Share

17. Sakit

"Oh ... jadi begini kelakuan menantuku, jika ditinggal kerja suaminya?" Aku dan Diaz sontak berpaling ke arah pintu. Sosok Ibu Sita menatap kami tajam. Ada Arsy juga di belakangnya.

"Oh ... enggak, Bu Sita. Ibu salah paham." Diaz mengelak cepat. "Nafia meriang, saya hanya membantunya saja," terangnya sopan.

"Membantu sampai harus menyuapi dia segala?" tanya Ibu Sita sambil mengangkat dagunya padaku. "Dan kenapa kalian harus berada di kamar juga?" cecarnya tajam.

Aku dan Diaz sama-sama tercekat.

"Nafia tidak berselera makan, Bu." Diaz membalas lagi dengan kalem dan hormat, "saya sedang berusaha membujuknya makan supaya bisa minum obat."

Ibu Sita maju mendekati kami. Matanya menatapku dan Diaz secara bergantian.

"Kamu itu asistennya Arzen," tunjuk Ibu Sita memindai Diaz dengan tajam, "sangat tidak sopan jika kamu memanggil istrinya hanya dengan nama. Walau kalian berasal dari kasta yang sama," tuturnya dalam.

"Mama ngomong apa sih?" Arsy yang sedari tadi diam kini ikut bicara. Gadis itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status