Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2473 Selamanya Aku yang Berkuasa

Share

Bab 2473 Selamanya Aku yang Berkuasa

Author: Sarjana
"Terima kasih, Ayah."

Tentu saja Ardika tidak mengabaikan Jacky.

Handoko juga meniru ayahnya bersulang untuk Ardika. Dia sangat kagum pada kakak iparnya ini.

Desi memutar matanya pada Jacky dan berkata, "Kamu puji saja dia, lama-kelamaan dia akan melayang!"

Di meja makan, selain Desi yang masih melontarkan kata-kata sindiran dan tampak tidak menyukai Ardika, suasana masih terbilang harmonis.

Hanya saja, tak lama kemudian suasana harmonis ini langsung rusak.

Setelah satu keluarga ini selesai makan, Asnah segera membereskan meja, membawa piring-piring dan peralatan makan kotor ke dapur, lalu mencucinya.

Sejak bergegas datang ke sini dari hotel, dia masih belum sempat beristirahat.

Tak lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dari arah dapur, beberapa buah piring sudah hancur berkeping-keping.

"Sialan! Tugas sederhana seperti ini saja nggak bisa dilakukan dengan baik!"

Raut wajah Desi yang sedang menyesap teh dengan santai berubah seketika.

"Biasanya dia selalu saja ceroboh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2475 Jago Kandang

    Ekspresi Asnah langsung berubah drastis. Secara naluriah, dia meminta maaf. "Maaf ....""Plak ...."Tanpa memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya, Desi langsung mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke wajah pelayannya itu."Bagus, hebat kamu, ya! Kamu sengaja membalasku, 'kan?!""Nggak ingin bekerja lagi, pergi saja sana! Jangan harap kamu bisa mendapatkan gaji sepeser pun!"Sambil menggertakkan giginya, Desi berkata dengan marah, "Benar saja, orang miskin memang orang miskin, berhati sempit!""Maaf, Nyonya Desi, aku benar-benar bukan sengaja ingin membalasmu. Aku hanya nggak sengaja ...."Asnah menutupi wajahnya dengan ekspresi sedih, dia terus-menerus meminta maaf pada Desi."Jangan coba-coba mengarang alasan di hadapanku! Pergi sana!"Desi mengayunkan lengannya, ingin melayangkan sebuah tamparan ke wajah pelayan menyedihkan itu lagi.Namun, baru saja dia mengayunkan lengannya, pergelangan tangannya sudah dicengkeram oleh Ardika."Cukup!"Ardika berseru den

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2474 Cuti

    Saking kesalnya, Luna tertawa dan berkata, "Ibu memutuskan segalanya? Kalau begitu, mengapa saat Handoko dipukul oleh Kakek, Ibu nggak maju untuk melawan?!"Desi tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, "Itu adalah ayahku, juga kakek kalian, wajar saja kalau dipukul sekali dua kali olehnya. Kenapa? Memangnya sebuah keluarga bahkan nggak boleh ada aturan?""Apa mungkin kalau aku memukul Ardika sekali dua kali, kalian juga ingin membantunya membalasku?"Melihat sikap Desi yang begitu tidak masuk akal, mereka semua tidak berdaya menghadapi wanita gila itu lagi."Nyonya Desi, maaf, maaf. Tadi aku menerima sebuah panggilan mendesak, untuk sesaat aku nggak memperhatikannya!"Tepat pada saat ini, Asnah berlari-lari kecil keluar dari dapur dengan membawa ponselnya. Dia segera meminta maaf, lalu menatap Desi dengan ekspresi panik."Nyonya Desi, penyakit keponakanku itu bertambah parah lagi, masih belum menemukan rumah sakit. Dia nggak punya kerabat di ibu kota provinsi, juga nggak ada yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2473 Selamanya Aku yang Berkuasa

    "Terima kasih, Ayah."Tentu saja Ardika tidak mengabaikan Jacky.Handoko juga meniru ayahnya bersulang untuk Ardika. Dia sangat kagum pada kakak iparnya ini.Desi memutar matanya pada Jacky dan berkata, "Kamu puji saja dia, lama-kelamaan dia akan melayang!"Di meja makan, selain Desi yang masih melontarkan kata-kata sindiran dan tampak tidak menyukai Ardika, suasana masih terbilang harmonis.Hanya saja, tak lama kemudian suasana harmonis ini langsung rusak.Setelah satu keluarga ini selesai makan, Asnah segera membereskan meja, membawa piring-piring dan peralatan makan kotor ke dapur, lalu mencucinya.Sejak bergegas datang ke sini dari hotel, dia masih belum sempat beristirahat.Tak lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dari arah dapur, beberapa buah piring sudah hancur berkeping-keping."Sialan! Tugas sederhana seperti ini saja nggak bisa dilakukan dengan baik!"Raut wajah Desi yang sedang menyesap teh dengan santai berubah seketika."Biasanya dia selalu saja ceroboh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2472 Permintaan Cukup Banyak

    Ekspresi Luna juga berubah menjadi muram. "Ibu, sudah kubilang dari awal aku nggak tertarik pada Xavier. Ibu jangan bicara sembarangan dan memberinya harapan lagi, oke?""Aku mana ada bicara sembarangan."Desi memutar matanya dan berkata, "Aku juga nggak bilang ingin kalian menjalin hubungan atau semacamnya. Luna, sekarang kamu sudah menjadi pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba. Xavier nggak pantas untukmu, kamu pantas mendapatkan yang lebih baik.""Tapi Xavier bersikeras menyukaimu, aku juga nggak berdaya.""Kamu anggap saja dia sebagai teman. Nggak masalah seorang teman membantumu menangani sedikit masalah ...."Bahkan Handoko juga sudah tidak tahan mendengar celotehan ibunya lagi. Dia berkata, "Ibu, dari mana Ibu mempelajari kata-kata ambigu seperti ini?""Ambigu apaan?!"Desi melayangkan sebuah tamparan ke wajah Handoko dan berkata, "Cepat pergi pilih kamarmu! Selain itu, cepat cari seorang istri dan bawa pulang! Kalau nggak, sia-sia saja vila sebesar ini kamu tinggal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2471 Menyatakan Kepemilikan

    Setelah satu keluarga itu masuk ke dalam mobil, mobil langsung melaju ke vila Gunung Halfi.Setengah jam kemudian, mobil sudah tiba di depan vila nomor satu."Ckckck, dengar-dengar dari bibinya ini adalah kompleks vila level paling tinggi di ibu kota provinsi, ternyata memang benar. Hanya dilihat dari luar sana, aku merasa tempat ini bahkan lebih mewah dibandingkan Vila Cakrawala."Desi yang masih berada di dalam mobil sudah berdecak kagum saat melihat vila nomor satu tersebut."Ardika, kalau aku sampai menemukan orang atau hal-hal kotor dalam vilamu, kamu langsung pergi saja dari sini!"Desi memelototi Ardika sekilas, membuka pintu mobil dan melompat turun dari mobil, lalu langsung berlari-lari kecil memasuki vila untuk mendahului Ardika.Ardika yang tidak melakukan hal apa pun yang mengkhianati istrinya, tentu saja tidak takut. Dia berjalan di belakang perlahan-lahan sembari memapah Jacky yang belum lama ini menjalani operasi kaki dan masih dalam masa pemulihan."Eh? Kenapa nggak ada

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2470 Ayo Pergi Tangkap Basah Pezina

    Berbicara sampai di sini, Gindra terdiam sejenak sebelum melanjutkan."Selain itu, bisnis Luna sebesar itu, sebagai cucu perempuan Keluarga Liwanto, bukankah nggak masuk akal dia nggak membagikan sedikit untuk Keluarga Liwanto?""Bahkan beberapa aset keluarga mereka sudah sepantasnya menjadi milik Keluarga Liwanto ...."Gindra melontarkan kata-kata itu dengan santai, ternyata dia sudah mulai menargetkan perusahaan Luna.Sementara itu, setelah memikirkan ucapan Gindra dengan saksama, Jifar dan yang lainnya merasa ucapan Gindra masuk akal juga."Gindra, kamu benar. Kalau kita nggak melempar umpan, bagaimana mungkin kita bisa panen?""Kalau begitu, cepat serahkan sebuah klinik kepada Keluarga Basagita!"Tuan Besar Liwanto memutuskan dengan nada bicara lantang....Di sisi lain, Ardika dan Luna sekeluarga meninggalkan Kediaman Keluarga Liwanto."Ardika, aku dengar dari bibinya Luna, setibanya kamu di ibu kota provinsi, kamu tinggal di vila yang apa namanya itu, katanya level vila itu sanga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status