Home / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 6. Sedang di kantor Bos?

Share

Bab 6. Sedang di kantor Bos?

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2024-04-26 12:37:02

Sambil menunggu balasan dari Gara, Mia turun menemui ibunya. Dia meletakan uang satu juta di atas meja.

“Ini untuk ibu belanja keperluan dapur.” Hanya berkata seperti itu saja lalu dia membalikkan badannya dan melangkah pergi.

Kedua mata Rita melebar melihat uang, kemudian dengan cepat mengambilnya. “Coba kamu pengertian seperti ini setiap hari, tidak harus kena marah dulu baru keluar uangnya.”

Silvia melihat, dia mendekat dan berkomentar, “Tumben Mia punya uang.”

“Mungkin saja suaminya baru dapat gajian. Biarkan saja, yang penting mereka bisa membantu kebutuhan dapur. Bukan hanya makan dan minum gratis, bisanya.”

Mia masih mendengar ucapan mereka, dia hanya menggelengkan kepalanya.

Sebenarnya beberapa hari yang lalu suaminya juga sudah memberi uang patungan, tapi itu sepertinya tidak dihitung oleh ibunya.

Padahal Silvia hanya akan memberi uang patungan belanja satu bulan sekali setelah suaminya gajian, sementara Dinda selama ini malah tidak pernah memberi uang patungan.

Tapi menurut ibunya itu hal wajar, Dinda masih single. Tidak ada yang membantunya mencari uang.

Jika dipikir-pikir, apa bedanya dengan dirinya dulu sebelum menikah? Mia harus tetap memberi uang patungan, padahal dia hanya bekerja membantu ibu mengantar kue pesanan. Uang bonus dari pelanggan yang ia kumpulkan akan diminta juga oleh ibu dengan alasan untuk uang patungan.

Rita tidak pernah memberinya upah, dia tidak bisa membeli baju baru atau sekedar skincare seperti kakak dan adiknya.

Hari ini Mia benar-benar tidak ingin bertemu ibu dan kakaknya, dia sangat malas. Hanya berdiam diri dikamar dan tidak ingin keluar meskipun merasa lapar. Untung saja makanan semalam masih ada sisa. Mia memakannya saja.

Sambil melirik ponselnya, menunggu balasan dari Gara.

“Kemana Gara? Kok lama balas pesan?”

Baru saja bergumam, ponselnya bergetar. Balasan dari Gara muncul.

“Jadi pilih yang mana?”

Mia segera membalas, “Kamu sudah membelinya atau belum?”

“Belum. Kamu pilih dulu yang mana, baru nanti aku beli sebelum pulang.”

“Kalau begitu tidak perlu. Mereka sudah memesan baju couple untuk keluarga besar. Kita jangan beli sendiri, takutnya tidak sama dengan mereka. Nanti Dinda malah marah.”

“Oh, baiklah. Kalau begitu kamu pilih perhiasannya saja.”

Mia merasa tidak sabar untuk mengetik pesan, dia ingin menelpon saja. Kemudian menekan tombol panggilan video.

Beberapa saat memanggil, Gara tidak mengangkat panggilannya. Malah mengirim pesan lagi.

"Jangan Vc dulu, aku sedang di kantor Bos."

Di kantor bos?

Mia membalas, "Sebentar saja."

Entah kenapa Mia jadi sangat penasaran dengan kantor Bos yang dikatakan Gara. Gara kan sedang keluar Kota? Kok jadi di kantor Bos? Sejak kapan seorang kuli bisa masuk kantor Bos?

Mia semakin penasaran, lalu kembali melakukan panggilan Video meskipun Gara lagi-lagi merijeknya.

Mia terus mengulangi, sampai akhirnya Gara mengangkatnya juga.

“Sudah dibilang, jangan vc dulu. Masih ada tamu disini, tidak enak.” Suara Gara terdengar, tapi sepertinya Gara mengarahkan kamera ke belakang.

Mia dapat melihat dengan jelas, disana ada seorang wanita cantik dan dua pria tampan yang mengenakan setelan jas kantoran.

Tapi, Mia lebih tertarik dengan tempat itu. Seperti ruangan yang cukup besar dan rapi.

“Kamu tidak percaya kalau masih ada tamu?” Sekarang wajah Gara terlihat karena dia sudah mengembalikan kamera depannya.

Mia tercengang. Baru tadi pagi dia berpisah dengan suaminya, tapi seperti ada yang lain pada Gara. Apa ya?

Mia memperhatikan Gara.

Gara terlihat menoleh pada orang-orang di depannya.

“Rapat sepertinya sudah cukup, kalian boleh pergi.”

“Baik, kalau begitu kami permisi. Terima kasih atas waktunya, Tuan.”

Gara sekarang kembali pada Mia, “Istriku tersayang, ada apa? Apa sudah kangen?” Gara menggoda Mia.

"Gara, memang mereka siapa? Kenapa memanggilmu, Tuan?" Mia langsung bertanya karena sempat mendengar mereka tadi memanggil Gara.

"Eh, itu. Em, mereka tamu perusahaan. Disini memang begitu, memanggil tuan sudah hal biasa.”

"Tamu perusahaan? Kok bisa kamu yang nemuin?" Mia semakin penasaran.

"Karena aku di suruh bos. Jadi aku tidak bisa membantah."

Mia bisa mendengar suara Gara kali ini sedikit gugup.

Dia juga merasa aneh. Gara hanya seorang kuli, mana mungkin sampai disuruh menemui tamu perusahaan? Apalagi melihat pakaian mereka tadi, sepertinya bukan orang sembarangan.

Belum sempat dia bertanya hal itu, dia sudah kembali terkejut saat menyadari baju yang sedang dipakai suaminya sekarang.

Kemeja berwarna putih, yang lengannya digulung sampai ke siku. Terlihat ada dasi yang melilit di lehernya.

“Gara, itu baju kamu?”

"Oh, iya. Ini tadi disuruh bos untuk ganti baju ini.” Gara cepat menjawab.

“Mia, sudah dulu ya? Pekerjaanku belum beres. Aku harus segera menyelesaikan biar tidak perlu menginap. Aku sudah sangat merindukan kamu. Sepertinya tidak kuat kalau sampai menginap.”

"Iya.. tapi,"

"Urusan baju, terserah kamu saja. Kalau sudah pesan ya sudah. Nanti kita tinggal beli perhiasannya saja. I love You, Mia."

"Gara,”

Gara sudah mematikan panggilan sebelum Mia sempat berbicara lagi.

Mia terbengong.

Bukankah seorang bos punya seorang sekretaris? Atau minimal seorang Asisten?

Kenapa harus suaminya yang disuruh?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (115)
goodnovel comment avatar
Syair Jhon Sutan Marajo
luarbiasa kisahnya
goodnovel comment avatar
Romana 1234
ok bagus ceritanya asik
goodnovel comment avatar
Fransiska Natalie
senang ketemu novel ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status