Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1374 Siapa yang Memaksaku Orang Itu Harus Mati

Share

Bab 1374 Siapa yang Memaksaku Orang Itu Harus Mati

Author: Sarjana
Dalam sekejap mata saja.

Cakar tajam nan menakutkan Sugos sudah membelah udara dan muncul di hadapan Ardika.

'Eh? Apakah pecundang ini sudah linglung saking ketakutannya?' pikirnya.

Melihat Ardika tetap bergeming, kilatan antusiasme haus akan darah melintas di mata Sugos.

Tepat pada saat ini, Ardika tiba-tiba meliriknya dengan sorot mata meremehkan.

Sorot mata tenang lawannya, membuat aura dingin seakan-akan menyelimuti hati Sugos pada saat itu juga.

Detik berikutnya.

Ardika hanya mengangkat lengan kirinya dengan tenang, lalu mengayunkan lengannya dengan santai.

"Ahhh ...."

Di sisi lain, Milom dan Neo sudah menyingkirkan dua orang yang menghalangi jalan mereka dan menerjang ke hadapan Levin.

Tiba-tiba, terdengar suara teriakan menyedihkan dari arah belakang mereka.

Secara refleks, mereka menoleh ke sumber suara. Saat itu juga, mereka terkejut bukan main.

"Kak Sugos!"

Sambil muntah darah, tubuh Sugos terpental seperti layang-layang yang putus.

"Eh, Ardika, berani-beraninya kamu mengguna
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2707 Mengenali Diri Sendiri dan Musuh

    "Baiklah, kalau Arfi sendiri yang datang mencari masalah, tentu saja aku akan mendukungmu."Jace berkata, "Tapi aku tetap berharap kamu nggak membiarkan hal ini mempengaruhi rencana besar kita. Bagaimanapun juga, Grup Mitsun serta pihak-pihak yang terlibat dengannya adalah sumber permasalahan ibu kota provinsi.""Ini juga termasuk permohonan tulusku padamu sebagai pemimpin ibu kota provinsi."Jace menatap Ardika dengan sungguh-sungguh dan bersikap sangat tulus.Saat menjabat sebagai Wali Kota Ibu Kota Provinsi, dia sudah bertekad untuk memberi kontribusi besar pada kota ini, membereskan masalah yang ditimbulkan oleh Grup Mitsun.Namun, saat dia benar-benar mengambil tindakan, dia baru menyadari kekuatannya sebagai seorang wali kota ini sangatlah lemah.Hal yang membuatnya sangat tidak berdaya adalah, kebanyakan dari pihak-pihak berkuasa yang berasal dari ibu kota provinsi sendiri tidak bersedia mendukungnya dalam hal ini.Keluarga Yasin katanya saja mendukungnya dalam hal ini, sesunggu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2706 Tergantung Apa yang Dia Pikirkan

    Setelah melihat apa yang dialami oleh Jeniva dengan mata kepalanya sendiri, Felisha sudah ketakutan setengah mati pada Ardika.Adapun mengenai pemikiran untuk membalas dendam dan semacamnya, paling tidak untuk saat ini dia tidak berani memikirkannya.Ardika mengambil surat pengalihan saham itu dan meliriknya sekilas, lalu melemparkannya ke samping dengan santai dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pergi sana, beri tahu Tuan Muda Arfi itu. Aku nggak pernah menyinggungnya sebelumnya, aku harap dia juga nggak datang mencari masalah denganku.""Kalau nggak, aku nggak keberatan membuat tujuh tuan muda ibu kota provinsi berkurang satu orang."Raut wajah Felisha berubah lagi dan lagi. Pada akhirnya, dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun, hanya mengangguk dengan patuh.Dia tidak berani menyetujui pernyataan tersebut, juga tidak berani membantahnya."Pergi sana!"Ardika melambaikan tangannya, mengusir Felisha dan yang lainnya."Ayo, pergi!"Setelah mengangguk pada Ardika, Kino juga membaw

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2705 Jeniva Dijebak

    Jeniva langsung menantang Ardika, dia mencibir dan berkata, "Ayo, sini! Aku mau lihat bagaimana kamu berencana turun tangan sendiri!""Aku sudah memberimu kesempatan, kamu sendiri yang nggak mau, maka jangan salahkan aku lagi."Ardika menggelengkan kepalanya. Tanpa banyak beromong kosong lagi, dia langsung maju ke depan.Jeniva tidak menyangka Ardika benar-benar berani menyerangnya. Raut wajahnya langsung berubah. Secara naluriah, dia mengangkat senjata apinya dan berkata, "Ardika, coba saja kalau kamu berani menyentuhku. Mari kita lihat apakah tanganmu lebih cepat atau senjata apiku lebih cepat!""Krak!"Tanpa banyak bicara lagi, Ardika langsung mengulurkan lengannya dan menarik lengan Jeniva.Secara naluriah, Jeniva ingin menarik pelatuk senjata apinya. Namun, sebelum dia sempat melakukannya, Ardika langsung mematahkan lengannya dengan mengerahkan sedikit kekuatan."Krak ...."Seiring dengan terdengarnya suara patah tulang, Jeniva mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan. Senjata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2704 Mematahkan Satu Lengan Sendiri

    Kino berkata tanpa ekspresi, "Apa hanya meminta maaf saja ada gunanya?"Felisha mengatupkan giginya dengan rapat. Kemudian, dia bergeser menghadap Ardika dalam posisi berlutut dan berkata, "Ardika, aku setuju untuk mengalihkan Rumah Sakit Marim padamu! Aku nggak akan mengulangi perbuatanku lagi!""Tolong minta Kapten Kino untuk melepaskanku dan Keluarga Xedar, oke?"Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Ckckc, siapa yang nggak bisa mengumbar janji kosong? Kamu ingin aku menyetujui permintaanmu? Boleh saja. Tandatangani surat pengalihan saham sekarang juga.""Oke, oke, aku akan membuat surat pengalihan saham sekarang juga!"Seolah-olah mendapatkan kesempatan untuk bertahan hidup, Felisha langsung menyuruh pengikutnya untuk membuat surat pengalihan saham saat itu juga.Pandangan Ardika tertuju pada Jeniva. "Bagaimana denganmu? Bagaimana rencanamu memberiku penjelasan?"Melihat sorot mata sedingin es Kino yang tertuju pada dirinya, Jeniva mengatupkan giginya dengan rapat dan berkata, "Bag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2703 Felisha Menangis Saking Ketakutannya

    Sembari menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di wajahnya, Jeniva menyunggingkan seulas senyum yang terlihat lebih jelek daripada tangisan pada Kino."Kapten Kino, karena Ardika adalah orang yang ingin kamu lindungi, bagaimana kalau masalah kali ini dibiarkan sampai di sini saja?"Jeniva ingin segera menangani masalah ini, lalu meninggalkan tempat ini.Hari ini dia bukan hanya gagal memperoleh keuntungan, bahkan dipermalukan hingga sebegitunya. Dia benar-benar tidak ingin berlama-lama lagi di tempat ini."Hmm? Dibiarkan sampai di sini saja?"Kino berkata dengan dingin, "Kalau hari ini aku nggak datang, apakah Bu Jeniva akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja?""Bukankah kalian menuduh Tuan Ardika sebagai dalang kasus ledakan itu? Bagaimana kalau begitu aku pergi, kamu datang mencarinya lagi? Bagaimana kalau hal seperti itu terjadi, hmm?"Raut wajah Jeniva sedikit berubah.Dia memang ada rencana seperti itu.Setelah Kino pergi, dia akan kembali lagi, menangkap Ardika di saat p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2702 Tunduk

    "Bu Jeniva!"Felisha buru-buru melangkah maju untuk memapah Jeniva."Dasar lancang! Atas dasar apa kamu memukuli Bu Jeniva?!""Organisasi Tigerim sedang menjalankan tugas, anggota tim tempur nggak berhak untuk ikut campur!"Para anak buah Jeniva terkejut sekaligus marah. Beberapa orang di antara mereka bahkan langsung mengangkat senjata api mereka dan membidik Kino."Bermain senjata api denganku?"Kino menyunggingkan seulas senyum dingin. Begitu dia menggerakkan pergelangan tangannya, sebuah senjata api kecil langsung muncul di tangannya."Plak ... plak ... plak ...."Seiring dengan terdengarnya beberapa bunyi nyaring, beberapa orang anggota Organisasi Tigerim yang membidik Kino dengan senjata api langsung berteriak dengan suara menyedihkan. Sambil menutupi pergelangan mereka, mereka semua terjatuh ke lantai. Selain itu, senjata api dalam genggaman mereka juga terpental keluar.Sepanjang proses ini berlangsung, mereka bahkan tidak melihat dengan jelas bagaimana Kino menembak. Tiba-tiba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status