arch meninggalkan rumah, ia diikuti oleh dua mobil sedan hitam yang berisi para pengawalnya. Untuk seorang pemimpin kelompok mafia berkuasa dan juga CEO dari DC Corporation.

Arch tidak hanya mewarisi tampuk kepemimpinan di Eldragon dari ayahnya, tapi juga kepemimpinan di perusahaan sang ayah yang bergerak di berbagai bidang.

Bukan tanpa alasan Arch mendapatkan kepercayaan dari sang ayah. Faktanya di tangan Arch, dua bisnis yang berasal dari dunia hitam dan putih itu berkembang pesat.

Saat ini Eldragon menjadi kelompok mafia paling disegani di dunia. Sedangkan DC Corporation menduduki peringkat tiga besar perusahaan multinasional terbesar di dunia.

Hanya segelintir orang yang tahu tentang identitas Arch sebagai mafia. Selama ini ia dikenal oleh banyak orang sebagai pemimpin DC Corporation.

Arch menjalankan bisnis hitamnya dalam kegelapan dan sangat rahasia. Oleh karena itu sampai detik ini pihak pemberantasan perdagangan narkoba tidak pernah bisa mencium tentang siapa pemimpin Eldragon.

Kediaman Arch terletak di kawasan perbukitan yang tidak jauh dari laut. Di daerah itu hanya terdapat tiga rumah yang pemiliknya adalah orang terkaya di benua itu, salah satunya milik Arch.

Mobil Arch mengemudi dengan kecepatan tinggi. Dalam beberapa menit ia sampai di markasnya.

"Apa yang sedang pengantin baru lakukan di sini?" Godaan itu berasal dari satu-satunya sahabat yang Arch miliki, Cade Abraham.

"Ayo ke arena latihan." Arch tidak menanggapi godaan Cade. Ia melewati sahabatnya dan melangkah menuju ke arena latihan.

Cade mengerutkan keningnya. Apakah Arch mengajaknya bertarung? Sepertinya sahabatnya ingin melampiaskan kemarahannya. Cade telah mengenal Arch untuk waktu yang lama. Arch akan menghajar siapapun untuk meluapkan emosinya.

Cade tidak banyak bertanya, ia hanya meladeni emosi Arch. Ia sangat tahu apa yang menyebabkan Arch seperti ini, karena biasanya ledakan kemarahan Arch hanya berasal dari Luciellea.

Arch dan Cade sama-sama memiliki kemampuan beladiri yang luar biasa. Arch dilatih untuk menjadi pemimpin Eldragon sementara Cade merupakan pemimpin dari kelompok pembunuh bayaran paling berbahaya di dunia. Keduanya memiliki naluri pembunuh yang sama kuatnya.

Setelah beberapa jam, Arch berhenti. Ia jauh lebih baik setelah menyalurkan emosinya lewat bertarung.

"Kenapa masih kesal bukankah kau sudah menikahi wanita impianmu?" Cade memberikan sebotol air mineral pada Arch.

Arch menenggak air yang diberikan oleh Cade. "Aku hanya takut kesabaranku terbatas."

"Sudah bertahan sampai sejauh ini saja kau sangat hebat, Arch. Wanita itu benar-benar bisa mengendalikan hewan buas di dalam dirimu." Cade memiliki tempramental yang buruk, begitu juga dengan Arch. Mereka tidak akan mengizinkan siapapun menghina atau menginjak-injak harga diri mereka.

Seseorang yang berurusan dengan mereka pasti akan mati. Tidak ada penyelesaian lain selain dari kematian.

"Apa kau ingin menyerah sekarang?" tanya Cade.

"Tidak ada kata menyerah dalam kamusku." Arch bukan pecundang. Dalam hidup ini jika ia sudah berkeinginan maka ia pasti akan berusaha dengan keras sampai keinginannya terpenuhi.

"Apa kau yakin wanita itu akan menerima dirimu?" Cade menatap Arch seksama.

"Mungkin butuh waktu lama, tapi Ellea pasti akan mencintaiku pada akhirnya."

"Kau benar-benar membuang waktumu, Arch."

"Kau tidak pernah jatuh cinta, jadi kau tidak akan tahu rasanya."

"Baiklah, berhenti mengatakan hal-hal menjijikan itu. Aku merasa geli mendengar pria kejam sepertimu bicara tentang cinta," cibir Cade yang sejak kecil tidak pernah merasakan cinta.

Arch memang kejam dan tidak berperasaan, tapi ia masih tetap manusia yang menginginkan cinta. Luciellea merupakan satu-satunya hal yang membuat dirinya masih merasakan bahwa ia adalah seorang manusia. Perasaannya terhadap Luciellea sangat nyata. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama wanita impiannya itu.

Di kediaman Arch, saat ini Luciellea sudah berpakaian. Ia mengenakan sebuah dress edisi terbatas yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang memiliki banyak uang.

"Nyonya, Anda mau pergi ke mana?" Claudia menghentikan Luciellea.

"Bukan urusanmu!" balas Luciellea sinis.

"Nyonya, saya akan menemani Anda. Katakan Anda mau pergi ke mana." Claudia kembali bicara. Ia mengabaikan kata-kata sinis Luciellea.

"Apa kau tidak mengerti bahasa manusia!" Luciellea meledak marah. "Benar, seluruh orang yang berkaitan dengan Arch bukan manusia, tapi iblis!"

"Nyonya, sebaiknya Anda perhatikan kata-kata Anda!" Claudia bersuara tajam.

"Kenapa? Apa aku salah? Kalian memang iblis tidak punya perasaan!"

Kesabaran Claudia benar-benar terbatas, apa hak wanita ini menyebut dirinya dan tuannya adalah iblis. Saat ini status mereka bahkan lebih tinggi dari Luciellea yang hanya putri dari seorang pengusaha yang bangkrut.

Jika bukan karena belas kasihan tuannya, maka saat ini Luciellea pasti hidup dalam keterbatasan. Benar-benar wanita yang tidak tahu diri.

"Nyonya katakan saja Anda mau ke mana. Jika Anda tidak mengatakannya maka saya tidak akan membiarkan Anda keluar dari rumah ini." Claudia hanya menjalankan perintah. Ia juga tidak akan melarang Luciellea pergi, tapi wanita itu harus bicara dulu padanya agar ia bisa melapor pada tuannya.

"Aku bukan tahanan yang harus mengatakan ke mana aku akan pergi! Menyingkir!" Luciellea melewati Claudia.

"Nyonya, tanpa izin dari saya Anda tidak akan bisa keluar. Tempat ini dijaga oleh ratusan penjaga. Selain itu ada singa dan harimau di dekat gerbang, mereka akan menyerang orang asing. Anda mungkin akan menjadi santapan mereka." Claudia tidak menakut-nakuti, faktanya memang seperti itu.

Tempat Arch memang dijaga ketat. Tidak hanya sistem keamanan yang hebat, tapi juga terdapat hewan buas yang siap menerkam kapan saja.

Luciellea tidak percaya, jadi ia masih terus melangkah. Claudia mengumpat di belakang Luciellea. Wanita ini sangat keras kepala.

"Bawa Nyonya Luciellea kembali ke kamarnya!" Claudia memberi perintah pada penjaga di depan pintu.

Hanya dalam hitungan detik, Luciellea kembali berhadapan dengan Claudia.

"Perintahkan mereka untuk melepaskanku!" Luciellea menatap Claudia tajam.

"Saya sudah mengatakannya tadi pada Anda. Anda tidak akan bisa meninggalkan tempat ini tanpa izin dari saya."

"Wanita sialan! Biarkan aku pergi!" desis Luciellea.

"Bawa Nyonya ke kamar!"

"Baik, Nona Claudia."

Dengan begitu Luciellea kembali dibawa ke kamar Arch. Luciellea berteriak marah. Tekanan di dalam dirinya sudah terlalu kuat. Untuk keluar rumah saja ia harus membutuhkan izin dari orang lain.

Arch, bajingan itu memperlakukannya seperti seorang tahanan. Inikah yang pria itu sebut akan memperlakukannya dengan baik. Kata-kata iblis memang tidak bisa dipercaya.

Luciellea ingin menemui Kennand. Terakhir kali ia tidak tahu kondisi pria yang ia cintai itu seperti apa. Ia juga ingin melepaskan kesedihannya. Pelukan Kennand akan menjadi penenang untuk dirinya.

Namun, jika ia mengatakan ke mana ia akan pergi, Claudia pasti tidak akan membiarkannya. Nasib Kennand juga akan dalam bahaya.

Tidak, ia tidak bisa membuat Kennand menderita karena dirinya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ling Ling
Ellea ini tidak brsikap sopan, meskinya hnya pda Arch dia mncaci dan memaki...pelayan²nya hrusnya tdk d buat bgtu, krna mreka jga msih mngontrol emosi dn mnghrgai Ellea.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status