Rosa dan Zilvana juga mengalihkan pandangan mereka ke arah benda tersebut dengan penasaran.Mereka melihat sebilah pedang yang terbuat dari logam dan berwarna kehitaman tertancap di atas meja.Sementara itu, di gagang pedang tersebut terlihat seekor ular kecil berwarna hitam kemerahan seperti gumpalan api. Seekor ular kecil yang tampak seperti hidup itu membuat orang merasakan sensasi aneh dan menyeramkan.Dua wanita itu juga sudah tercengang.Di antara dua wanita ini, yang satunya adalah murid Organisasi Snakei, sedangkan yang satunya lagi adalah putri wakil ketua cabang Organisasi Snakei. Jadi, tentu saja mereka bisa mengenali pedang tersebut adalah Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei!Selama ini, Pedang Ular Gelap yang asli memang ada di tangan Vanya, sang Ratu Ular.Namun, semua anggota Organisasi Snakei tahu setiap tokoh selevel ketua cabang, serta segelintir murid yang berbakat akan mendapatkan tiruan Pedang Ular Gelap.Intinya, di Organisasi Snakei, manfaat Pedang
Sejak ibunya mengalami kejadian itu, Wilgo, ayahnya hanya memilih diam saja, bahkan menikahi Betty, musuh ibunya.Sementara itu, Jerfis yang selama ini mengejarnya, serta menjanjikan kehidupan berkecukupan dan mewah untuknya, bahkan tidak pernah menyebutkan tentang ibunya.Bagi Rosa, Ardika bukan hanya bersedia melepaskan keuntungan yang sangat besar untuk dirinya, tetapi pria itu juga bisa memahaminya.Namun, setelah menangis sejenak, Rosa buru-buru menyeka air matanya, lalu menarik lengan Ardika dan berkata dengan lembut, "Ardika, kamu nggak perlu memedulikan tentang ibuku, juga jangan bicara sembarangan!"Dia tahu jelas kejadian yang menimpa ibunya itu melibatkan terlalu banyak pihak.Saat itu, Wilgo, ayahnya juga memilih untuk diam saja setelah mengetahui hal ini.Itu artinya hal di balik kejadian tersebut sangatlah rumit. Bahkan Wilgo juga tidak berani menyelidikinya hingga tuntas.Apalagi, kejadian yang menimpa ibunya ada hubungannya dengan Betty.Pendukung Betty adalah Keluarga
"Pak Wilgo, sepertinya setelah kejadian sebelumnya, kamu masih belum jera juga, ya? Kamu tetap berpikir bisa menyelesaikan semua masalah hanya dengan uang."Ardika menatap Wilgo sambil tersenyum tipis dan berkata, "Pertama-tama, aku nggak akan menyetujui hal pertama.""Kamu menawarkan 200 miliar untukku, memintaku meninggalkan Rosa. Sepertinya uang Keluarga Gozali cukup banyak.""Kalau begitu, mengapa aku nggak sekalian menikahi Rosa saja? Dia adalah satu-satunya putrimu. Apa mungkin kelak setelah kamu tua, aset Keluarga Gozali nggak diserahkan padanya? Mungkinkah kamu ingin mendonasikan semua aset keluarga kalian?""Apa kamu adalah tipe orang yang baik hati seperti itu?"Mendengar ucapan ini, wajah cantik Rosa sedikit tersipu. Namun kemudian, dia tidak bisa menahan diri untuk memelototi bocah yang beromong kosong itu.Raut wajah Wilgo juga berubah menjadi muram. Dia berkata, "Ardika, sekarang aku sedang bicara serius denganmu, bukan sedang bercanda denganmu!""Baiklah, kalau begitu, a
Raut wajah Wilgo juga berubah menjadi agak muram. Setelah beberapa saat, dia baru berkata dengan acuh tak acuh, "Bocah, punya semangat jiwa muda adalah hal yang baik. Tapi, dengan mempertimbangkan Rosa, aku tetap ingin mengingatkanmu sebagai orang yang sudah berpengalaman.""Kalau kamu nggak mengendalikan temperamenmu ini, cepat atau lambat kamu akan rugi besar."Sambil tersenyum, Ardika mengambil kembali alat makannya dan berkata, "Kalau begitu, aku memang harus mempelajari bagaimana caranya nggak menonjolkan diri, dewasa dan bijaksana dari Pak Wilgo.""Bagaimanapun juga, setelah bertahun-tahun berlalu, kamu masih bisa menduduki posisi sebagai wakil ketua cabang dengan kokoh, juga sudah sangat berkemampuan."Mendengar ucapan ini, ekspresi Wilgo langsung berubah menjadi masam saking emosinya.Ardika, bocah yang satu ini benar-benar tidak mempertimbangkan harga dirinya. Setiap ada kesempatan, bocah itu langsung mempermalukannya.Rosa tidak bisa menahan diri lagi. Dia segera duduk di sam
Kavano juga menyadari dirinya sudah berlebihan. Karena itulah, dia mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Baiklah, selama Nona Jesika bersedia, aku nggak masalah."Lagi pula, ke depannya dia akan berada di sisi Jesika, dia masih punya kesempatan.Dia yakin dengan mengandalkan pesonanya dan trik-triknya, dia pasti bisa menaklukkan wanita ini....Di sisi lain.Ardika sudah sampai di Restoran Iston dengan membawa Rosa.Ini adalah sebuah restoran lama terkenal di ibu kota provinsi dengan level yang sangat tinggi. Orang-orang yang datang mengunjungi restoran ini adalah orang-orang kaya atau orang-orang berpengaruh.Namun, kata Rosa ini juga merupakan bisnis milik Keluarga Gozali.Saat Ardika dan Rosa sampai di lantai paling atas, sudah tidak kelihatan satu orang pengunjung pun, hanya ada beberapa orang pelayan yang tengah melakukan tugas mereka dengan hati-hati.Namun, samar-samar ada aura membunuh yang terpancar dari dalam ruangan pribadi di sekeliling tempat tersebut. Sangat jelas ada
Kavano memang memiliki kepribadian yang dominan dan arogan seperti ini.Selalu dia yang menetapkan aturan untuk orang lain, tidak ada istilah orang lain yang menetapkan aturan untuk dirinya.Baginya, persyaratan untuk melindungi seseorang adalah tergantung pada dia menyukai orang itu atau tidak, bukan masalah seberapa banyak bayaran yang diterimanya.Kalau dia tidak bersedia, biarpun memberinya bayaran 200 miliar per hari pun, dia akan langsung pergi begitu saja.Namun, Kavano ini bukan hanya sekadar arogan, dia juga memang berkemampuan.Kali ini Levin bisa mengundangnya ke ibu kota provinsi bukan dengan mengandalkan status sendiri, melainkan utang budinya pada Keluarga Septio.Jadi, Kavano jelas-jelas tahu Levin yang mengundangnya kemari, tetapi dia tetap tidak mempertimbangkan Levin.Levin tidak memiliki keahlian apa pun. Jelas-jelas memiliki status sebagai Tuan Muda Kedua Keluarga Septio, tetapi Levin malah memilih menjadi preman jalanan.Hal ini sudah menjadi bahan tertawaan kalang
Ardika tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Pak Wilgo, nggak perlu emosi seperti ini. Sebelumnya aku memang sudah gegabah menamparmu.""Rosa masih di tempatku.""Bahkan hanya dengan mempertimbangkan Rosa pun, aku juga akan menghadiri perjamuan makanmu itu."Mendengar kata-kata Ardika yang berpura-pura tidak bersalah ini, Wilgo yang berada di ujung telepon hampir menggebrak meja saking emosinya."Bawa Rosa bersamamu!"Setelah melontarkan satu kalimat itu dengan dingin, Wilgo langsung memutus panggilan teleponnya.Awalnya Ardika ingin bertemu dengan pengawal yang dicari oleh Levin, tetapi saat ini dia hanya bisa mengesampingkan hal itu terlebih dahulu. Dia segera kembali ke vila Gunung Halfi untuk menjemput Rosa, lalu pergi menghadiri perjamuan makan Wilgo.Namun, tak lama setelah Ardika pergi, sebuah mobil McLaren dengan model keren muncul di luar rumah sakit.Saat pintu mobil terbuka, seorang pemuda yang tampan dan menawan, serta mengenakan jaket dan rambut tertata rapi keluar dari kur
Setelah mengakhiri panggilan telepon dengan Levin, Ardika menelepon Luna.Tadi saat menelepon, dia baru mendapati setengah jam yang lalu Luna telah meneleponnya beberapa kali, bahkan mengiriminya pesan, mengatakan akan berangkat ke ibu kota provinsi bersama orang tuanya hari ini.Seiring dengan perpindahan bisnis Luna ke ibu kota provinsi, Luna sekeluarga juga harus pindah ke ibu kota provinsi lebih awal untuk melakukan persiapan untuk kehidupan sehari-hari mereka, seperti melihat-lihat rumah dan semacamnya.Saat itu Ardika sedang dalam perjalanan untuk menyelamatkan Jesika, dia sama sekali tidak melihat adanya panggilan telepon dan pesan dari Luna. Jadi, tentu saja dia juga tidak menjawabnya."Tut ... tut ...."Terdengar panggilan sibuk dari ujung telepon.Ardika sudah melakukan beberapa panggilan telepon beruntun, tetapi Luna tidak menjawab.Tidak punya pilihan lain, Ardika hanya bisa membalas pesan Luna. Namun, saat itulah, dia melihat pesan yang dikirimkan oleh Rosa. Melalui pesann
"Jadi, awalnya pemikiran ibuku juga sama dengan pemikiran Alendo, sama-sama ingin meminjam kekuatan Keluarga Darma untuk menghadapi Raja Neraka.""Hanya saja, tanpa butuh waktu lama kamu sudah berhasil membujuk ibuku.""Sementara itu, demi berebut keuntungan, Alendo lebih memilih untuk memaksaku menikah dengan Judian daripada membiarkan ibuku menjadi penyelamat keluarga."Berbicara sampai di sini, Jesika menunjukkan ekspresi getir dan berkata, "Hanya saja, aku bisa memahami pemikiran Alendo untuk membantu keluarga menangani bahaya ini, tapi aku nggak bisa terima kalau dia bersikeras memaksaku untuk menikah dengan Judian.""Saat aku masih kecil, jelas-jelas hubunganku dengan kakak sepupuku ini masih terbilang cukup baik.""Siapa sangka sekarang dia bisa berubah menjadi begitu asing, menjadikanku sebagai korban untuk kepentingan keluarga tanpa berbelas kasihan ...."Perasaan dikhianati dan dimanfaatkan oleh keluarga ini sangatlah tidak nyaman.Bahkan Jesika yang pertahanan mentalnya suda