Share

26. Jejak Sentuhannya

“Kau tidak sportif, rupanya,” desah Adam dengan alis melengkung tinggi. “Kalau kau tidak ingin disentuh, kau seharusnya lebih berhati-hati menggerakkan tanganmu.

Amber sontak menggigit bibir. Jemarinya terkepal erat mengaku bersalah. “Bukannya tidak sportif. Kau tahu kalau ini bagian privat wanita, bukan? Mana mungkin aku membiarkanmu menyentuhnya?”

“Bukan hanya wanita, tapi pria juga!” bantah si Beruang Gila sembari memasang tampang terhina. “Kaum kalian tidak boleh menyentuh kaum kami seenaknya. Itu juga pelecehan.”

“Tapi aku tidak sengaja. Kalau kau membalas, itu baru sengaja.” Amber mulai tampak putus asa. Kakinya sedikit demi sedikit menjauh dari sang pria.

Sedikit demi sedikit pula, Adam bergerak maju. Rahangnya berdenyut-denyut menuntut keadilan. “Aku tidak bisa membiarkanmu terus mencuri keuntungan dariku. Sudah terlalu banyak kelonggaran yang kuberikan kepadamu.”

“Apa maksudmu? Aku tidak pernah menyentuhmu,” sanggah sang wanita sebelum terbelalak. Gerakannya baru saja te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status