Setelah mendengar ucapan Arfi, Felisha berkata dengan senang, "Kalau begitu, sebenarnya Ardika hanyalah pion yang ditempatkan oleh Jace di depan dan bisa saja disingkirkan olehnya kapan saja?"Tentu saja Felisha tidak berani memprovokasi Jace.Bagaimanapun juga, dia masih ingin berbisnis di ibu kota provinsi, sedangkan Jace adalah penguasa ibu kota provinsi.Namun, adapun mengenai menginjak-injak Ardika sampai mati, Felisha bukan hanya berani, dia bahkan sudah sangat tidak sabar untuk melakukannya.Bagaimanapun juga, bocah sialan itu telah mempermalukannya lagi dan lagi. Dia sudah sangat ingin menghabisi Ardika."Apa pun tujuan Jace, nggak ada hubungannya dengan kita. Biarpun kita bisa menebak tujuannya, kita juga bisa berpura-pura nggak tahu saja.""Baik dia ingin membantu Vita untuk menduduki posisi ketua cabang maupun menekan Grup Mitsun, itu nggak masalah. Tapi kalau dia ingin menginjak-injak aku, aku nggak bisa diam saja."Berbicara sampai di sini, Arfi meletakkan gelasnya. Kemudi
"Jadi, Ardika yang sengaja menjalin hubungan dengan Limdo, sekretaris Jace, pada saat bersamaan juga berani mematahkan lengan Gijran, tentu saja membuatnya langsung dilirik oleh Jace.""Itulah sebabnya, Jace bersedia memberikan dukungan habis-habisan untuk Ardika, bahkan membantunya untuk menjalin hubungan dengan Vita dan yang lainnya.""Karena lawan Vita adalah Wilgo, sedangkan Keluarga Gozali selama ini memang berniat untuk menjalin hubungan pernikahan aliansi dengan Keluarga Hinata, yang selama ini menjalin hubungan sangat baik dengan Grup Mitsun.""Itu juga alasan mengapa Ardika yang baru belum lama berada di ibu kota provinsi, malah sudah bisa menjalin hubungan dengan Jace, serta Vita dan yang lainnya pada saat bersamaan.""Selain itu, aku dengar-dengar sekarang Ardika sangat dekat dengan Rosa, putri Wilgo.""Wilgo juga ingin menarik Ardika ke pihaknya, ingin meminta Ardika untuk membantunya menghadapi duel.""Harus kuakui bocah ini memang sedikit berkemampuan. Sebelumnya aku suda
"Felisha, aku berbicara sebanyak ini hanya ingin memberitahumu, jangan karena latar belakang orang nggak penting ini agak buram, kamu mulai menghormatinya.""Bagaimanapun juga, kamu membawa tulisanku ke Kediaman Keluarga Liwanto adalah mewakiliku."Arfi menempatkan kedua tangannya di punggungnya, menatap Felisha yang membungkuk di hadapannya dengan ekspresi acuh tak acuh.Menghadapi Felisha yang diusir begitu saja oleh Ardika, lalu mendatanginya seperti pengecut ini, tentu saja dia merasa agak tidak puas."Maafkan aku, aku sudah membuat Tuan Muda malu!" kata Felisha dengan malu dan diliputi perasaan bersalah. Dia makin membungkukkan badannya."Tapi, Ardika itu berani merobek tulisanku tepat di hadapan banyak orang, itu artinya dia sama sekali nggak memberiku muka."Arfi berjalan ke arah kursi, lalu duduk dan mulai menyeduh teh dengan santai."Walau aku baru datang ke ibu kota provinsi belum lama, biasanya aku jarang keluar, berbeda dengan beberapa orang tuan muda lainnya yang suka berl
Arfi mengerutkan keningnya, lalu rileks kembali. "Setelah dilihat baru dirobek. Aku sudah bisa menebak mengapa Domio bisa setakut itu padanya."Secara naluriah, Felisha bertanya, "Tuan Muda, mengapa?"Arfi melirik wanita itu sekilas, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Tulisan itu mengandung amarah saat aku menulisnya. Setelah melihat tulisanku, orang biasa pasti akan langsung terangsang sampai memuntahkan seteguk darah.""Bahkan para ahli bela diri juga pasti akan merasakan gejolak dalam hati mereka saking emosinya, bahkan mengalami luka dalam.""Setelah melihat tulisanku, Ardika sama sekali nggak bereaksi, itu artinya dia sangat kuat.""Ini juga bisa menjelaskan mengapa Domio begitu takut padanya.""Pasti Domio sudah menyaksikan kekuatan pria itu sebelumnya, tahu dirinya bukanlah tandingan pria itu."Mendengar ucapan Arfi, perasaan Felisha langsung bergejolak.Domio adalah ahli bela diri lama yang sudah terkenal di kalangan Organisasi Snakei!Bahkan orang seperti itu juga bukan tandi
Ekspresi Felisha langsung berubah drastis, dia berkata dengan marah, "Dasar sialan! Bisa-bisanya kamu lapor polisi! Benar-benar nggak tahu malu! Memangnya kamu pikir bisa menangkapku atau apa? Percaya atau nggak, aku hanya akan masuk meminum segelas teh, lalu keluar!""Oh? Bicarakan saja hal-hal ini di kantor polisi."Ekspresi Ardika tampak acuh tak acuh.Tanpa butuh waktu lama, pihak kepolisian sudah mengirim anggotanya kemari. Felisha dan beberapa orang pengikutnya pun dibawa pergi.Pada akhirnya, Felisha tidak ditahan.Karena ini adalah perselisihan dalam hal ekonomi, ditambah lagi Ardika yang menyebut dirinya sebagai korban ini tidak mengalami kerugian yang nyata, jadi Felisha hanya ditahan di kantor polisi selama dua jam.Namun, jangan lupa Felisha adalah seorang selebriti internet. Dia sering masuk dalam berbagai berita hiburan bersama putranya.Jadi, begitu mengetahui Felisha ditangkap, berbagai media segera melaporkan hal tersebut. Sontak saja hal ini langsung memicu opini pana
Jadi, Domio hanya bisa memilih untuk diam saja.Dia merasa lebih baik melihat muridnya ditampar daripada dirinya sendiri yang ditampar.Melihat bahkan setelah Felisha buka suara, Domio tetap bergeming, semua orang terkejut bukan main.Domio adalah mantan ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Aste.Bahkan di seluruh Provinsi Denpapan, juga sudah termasuk tokoh hebat!Namun, seorang tokoh hebat seperti ini malah tidak bereaksi, melihat muridnya ditampar oleh Ardika begitu saja.Sebenarnya ada apa ini?Apa mungkin Domio sangat takut pada Ardika?Ini tidak mungkin!"Dengan mempertimbangkan sikapmu yang patuh, tamparan-tamparan lainnya disimpan saja dulu.""Berdirilah."Saat ini, Ardika menarik kembali tangannya. Dia berbicara sambil menyeka telapak tangannya dengan tisu."Terima kasih, Kak Ardika! Terima kasih, Kak Ardika!"Staco buru-buru merangkak bangkit, lalu berkata pada Ardika dengan penuh hormat, "Kak Ardika, aku dan guruku benar-benar nggak tahu Kak Ardika berada di Kediaman Kelu