Share

5 - Tidak ingin menyakiti wanita itu dengan kebenaran yang pahit.

Setelah memutar otaknya, Luciellea memiliki ide. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia ingin pergi menemui Kennand. Namun, ia bisa mengatakan bahwa ia ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya. Lalu setelah itu ia bisa kabur dari para penjaganya.

Ia tidak akan menemui Kennand untuk beberapa hari ke depan, tapi ia akan mendatangi sahabatnya, Isabella.

Luciellea keluar dari kamarnya. Ia melangkah menuruni tangga dan dihentikan oleh Claudia.

"Aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menemui ayahku." Luciellea memberitahu dengan wajah tidak bersahabat.

"Saya akan mengantar Nyonya ke sana," seru Claudia.

Luciellea tidak menanggapi, ia hanya melangkah mendahului Claudia.

Claudia mengemudikan mobil, di belakangnya ada satu mobil sedan hitam yang mengikuti. Terdapat dua pengawal lain yang mengikuti Luciellea. Hal ini dikarenakan Arch tidak ingin terjadi hal buruk pada Luciellea, jadi ia memastikan keamanan istrinya itu.

Arch memiliki banyak musuh, meski saat ini hanya sedikit saja yang mengetahui tentang pernikahannya dengan Luciellea, tapi itu tidak menutup kemungkinan orang lain bisa mencari tahu tentang kehidupan pribadinya. Selain itu, Arch tidak mempercayai seratus persen orang-orang yang menjadi tamu undangannya.

Pengalaman masa lalu telah mengajarkan banyak hal padanya, bahwa ada kemungkinan orang terdekat akan berbalik menjadi pengkhianat. Sejujurnya sampai detik ini Arch masih melihat hal seperti ini terjadi, terlebih di kehidupan Luciellea.

Salah satu alasan kenapa ia menikahi Luciellea lebih cepat adalah karena ia ingin melindungi Luciellea dari orang-orang yang terus bersikap munafik di depan Luciellea.

Arch mengetahui banyak hal yang tidak diketahui oleh Luciellea, tapi ia tidak pernah memberitahu Luciellea karena ia tidak ingin menyakiti wanita itu dengan kebenaran yang pahit.

Arch bisa saja menunjukan bukti bahwa orang-orang yang mengaku mencintai Luciellea tidak lebih dari serigala berbulu domba. Namun, ia tidak ingin mematahkan hati Luciellea, ia tahu bagaimana sakitnya dikhianati oleh orang terdekatnya.

Arch tahu suatu hari nanti Luciellea pasti akan mengetahui tentang kebusukan orang-orang itu, ia berharap ketika hari itu tiba, Luciellea tidak akan begitu terpukul.

Luciellea memiliki hati yang baik dan naif, itulah kenapa ia bisa tertipu.Orang-orang bersandiwara dengan jelas di depan matanya, tapi karena terlalu percaya, Luciellea tidak pernah berpikiran buruk.

Mobil yang dikendarai oleh Claudia sampai di parkiran rumah sakit.

"Kalian tetap di sini. Aku tidak ingin kalian melanggar privasiku!" Luciellea memerintahkan agar Claudia tidak mengikutinya sampai ke ruang rawat ayahnya.

"Saya harus berada dekat dengan Anda, Nyonya, jadi saya tidak bisa tinggal di sini." Claudia membalas dengan sopan.

"Berikan ponselmu, aku akan menghubungi Arch." Luciellea kehilangan ponselnya ketika ia hendak melarikan diri dari Arch sebelum pernikahan mereka.

Claudia menuruti kata-kata Luciellea. Ia menyerahkan ponselnya pada Luciellea setelah ia menekan panggilan untuk Arch.

"Ini aku, Luciellea."

"Apakah kau membutuhkan sesuatu?"

"Aku sedang berada di rumah sakit, katakan pada orang-orangmu untuk menungguku di parkiran saja. Aku tidak suka privasiku diganggu!" seru Luciellea dengan nada tidak senang.

"Berikan ponselnya pada Claudia."

Luciellea menyerahkan kembali ponsel di tangannya pada Claudia. "Ya, Ketua."

"Ikuti mau Nyonya. Tetap di parkiran."

"Baik, Tuan." Claudia ingin menyela, menurutnya berjaga di parkiran terlalu berbahaya. Luciellea bisa saja melarikan diri. Namun, karena tuannya sudah memerintahkan seperti itu maka ia tidak bisa berbuat apa-apa selain dari menuruti perintah tuannya.

Luciellea telah mendengar apa yang Arch katakan, jadi ia berbalik dan segera melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Luciellea melihat ke belakang setelah ia melangkah cukup jauh, tidak ada yang mengikutinya.

Wanita itu segera masuk lift menuju ke lantai tempat kamar ayahnya dirawat, tapi setelah itu ia turun melalui tangga darurat dan pergi lewat pintu belakang.

Luciellea menghentikan taksi. Ia buru-buru menyebut alamat tempat tinggal Isabella. Sesekali Luciellea melihat ke belakang dengan gugup. Debaran dijantungnya tidak terkendali.

Luciellea baru bisa bernapas lega ketika ia sampai di depan bangunan apartemen Isabella.

Ia membayar ongkos taksi dengan uang tunai yang dimilikinya. Bergegas, Luciellea masuk ke gedung pencakar langit di depannya.

Luciellea menekan lift, pintu terbuka ia segera masuk kemudian menekan angka di mana lantai tempat tinggal Isabella berada.

Setelah sampai, Luciellea menekan bel apartemen Isabella, tapi pintu tidak kunjung terbuka meski ia telah menekan bel berkali-kali. Luciellea merutuki kebodohannya, saat ini Isabella pasti sedang bekerja. Ia seharusnya menghubungi Isabella dulu sebelum datang ke tempat tinggal sahabatnya itu.

Luciellea meninggalkan apartemen Isabella. Ia segera pergi ke telepon umum dan membuat panggilan. Luciellea mengingat nomor ponsel Isabella dan juga Kennand.

"Halo, Bella. Ini aku Ellea." Luciellea bicara setelah panggilannya terjawab.

"Ellea, ya Tuhan. Kau di mana? Bagaimana keadaanmu? Aku dengar dari Kennand kau tertangkap oleh pria itu? Kau baik-baik saja, kan? Aku sangat mencemaskanmu." Isabella merundung Luciellea dengan berbagai macam pertanyaan. Dari suaranya Luciellea bisa memastikan wajah cemas Isabella.

"Aku baik-baik saja, Bella. Saat ini aku ada di dekat apartemenmu. Aku melarikan diri dari Arch. Bisakah kau datang menemuiku sekarang? Aku menunggumu di tempat rahasia kita." Luciellea yakin sebentar lagi orang-orang Arch pasti akan mengetahui bahwa ia melarikan diri. Ia tidak bisa menunggu di kediaman Isabella karena mungkin saja mereka akan menemukannya.

"Baiklah, aku akan segera ke sana. Tunggu aku."

"Ya."

Luciellea menutup panggilannya. Ia segera keluar dari bilik telepon umum dan menghentikan taksi.

Sementara itu di tempat lain, Isabella yang sedang berbelanja dengan Cassandra, sepupu Luciellea, tidak segera pergi.

"Ada apa dengan Luciellea?" tanya Cassandra ingin tahu.

"Dia melarikan diri dari lagi," balas Isabella dengan malas.

"Ah, wanita itu benar-benar menyusahkan saja. Sepertinya dia sangat menderita bersama dengan Arch Callister." Cassandra sangat tidak peduli dengan apa yang terjadi pada sepupunya saat ini. Ia malah berharap bahwa Luciellea diperlakukan dengan sangat buruk oleh Arch.

"Dia memang pantas menderita. Wanita tidak tahu diri itu selama ini selalu bertingkah seolah dia sangat sempurna, lihat hidupnya sekarang. Ckck, bukan hanya jatuh ke lubang kemiskinan, dia bahkan akan menikah dengan keturunan Callister yang terkenal mengerikan." Isabella benar-benar puas dengan akhir hidup Luciellea. Selama ini ia selalu diolok-olok oleh orang-orang di sekitar Luciellea, ia seperti pelayan jika disandingkan dengan Luciellea yang cantik.

Isabella membenci Luciellea karena merebut semua perhatian orang lain. Luciellea bahkan disukai oleh pria yang ia sukai. Jika saja Luciellea tidak memiliki manfaat apapun untuknya, Isabella pasti akan menjauhi Luciellea.

Selama Luciellea menjadi putri pengusaha kaya, ia sering meminjam barang-barang Luciellea yang sampai detik ini tidak ia kembalikan. Isabella beranggapan bahwa barang yang sudah di tangannya tidak akan ia serahkan pada orang lain, meskipun pada kenyataannya itu bukan miliknya.

"Kau benar. Dia memang pantas mendapatkannya. Karena pelacur sialan itu, Kennand juga dipukuli oleh orang-orang Arch Callister. Wajah tampan Kennand lebam. Rasanya Cassandra sangat ingin menghancurkan wajah Luciellea. Perempuan itu terus saja menyulitkan Kennand.

"Dia memang pembawa sial untuk siapapun di sekitarnya," sinis Isabella.

Cassandara setuju dengan kata-kata Isabella. "Sekarang apa yang akan kau lakukan? Dia ingin bertemu denganmu, kan?"

"Biarkan saja dia menunggu. Dia bukan lagi tuan putri kaya. Dia sama sekali tidak memiliki manfaat apapun bagiku!" Isabella berkata dengan acuh tak acuh.

Cassandra tersenyum mendengar kata-kata Isabella. "Kau benar-benar kejam. Bagi Ellea kau adalah sahabat terbaiknya."

"Ckck, dia tidak akan merebut pria yang aku sukai jika dia menganggapku sebagai sahabat terbaiknya. Wanita sialan itu berteman denganku hanya untuk mempermalukanku. Dia sangat senang mendengar orang-orang memujinya saat dibandingkan denganku." Isabella berkata penuh kebencian.

"Baiklah, jangan merusak suasana hatimu. Sekarang Ellea sudah mendapatkan balasannya. Hidupnya hancur. Dia tidak lagi memiliki apapun untuk dibanggakan. Oh, benar, kau masih bisa memanfaatkannya. Luciellea sangat pandai mendesign perhiasan, kau harus menggunakan kemampuannya agar bisa menjadi designer perhiasan yang hebat." Cassandara mengingatkan Isabella tentang satu-satunya yang bisa dimanfaatkan dari Luciellea sekarang.

"Ah, kau benar. Aku hampir melupakan ini. Pelacur sialan itu! Dia masih saja bisa mengungguliku dengan kemampuannya itu." Isabella mendengkus sinis. Ia masih harus berpura-pura di depan Luciellea untuk mencapai tujuannya.

Beberapa minggu lalu ia menggunakan design perhiasan Luciellea untuk mengikuti lomba di sebuah perusahaan perhiasan. Pengumumannya pemenang akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan.

Isabella yakin dengan hasil design Luciellea ia pasti akan menjadi pemenang. Oleh karena itu Isabella masih membutuhkan ide-ide kreatif Luciellea. Ia harus menjadi perancang perhiasan terbaik di negeri ini.

**

Luciellea telah menunggu hampir satu jam, tapi Isabella tidak kunjung datang. Luciellea takut terjadi sesuatu pada Isabella, jangan-jangan Isabella sudah tertangkap oleh orang-orang Arch.

Hati Luciellea menjadi tidak tenang. Jemarinya saling meremas. Sesekali ia menggigit bibirnya karena gugup.

"Ellea!" Suara Isabella terdengar.

Luciellea segera bangkit dari tempat duduknya, ia merasa sangat lega ketika ia melihat Isabella yang baik-baik saja.

"Bella, kenapa kau sangat lama? Aku mengkhawatirkanmu." Ia berkata dengan tulus.

"Mobilku mengalami masalah. Maafkan aku datang terlambat."

Luciellea memeluk Isabella. "Tidak apa-apa. Selama kau baik-baik saja aku lega."

Isabella merasa jijik dengan kata-kata Luciellea. Ia yakin di dalam hati Luciellea, wanita itu mengocehinya karena terlambat.

Isabella menyimpan kebenciannya. Ia memeriksa tubuh Luciellea dengan detail. "Kau tidak terluka, kan?"

"Aku tidak terluka."

"Ellea, apa ini?" Isabella melihat ke tanda keunguan di leher Luciellea.

Luciellea tidak bisa bersikap kuat lagi di depan Isabella. "Bella, aku telah dinodai oleh iblis itu. Aku tidak menjaga tubuhku dengan baik untuk Kennand. Aku telah mengkhianati cinta tulus Kennand." Air mata mengalir dari wajahnya.

Melihat Luciellea menangis sakit seperti ini, hati Isabella sangat senang. Luciellea dinodai oleh pria mengerikan itu. Ini sangat bagus. Luciellea pasti menderita tekanan batin yang hebat.

Luciellea oh Luciellea, kau benar-benar bodoh. Kau menjaga tubuhmu untuk Kennand sedangkan Kennand menyerahkan tubuhnya sukarela pada Cassandra.

Isabella sangat ingin mentertawakan kebodohan Luciellea. Wanita itu tidak melihat sama sekali perselingkuhan antara Kennand dengan Cassandra. Luciellea selalu menjadi orang bodoh yang dipermainkan oleh mereka bertiga.

Isabella awalnya tidak begitu dekat dengan Cassandra, tapi setelah mengetahui bahwa Cassandra juga tidak menyukai Luciellea maka mereka berteman. Cassandra memiliki ide untuk merebut Kennand, Isabella sangat mendukung ide Cassandra.

Mereka berdua selalu mentertawakan Luciellea yang bodoh. Wanita itu terus mengatakan bahwa Kennand adalah pria sempurna yang setia, tapi pada kenyataannya Kennand telah berselingkuh di belakangnya selama bertahun-tahun.

Isabella memeluk Luciellea lagi. "Tenanglah, Ellea. Itu bukan salahmu. Kau dipaksa oleh iblis itu. Kau tidak melakukannya secara sukarela. Kennand pasti akan memakluminya. Dia sangat mencintaimu."

Mendengar akta-kata Isabella, Luciellea semakin menangis deras. Ia sangat tidak pantas mendapatkan cinta tulus Kennand. Ia telah mengkhianati Kennand meskipun itu bukan keinginannya sendiri.

"Berhentilah menangis. Hatiku sakit jika kau terus menangis seperti ini." Isabella membujuk Luciellea, ia bertingkash seolah ia benar-benar menyayangi Luciellea.

"Bella, aku tidak bisa hidup bersama iblis itu lagi. Aku sangat membencinya," lirih Luciellea.

"Apa yang ingin kau lakukan sekarang? Aku akan membantumu sebisaku."

"Aku ingin meninggalkan negara ini, tapi aku tidak bisa meminta bantuan dari Kennand. Dia pasti akan mendapat masalah lagi karenaku." Luciellea berseru pelan.

"Kau benar. Terakhir kali Kennand membantumu dia dipukuli oleh orang-orang Callister."

"Apa?" Luciellea berhenti menangis. Wajahnya menjadi kaku. "Isabella, seberapa parah luka Kennand? Iblis itu benar-benar keterlaluan. Aku pasti akan membunuhnya! Dia berani menyakiti Kennand!" Luciellea menjadi marah.

Isabella semakin senang. Semakin Luciellea membenci penerus Callister, ia akan semakin menderita tinggal dengan pria itu. Luciellea jelas akan terus mencari masalah. Manusia mengerikan seperti Arch Callister pasti tidak akan memperlakukan Luciellea dengan baik.

"Wajahnya lebam. Tulang rusuknya patah. Dia masih berada di rumah sakit sekarang."

Ekspresi wajah Luciellea semakin buruk. Arch Callister, pria itu benar-benar kejam.

"Isabella, bisakah aku meminjam ponselmu? Aku ingin menghubungi Kennand."

"Tentu saja. Pakailah." Isabella menyerahkan ponselnya.

Luciellea menghubungi Kennand. "Sayang, ini aku, Ellea."

"Ellea, bagaimana kabarmu? Maafkan aku, Sayang. Aku gagal membantumu melarikan diri." Kennand terdengar menyesal. Saat ini pria itu sedang berada di bawah Cassandra.

Isabella berbohong tentang Kennand yang ada di rumah sakit. Juga Kennand hanya dipukuli, tidak ada patah tulang sama sekali.

Hati Luciellea menjadi sakit. Kennand masih saja mengkhawatirkannya padahal kekasihnya itu mendapatkan masalah karena dirinya. "Bodoh, kenapa kau masih bisa mengkhawatirkanku. Kau dipukuli oleh orang-orang bajingan itu, harusnya kau marah padaku."

"Bagaimana aku bisa marah padamu, Sayang. Hatiku menderita ketika melihat kau dibawa oleh mereka. Aku sangat ingin menarikmu ke sisiku, tapi aku tidak memiliki kekuatan. Sayang, kau tidak dianiaya, kan?"

"Aku, aku baik-baik saja. Bagaimana kondisimu sekarang?"

"Aku sudah lebih baik. Tidak usah mengkhawatirkanku," balas Kennand. "Di mana kau sekarang?"

"Aku sedang berada di kedai teh tempat aku dan Isabella biasa berkumpul. Saat ini aku melarikan diri dari iblis itu."

"Sayang, kau pasti sangat menderita. Maafkan katidakmampuanku."

"Ini bukan salahmu, Kennand. Jangan meminta maaf. Aku sangat ingin bertemu denganmu, tapi jika aku mendatangimu dia pasti akan mencelakaimu lagi." Luciellea merasa sangat tersiksa. Biasanya ia bebas menemui Kennand, tapi sekarang ia tidak bisa melihat wajah kekasihnya itu sesuka hati lagi.

Di tempat lain, saat ini Cassandra sedang bermain-main dengan kejantanan Kennand, pria itu dengan susah payah menahan erangannya.

"Sayang, jika aku sudah sembuh, aku pasti akan menemukan cara untuk bertemu denganmu. Aku tidak akan membiarkan dirimu menderita terlalu lama."

"Terima kasih, Sayang. Aku benar-benar beruntung memiliki kekasih sepertimu."

"Sayang, dokter datang. Aku harus mengakhiri panggilannya sekarang. Hubungi aku lagi nanti." Kennand berbohong, saat ini ia tidak bisa menahan hasratnya lagi. Bercinta dengan Cassandra jauh lebih menyenangkan daripada bicara dengan Luciellea yang tidak penting.

"Baiklah, Sayang. Jaga dirimu baik-baik. Semoga kau lekas pulih."

"Ya, Sayang."

Luciellea mengembalikan ponsel milik Isabella pada pemiliknya. "Terima kasih, Isabella."

"Tidak usah sungkan, Ellea."

"Bella, bisakah kau meminjamkan aku uang? Aku berjanji akan mengembalikannya padamu nanti. Juga, bisakah kau membantuku mencari orang yang bisa menyelundupkan aku melalui kapal pengangkut barang? Aku harus segera meninggalkan tempat ini."

Isabella enggan membantu Luciellea, tapi ia tidak bisa melakukannya secara terang-terangan. Jika Luciellea terbebas dari penerus Callister maka Luciellea tidak akan menderita lagi. Tidak, Isabella menginginkan akhir yang menyedihkan untuk Luciellea.

"Aku akan membantumu. Sekarang ayo kita cari tempat tinggal sementara untukmu. Secepatnya kau akan pergi dari negara ini."

"Terima kasih, Isabella. Aku berhutang banyak padamu."

"Oh benar, Ellea. Bisakah kau meminjamkan aku drive penyimpanan milikmu? Aku mengalami kesulitan mengembangkan ide-ideku, aku pikir melihat rancanganmu pasti akan membuatku terangsang."

"Kau bisa meminjamnya, Isabella."

Isabella menyembunyikan senyuman liciknya. Ia tahu bahwa Luciellea tidak akan pernah curiga padanya. Wanita ini terlalu naif dan percaya padanya. Ia jelas-jelas sedang mencuri di depan mata Luciellea, tapi Luciellea tidak menyadarinya sama sekali.

tbc

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ling Ling
Bisa²nya Ellea menyerahkan Drive nya...hadehh benar² bodoh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status