Seiring dengan terdengarnya suara ini, tiba-tiba muncul puluhan orang pria bersetelan jas dengan postur tubuh kekar di depan pintu ruangan.Orang-orang ini langsung memasuki ruangan. Begitu memasuki ruangan, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka langsung menyebar di sekeliling ruangan tersebut, mengepung tepat ini. Pada saat bersamaan, mereka juga memblokade semua akses masuk dan akses keluar.Menyaksikan adegan dadakan ini, ekspresi Rosa langsung sedikit berubah.Namun yang membuat hatinya mencelus adalah, orang-orang Keluarga Gozali lainnya termasuk kakeknya tampak sangat tenang, seolah-olah adegan ini sudah dalam dugaan mereka.Dalam sekejap, suasana di ruang tamu Keluarga Gozali yang tadinya masih terbilang agak "harmonis" itu, kini berubah menjadi benar-benar mencekam.Siapa pun yang ingin keluar, harus membayar harga yang sangat mahal.Rosa langsung berbalik, melihat ke arah pintu.Saat dia mendengar suara itu, sebenarnya dia sudah tahu siapa orang tersebut.Benar saja, Jerf
Para tetua termasuk Widoko menatap Rosa dengan sorot mata dingin.Tidak mendapatkan tanggapan apa pun dari para tetua, Rosa tetap berdiri di tempat dalam posisi sedikit membungkukkan badannya.Sekarang ini dia sudah memegang kekuasaan absolut atas Grup Gozam.Dia adalah pimpinan sekaligus presdir perusahaan. Kalau hanya melihat identitas tanpa mempertimbangkan senioritas, bahkan para tetua Keluarga Gozali ini pun seharusnya bersikap penuh hormat padanya.Namun, Rosa sendiri sudah menyadari kepulangannya ke Kediaman Keluarga Gozali hari ini pasti tidak akan rileks.Jadi, dia sudah mempersiapkan mentalnya.Melihat tak kunjung ada tanggapan dari para tetua, Rosa menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya dan menatap Wilgo dengan lekat."Ayah ...."Melihat Wilgo juga tidak berbicara, akhirnya Rosa buka suara. "Karena para tetua Keluarga Gozali sudah berada di sini untuk menjadi saksi, maka juga seharusnya Ayah memenuhi perjanjian, memberikan sebuah penjelasan padaku, bukan?""Bag
"Aku sudah benar-benar kecewa pada si Wilgo itu.""Karena dia nggak memedulikanku, bisa membiarkanku mati kapan saja, maka lebih baik aku membunuhnya!"Belinda mengucapkan kata-kata itu dengan gigi terkatup. Sorot matanya yang tadinya jernih, kini sudah diliputi dengan kebencian.Ardika sudah mengerti.Dia mendapati sebuah kisah karena cinta tumbuh benci dari Belinda dan Wilgo.Wanita ini bukan hanya ingin membunuh Wilgo, tetapi juga ingin menghancurkan Wilgo!"Apa maksud rencana yang kamu sebutkan barusan?"Ardika bertanya dengan serius.Belinda melirik jam yang tergantung di dinding. Kemudian, pandangannya kembali tertuju pada Ardika, lalu tertawa dengan agak senang."Ckckck, kalau semuanya berjalan dengan lancar, mungkin saat ini Rosa kesayanganmu itu sudah jatuh ke tangan Jerfis.""Tapi sungguh menjengkelkan, dengan begitu Wilgo sudah selangkah lebih dekat lagi menuju posisi ketua cabang yang diidam-idamkannya itu ...."Dalam sekejap, raut wajah Ardika langsung berubah menjadi mura
Tentu saja Ardika sudah mengetahui hal itu dengan jelas.Grup Gozam dibangun oleh Wilgo dan Yasmin bersama-sama.Sebelum musibah itu menimpa Yasmin, dia sudah mengalihkan saham di bawah kendalinya pada Rosa.Saham tersebut adalah unsur penting bagi Wilgo untuk mengendalikan Grup Gozam, dia harus memiliki saham tersebut.Ditambah lagi, Rosa adalah seorang wanita yang cantik dan berbakat, bisa membuat seorang tuan muda dari keluarga terpandang seperti Jerfis mengejarnya tanpa henti, tentu saja bagi Wilgo hal ini juga bisa dimanfaatkan dengan baik.Jadi, dia sudah mulai memercayai ucapan Belinda.Tujuan Wilgo adalah membuat Rosa terus mencurigai Betty adalah pelaku pembunuhnya ibunya. Dengan begitu, dia akan selalu patuh pada Wilgo, sang ayah."Setahu aku, Yasmin juga adalah anggota Organisasi Snakei, ditambah lagi dia memiliki kakak seperguruan seperti Domio, bagaimana Wilgo bisa menyerangnya?"Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Bagaimanapun juga, Yasmin nggak melakukan kesalahan
Mendengar ucapan ini, ekspresi Belinda berubah lagi dan lagi.Walaupun dia tidak terlalu yakin Ardika bisa bertahan hidup di bawah serangan senjata api dari belasan orang penembak elite, tetapi mengingat sebelumnya Ardika telah mengalahkan Wilgo berkali-kali, berhasil menciptakan keajaiban di setiap konfrontasi, dia menjadi agak ragu.Logikanya memberitahunya jangan bertaruh, jangan mengambil risiko itu.Melihat keraguan wanita itu, Ardika melanjutkan. "Jadi, kalau aku adalah kamu, seharusnya aku menyingkirkan orang-orang itu sejauh mungkin sekarang.""Adapun mengenai kita, kita bisa bicara baik-baik, dari hati ke hati.""Bagaimanapun juga, jujur saja setelah mendengar kamu juga ingin menghabisi Wilgo, aku malah merasa kita nggak perlu bertarung mati-matian melawan satu sama lain, konflik antara kita bukannya nggak bisa diselesaikan secara baik-baik.""Bagaimana menurutmu?"Melihat ekspresi Ardika yang tenang itu, Belinda menarik napas dalam-dalam. Pada akhirnya dia mengangguk."Baikla
Ada banyak orang hebat di Kediaman Dewa Perang, di antaranya juga ada banyak penyihir hebat yang direkrut dari Meude.Saat berperang di medan perang, dia bahkan pernah diserang oleh penyihir Naglas.Sementara itu, Sihir Naglas adalah varian dari Sihir Meude. Jadi, kala itu penyihir hebat dari Meude yang menyelamatkannya.Itulah sebabnya Ardika tidak asing dengan Sihir Meude.Bahkan boleh dibilang tadi waktu Betty menggunakan sihir ini, benar-benar bukan apa-apa baginya.Bagaimanapun juga, dia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri begitu penyihir hebat Meude turun tangan, markas musuh yang ditempati oleh seratus ribu prajurit, semuanya tewas dalam waktu tiga hari."Ardika, tetap saja aku sudah meremehkanmu. Aku nggak menyangka penglihatanmu begitu tajam.""Ya, benar. Aku bukan Betty yang asli."Ekspresi Betty berubah berkali-kali, dia menatap Ardika dengan tatapan dalam.Harus dia akui, setiap kali dia berinteraksi dengan Ardika, pria itu selalu bisa memberinya kejutan lagi dan l