Share

3 - Orang-orang mengatakan bahwa hati wanita itu sangat mudah disentuh.

Pesta pernikahan selesai, Arch memerintahkan Claudia untuk membawa Luciellea kembali ke kamar mereka sementara Arch tetap tinggal karena masih harus berbincang dengan para tamu.

Dibantu dengan Claudia, Luciella melepaskan gaun pernikahan indah yang ia kenakan. Setelahnya ia segera pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Selama pesta pernikahan berlangsung, Luciellea tidak menikmatinya sama sekali. Yang ada di otaknya hanyalah melarikan diri dari Arch. Bahkan sampai saat ini yang ada di otaknya hanya hal itu saja.

Entah sudah berapa lama Luciellea berada di kamar mandi. Ia tersadar ketika pintu terbuka. Luciellea refleks menutupi bagian dada atasnya yang sedikit terlihat.

"Sudah berapa lama kau berendam? Cepat keluar nanti kau sakit." Arch berkata dengan suara pelan.

Luciellea tidak menjawab. Ia mengabaikan kata-kata Arch.

"Kau mau keluar atau aku akan bergabung denganmu di dalam bak mandi itu!" Arch tidak main-main dengan kata-katanya. Jika Luciellea masih berkeras ingin berendam maka ia pasti akan bergabung.

Luciellea semakin jijik pada Arch. Ia tidak sudi mandi bersama dengan pria tidak berperasaan itu. "Kau keluar dari sini!"

Arch berbalik lalu pergi. Luciellea bangkit dari bak mandi. Ia memakai jubah mandi lalu keluar dari kamar mandi.

Saat Luciellea keluar, ia melihat Arch tengah berdiri di tepi jendela sembari bicara dengan seseorang di telepon. Luciellea mengabaikan pria itu, ia melangkah menuju ke walk in closet yang sebelumnya sudah diberitahukan oleh Claudia.

Kedua tangan Luciellea mengepal. Tidak ada gaun tidur yang bisa ia kenakan. Semua yang ada di sana merupakan gaun tidur seksi yang tidaka kan pernah ia kenakan. Ia lebih baik memakai jubah mandi semalaman daripada harus memakai gaun tidur menjijikan itu.

Jika ia menikah dengan Kennand, ia pasti akan dengan senang hati memakai gaun tidur seperti itu untuk menyenangkan hati Kennand, tapi ini adalah Arch. Ia tidak akan sudi melakukannya.

"Kenapa kau masih belum berpakaian?" Suara Arch sedikit mengejutkan Luciellea. Wanita itu berbalik dan menatap Arch dingin.

"Kau berharap aku memakai gaun tidur seperti ini? Ckck, dalam mimpimu!" desis Luciellea.

Arch tersenyum tipis. "Kau tidak mau memakai gaun tidur itu juga tidak apa-apa. Pada akhirnya kau juga tetap tidak akan mengenakan apapun."

Ucapan Arch membuat Luciellea marah. "Jangan pernah berpikir untuk menyentuh tubuhku!" Ia memperingati Arch tajam.

"Kita sudah menikah, Ellea. Bukankah sudah sewajarnya jika seorang suami menyentuh tubuh istrinya."

Mata Luciellea menyala marah. "Hanya kau yang menginginkan pernikahan ini! Jadi, jangan pernah bermimpi aku akan melayanimu seperti seorang istri!"

Arch bisa sabar dalam banyak hal dalam menghadapi Luciellea, tapi untuk meniduri Luciellea ia tidak akan menunggu lagi. Ia akan membuat Luciellea menjadi miliknya seutuhnya.

"Lalu, siapa yang ingin kau layani? Kennand? Ckck, aku tidak akan pernah mengizinkannya, Ellea." Arch tahu bahwa Luciellea masih suci, wanita itu memegang prinsip seks setelah menikah.

Luciellea merasa terancam sekarang. Ia lebih baik mati dari pada harus melayani Arch. Tubuhnya hanya untuk Kennand, bukan untuk bajingan seperti Arch. Pria itu tidak pantas sama sekali mendapatkan kesuciannya.

"Aku tegaskan sekali lagi! Jangan berani menyentuhku!" Luciellea menutupi rasa terancamnya dengan kemarahan di matanya.

"Apa yang bisa kau lakukan jika aku menyentuhmu?" Arch mendekat ke arah Luciellea.

Setiap langkah Arch maju, maka Luciellea akan berjalan mundur. Sampai akhirnya tubuhnya menabrak lemari yang menempel di dinding.

"Malam ini kau akan menjadi miliku seutuhnya, Ellea." Arch menangkap tubuh Luciellea lalu menggendong wanita itu ala pengantin.

Luciellea memberontak. "Lepaskan aku, Bajingan!" Namun, perlawanannya bukan apa-apa bagi pria kuat seperti Arch. Meski ia terus berjuang, Arch tidak melepaskannya sama sekali.

Arch meletakan tubuh Luciellea di atas ranjang, detik selanjutnya ia menindih tubuh Luciellea tanpa memberi ruang untuk wanita itu melarikan diri darinya.

"Menyingkir dari tubuhku, Bajingan! Aku tidak sudi kau mengotori tubuhku!" Luciellea berkata dengan penuh kebencian. Ia masih terus memberontak, tapi tindakannya malah membuatnya putus asa.

Tidak, ia tidak ingin disentuh oleh iblis seperti Arch. Tubuhnya sudah ia jaga untuk pria yang ia cintai.

"Kau adalah istriku, Ellea. Jika kau tidak ingin melayaniku maka aku yang akan melayanimu." Arch mencium bibir Luciellea.

Luciellea menutup bibirnya rapat-rapat, tapi setelah berusaha keras lidah Arch tetap bisa menerobos masuk ke dalam mulutnya.

Kaki Luciellea bergerak menendang berkali-kali, tapi Arch masih terus mencium bibir Luciellea rakus. Kedua tangan Luciellea dipegang kuat oleh Arch, pergelangan tangan wanita itu tampak kemerahan sekarang.

Luciellea menggigit bibir Arch kuat sehingga bibir pria itu berdarah.

Arch melepaskan ciumannya sejenak, Luciellea pikir ia berhasil, tapi sayangnya Arch kembali menciumnya lagi.

Arch membuka jubah mandi yang Luciellea kenakan lalu membuangnya ke lantai.

Luciellea merasa sangat terhina. Tubuhnya saat ini tidak tertutupi oleh apapun. Ia semakin putus asa, air matanya keluar. Rasa jijik memenuhi dirinya saat lidah Arch mulai menjelajahi dadanya.

Malam itu, Arch tidak memedulikan makian, cacian dan tangisan Luciellea. Ia hanya melakukan apa yang ia inginkan.

Luciellea merasa hidupnya sangat hancur saat rasa sakit di bagian kewanitaannya menghantamnya. Kesuciannya telah direnggut paksa oleh iblis yang ada di atasnya. Kebenian Luciellea terhadap Arch meningkat pesat. Ia bahkan ingin sekali membunuh Arch saat ini.

Entah sudah berapa jam Arch menggunakan tubuh Luciellea, ia kehilangan kendali dan tidak ingin berhenti. Sejak lama ia mendambakan tubuh istrinya ini, dan sekarang bayaran yang ia dapatkan karena kesabarannya sangat sepadan.

Arch berhenti ketika ia merasa Luciellea sudah kelelahan mengikuti nafsunya. Pria itu mencabut miliknya dari milik Luciellea. Ia memandangi wajah Luciellea yang seperti mayat hidup. "Sekarang kau sudah sepenuhnya menjadi milikku, Luciellea. Aku sangat mencintaimu." Ia mengecup kening Luciellea.

Hatinya dipenuhi dengan kepuasan dan kebahagiaan, berbanding terbalik dengan kehancuran yang dirasakan oleh Luciellea saat ini.

Tidak ada lagi air mata yang keluar dari mata cantik Luciellea, air matanya sudah mengering karena keputusasaan yang mencekiknya.

Saat ini kepala Luciellea kosong. Ia hanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan hampa. Kenapa hidupnya bisa jadi seperti ini? Kenapa ayahnya begitu tega melemparkan dirinya pada iblis seperti Arch? Kenapa? Kenapa takdir begitu kejam terhadapnya?

Arch meraih tubuh Luciellea, ia menggendong wanita itu menuju ke kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya dengan lembut. Tidak ada perlawanan dari Luciellea, wanita itu sudah terlalu lelah dan tersakiti.

Setelah membersihkan tubuh Luciellea, Arch memberikan Luciellea gaun tidur yang hanya terdiri dari bra dan dalaman lalu jubah transparan.

"Tidurlah. Kau sudah sangat kelelahan hari ini." Arch bersuara lembut. Keganasan pria itu tadi telah lenyap.

Luciellea tidak menjawab Arch. Mana mungkin ia bisa tidur setelah mengalami pemerkosaan mengerikan seperti tadi.

Arch pergi ke kamar mandi setelah bicara pada Luciellea. Ia berdiri di bawah pancuran air, membiarkan tubuh membasuh jejak-jejak percintaannya dengan Luciellea di tubuhnya. Setelah mandi, Arch merasa sangat segar.

Pria itu keluar dari kamar mandi, tidak ia sangka ia akan mendapatkan serangan tiba-tiba dari Luciellea. Untungnya ia merupakan seorang petarung terlatih. Ia menangkap tangan Luciellea yang memegang pisau buah. "Kau ingin membunuhku, ya?"

"Kau iblis! Kau pantas mati!" Luciellea menekan tangannya menuju ke dada Arch.

Arch tersenyum tipis. "Ellea, kau benar-benar tidak berperasaan. Kita baru saja menikah dan kau sudah ingin membunuhku."

"Aku sangat membencimu! Aku ingin kau mati!" seru Luciellea tajam.

"Apakah kau benar-benar bisa membunuh orang?" Arch menaikan sebelah alisnya, tidak merasakan kemarahan sama sekali. Ia tahu Luciellea tidak akan pernah bisa membunuh orang. Luciellea dilahirkan dengan hati yang lembut. Memang Luciellea tampak arogan dan sombong, tapi dia tidak pernah bisa menyakiti orang lain.

Arch melepaskan tangan Luciellea. "Bunuh aku. Lakukan sekarang."

Kebencian, kemarahan, penghinaan, rasa sakit dan kehancuran telah menguasai diri Luciellea, sorot matanya menunjukan bahwa ia benar-benar akan membunuh Arch. Ia menekan pisau ke dada Arch, tapi detik selanjutnya ia melepaskan pisau yang tertancap di dada Arch yang saat ini sudah mengeluarkan darah segar.

Luciellea mundur satu langkah. Tubuhnya kini gemetaran. Ia melihat kedua tangannya. Tidak, ia bukan pembunuh. Ia tidak mau menjadi pembunuh.

Senyum kecil terlihat di wajah Arch. "Kenapa mundur? Ayo kemari. Kau hanya perlu menusuk lebih dalam untuk membunuhku. Aku tidak akan menghalangimu."

Luciellea bergerak, tapi bukan maju. Ia kembali melangkah mundur. Ia memang sangat membenci Arch, tapi ia tidak bisa menjadi seorang pembunuh. Jika ia melakukannya maka seumur hidupnya ia akan dikenang sebagai seorang pembunuh.

Arch menarik pisau di dadanya. "Dengan kemampuanmu yang seperti ini, bagaimana mungkin kau bisa membunuhku, Ellea."

Arch melangkah mendekat ke arah Luciellea, tapi Luciellea melangkah mundur. Wanita itu bersikap waspada sekarang, ia tidak tahu apa yang ingin Arch lakukan padanya sekarang.

"Kenapa kau sangat takut padaku, Ellea? Aku tidak akan menyakitimu," seru Arch masih mendekati Luciellea.

Luciellea tidak percaya kata-kata Arch. Pria itu sudah menyakiti fisik dan batinnya tadi.

Tidak bisa bergerak lagi, punggung Luciellea menabrak dinding di belakangnya.

"Ayo tidur. Kau akan sakit kepala besok pagi jika kau tidak tidur sekarang." Arch tidak pernah membujuk orang lain, hanya Luciellea satu-satunya wanita yang mendapatkan keistimewaan itu.

"Biarkan aku pergi!" Luciellea tidak ingin tidur. Ia hanya ingin pergi dari kediaman Arch.

"Hal itu sangat mustahil untuk aku kabulkan, Ellea. Bahkan sampai kau mati, kau akan mati di sisiku." Arch sudah mendapatkan Luciellea, jadi mana mungkin ia bisa melepaskan Luciellea.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku?" Luciellea bertanya tidak mengerti. "Dengan kekuasaanmu kau bisa mendapatkan wanita mana pun di dunia ini." Luciellea jelas sadar bahwa banyak wanita yang lebih cantik dan jauh lebih menggoda dari dirinya.

"Karena aku hanya menginginkanmu, Luciellea. Tidak ada wanita di luar sana yang bisa dibandingkan dengan dirimu. Aku sangat mencintaimu." Arch menjawab dengan jujur. Banyak wanita yang mencoba menggodanya, tapi ia tidak pernah tertarik pada semua wanita itu. Hatinya sejak awal sudah dimiliki oleh wanita cantik di depannya.

"Kau tidak mencintaiku! Jika kau mencintaiku maka kau tidak akan pernah memaksaku bersamamu!" Luciellea menjawab dengan marah.

"Karena aku mencintaimu makanya kau harus bersamaku," sahut Arch. "Mulai sekarang kau harus belajar mencintaiku."

"Cinta tidak bisa dipaksakan! Dan sampai kapan pun aku tidak akan pernah mencintai iblis seperti dirimu!"

"Kau belum belajar menerimaku, Ellea. Aku yakin kau tidak akan menyesal menikah denganku. Aku bisa memberikan segalanya padamu. Aku juga akan memperlakukanmu dengan baik."

Luciellea ingin meledak. "Aku tidak akan pernah menerima kau dalam hidupku! Kau telah menghancurkan hidupku, aku sangat membencimu! Tidak peduli seberapa baik kau memperlakukanku, bagiku kau tidak akan pernah lebih dari iblis tidak berperasaan!"

Menghadapi penolakan dan kata-kata kasar Luciellea ini, Arch tentu saja merasa sakit. Namun, seperti yang ia katakan. Ia tidak akan pernah melukai Ellea karena ledakan amarah di dalam dirinya.

"Kau tidurlah sekarang. Jika kau tidak mau mengikuti kata-kataku, aku pasti akan menidurimu sampai pagi." Arch tahu cara membuat Luciellea mengikuti ucapannya, dan ia menggunakan itu dengan baik.

"Kau iblis!" desis Luciellea. Mau tidak mau wanita itu segera melangkah ke ranjang.

Senyum kecil tampak di wajah tampan Arch. Entah sudah berapa kali Luciellea menyebut dirinya iblis hari ini. Tidak apa-apa, perlahan-lahan Luciellea pasti akan mengubah penilaian terhadap dirinya.

Orang-orang mengatakan bahwa hati wanita itu sangat mudah disentuh. Ia hanya perlu terus menunjukan cintanya pada Luciellea agar wanita itu mengerti seberapa besar cintanya terhadap wanita itu.

tbc

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status