Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 367 Imajinasi yang Tinggi

Share

Bab 367 Imajinasi yang Tinggi

Author: Sarjana
Begitu Ardika selesai berbicara, seakan-akan tersambar petir, ekspresi Cindi dan yang lainnya langsung berubah menjadi pucat pasi.

"Ah! Cayenne yang baru saja kubeli! Kalau aku kehilangan pekerjaanku sekarang, bagaimana aku bisa membayar cicilanku?"

Dalam sekejap, suara tangisan dan teriakan histeris menggema di seluruh ruang pertemuan.

"Usir orang-orang ini keluar dari sini!"

Ardika melambaikan tangannya tanpa ragu, memerintahkan agar Cindi dan yang lainnya diseret keluar dari gedung perusahaan.

Beberapa menit kemudian, di bawah tatapan terkejut semua karyawan perusahaan, dua puluh orang petinggi perusahaan diseret keluar dari gedung perusahaan, lalu dilempar ke alun-alun yang sedang dibangun panggung untuk persiapan acara penggantian nama besok.

Sekarang, giliran mereka yang menjadi target sorot mata aneh orang-orang.

"Aku nggak terima, seharusnya kita yang memegang wewenang Grup Bintang Darma!" teriak Cindi dengan histeris.

Para petinggi lainnya meliriknya dengan sorot mata seolah s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 368 Orang Jahat Diberi Pelajaran Oleh Orang Jahat

    "Dasar sialan! Cepat keluar dari mobil!""Keluar sekarang juga!"Filbert dan yang lainnya tidak memedulikan semen yang sudah menutupi seluruh tubuh mereka.Mereka langsung menerjang ke arah mobil kebersihan dan truk semen untuk menghentikan mobil dan truk tersebut. Kemudian, mereka meneriaki sopir mobil dan truk untuk keluar dari mobil dengan marah.Saat kedua sopir keluar dari mobil, mereka langsung mengepung kedua orang itu."Cepat katakan! Apa Ardika si sialan itu yang menginstruksikan kalian untuk melakukan hal seperti ini pada kami untuk membalas dendam pada kami?!" teriak Filbert dengan marah."Siapa Ardika? Kami nggak kenal."Sopir truk pengangkut semen merentangkan tangan mereka sambil terkekeh dan menunjukkan ekspresi tidak peduli. Melihat ekspresi sopir tersebut, mereka langsung kesal setengah mati."Bagus, bagus! Setelah membuat kami seperti ini, kamu masih bisa tertawa!""Kamu pasti berpura-pura bodoh, 'kan? Kalau bukan karena mendapat instruksi dari Ardika si sialan itu, u

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 369 Membentuk Departemen Keamanan yang Profesional

    "Pertama-tama, Airin diangkat menjadi asisten presdir, sekaligus menduduki jabatan wakil kepala departemen personalia yang sebelumnya diduduki oleh Cindi."Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di dalam ruangan menjadi agak heboh.Walaupun Airin juga merupakan karyawan lama Grup Bintang Darma, tetapi sebelumnya dia hanya menempati posisi sebagai ketua tim.Sekarang dia malah langsung menjadi asisten presdir.Dari seseorang yang tak dianggap langsung menjadi orang kepercayaan Ardika, boleh dibilang status dan kedudukannya naik secara signifikan!Dengan memiliki status sebagai asisten presdir, wajar saja wanita yang masih semuda itu bisa menduduki jabatan sebagai wakil kepala departemen personalia.Asisten presdir sudah termasuk sebuah jabatan tinggi dalam perusahaan, meskipun dia menduduki posisi wakil presdir, itu juga wajar saja.Ardika sangat mengagumi kepribadian Airin yang senantiasa menegakkan keadilan tanpa takut ancaman dari kekuatan besar.Namun, mengingat usianya masih sang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 370 Tidak Akan Menyerah Sebelum Melihat Hasil Akhir

    Sebelumnya, saat Ardika meminta Soni mencarikan sekelompok anggota Pasukan Khusus Serigala yang sudah pensiun untuk menjaga keamanan vila nomor sembilan, sebenarnya masih ada banyak orang yang masuk dalam daftar nama Soni.Namun, karena saat itu tidak dibutuhkan begitu banyak orang, jadi dia hanya mengirimkan empat orang ke vila nomor sembilan.Kini, begitu mendengar permintaan Ardika, Soni malah sangat senang.Dengan memenuhi permintaan Ardika, itu artinya dia sudah membantu banyak rekan seperjuangannya untuk mendapatkan pekerjaan.Grup Bintang Darma adalah perusahaan yang sangat besar. Selain itu, presdir perusahaan ini adalah Ardika.Ardika pasti akan membuat pengaturan yang cukup baik untuk mereka, bekerja di bawah kepemimpinan Ardika tentu saja jauh lebih baik dibandingkan bekerja di tempat lain.Soni sudah menganggap anak buahnya seperti saudaranya sendiri.Ardika bisa mengatur sebuah pekerjaan yang baik untuk anak buahnya, dia merasa sangat berterima kasih."Baik, aku akan seger

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 371 Orang yang Membuat Keributan Sudah Datang

    Sebelum acara penggantian nama diselenggarakan, Jesika yang membuat daftar nama tamu undangan.Saat waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi, para tamu undangan sudah mulai berdatangan."Desta dan Zaki, dua kepala keluarga kaya kelas satu menghadiri acara ini secara pribadi!""Selain itu, Lionel selaku presdir Grup Mega Prima dan Juna selaku manajer umum Grup Bumantara juga hadir!""Penanggung jawab dari Grup Kapital ibu kota provinsi dan penanggung jawab dari Grup Plumas ....""Aku nggak menyangka ternyata relasi Grup Bintang Darma seluas ini!"Seakan-akan sudah gila, para wartawan terus mengambil gambar tokoh-tokoh hebat itu tanpa henti.Bahkan, wajah para tokoh hebat itu sampai tampak putih karena pantulan cahaya dan sorotan cahaya kamera mereka.Di ruang kerja presdir di lantai paling atas gedung.Melihat suasana megah di lantai bawah gedung, mata Elsy sampai berkaca-kaca saking senangnya.Sambil menyeka air mata bahagianya, dia berkata, "Pak Ardika, apa kamu benar-benar nggak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 372 Sekolah Bela Diri Wakanda

    Tepat pada saat sekelompok besar pemuda tiba-tiba muncul dan berjalan ke arah penyelenggaraan acara penggantian nama Grup Bintang Darma dengan aura menakutkan, beberapa pesawat nirawak tampak terbang di atas panggung dan merekam dari berbagai arah.Semua rekaman ini disiarkan secara langsung ke Vila Pelarum yang berjarak sejauh puluhan kilometer dari tempat ini.Sambil menyesap teh berkualitas tinggi, kepala tiga keluarga besar menyaksikan siaran langsung melalui layar yang tergantung di dinding."Oliver, kita mengutus begitu banyak orang untuk membuat keributan di Grup Bintang Darma secara terang-terangan. Bagaimana kalau Raka menggerakkan tentara dan polisi hanya dengan satu panggilan telepon? Bukankah kita sama saja dengan menyerahkan kelemahan kita padanya?"Melihat perubahan situasi dalam acara penggantian Grup Agung Darma, tiba-tiba Jesper mengerutkan keningnya.Hari ini, mengirim orang untuk membuat keributan di Grup Bintang Darma diatur oleh Oliver sendiri. Mereka juga tidak me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 373 Mengungkit Orang yang Sudah Meninggal

    Elsy tetap tampak tenang dan berkata dengan sopan, "Aku adalah Elsy, manajer umum Grup Bintang Darma, terima kasih Pak Wakanda sudah menghadiri acara kami dengan membawa begitu banyak murid Sekolah Bela Diri Wakanda untuk memeriahkan acara kami.""Oh, kamu adalah Elsy, istri Delvin? Kuingat dulu kamu adalah wanita cantik yang terkenal di Kota Banyuli!"Wakanda memandangi lekuk tubuh indah Elsy dengan tatapan mesum.Dia benar-benar ingin sekali menikmati tubuh indah itu!Wakanda adalah seorang pria yang terkenal mesum.Dulu, dia pernah menghamili seorang murid wanita, hal itu bahkan sangat menggemparkan Kota Banyuli.Namun, latar belakang Wakanda sangat kuat dan memiliki relasi luas, jadi hal itu ditekan olehnya dan tidak menyebar lagi.Proses belajar mengajar di Sekolah Bela Diri Wakanda sama sekali tidak terpengaruh.Elsy sudah terbiasa melihat sorot mata mesum pria, dia berkata dengan ekspresi tetap tenang, "Terima kasih atas pujian Pak Wakanda. Pak Wakanda ada urusan apa? Silakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 374 Tawar Menawar

    Dua ratus orang murid Sekolah Bela Diri Wakanda berteriak dengan serempak.Suara teriakan mereka seolah-olah bisa mengguncang seluruh bumi ini!Kalau dilihat ekspresi arogan dan galak mereka, kemungkinan besar hanya dengan satu perintah dari Wakanda, mereka akan menerobos ke dalam gedung dan menghancurkan seluruh barang-barang yang ada di dalam gedung Grup Bintang Darma dari lantai paling bawah hingga lantai paling atas.Murid-murid sekolah bela diri yang belum cukup usia ini jauh lebih menakutkan dibandingkan para preman di luar sana.Para preman di luar sana mengetahui dengan jelas kalau mereka melanggar hukum, maka mereka akan dijerumuskan ke dalam jeruji besi. Mereka hanya berani menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, mereka tidak berani memprovokasi orang-orang yang memiliki latar belakang.Namun, murid-murid dari sekolah bela diri ini tidak berpikir banyak dan berani bertindak gegabah. Mereka sama sekali tidak memikirkan konsekuensi atas perbuatan mereka.Dengan mengandalk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 375 Aura Menakutkan Alden

    Melihat Ardika yang biasa-biasa saja, Wakanda memandang rendah lawan bicaranya dan mulai tawar menawar!Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Grup Bintang Darma berencana untuk membentuk sebuah tim keamanan yang profesional. Selama kemampuan menyeluruh murid-murid Sekolah Bela Diri Wakanda ini cukup bagus, aku mampu mengeluarkan 10 triliun untuk memberi mereka gaji.""Tapi, murid-muridmu ini ...."Dia melirik murid-murid Sekolah Bela Diri Wakanda yang bahkan tidak memenuhi kualifikasi postur berdiri itu, lalu mencibir dan berkata, "Karena mereka semua adalah murid, maka paling banyak aku bisa memberi mereka gaji satu juta per bulan."Nada bicara penuh penghinaan terdengar dengan jelas dalam ucapan Ardika."Sialan! Apa kamu benar-benar ingin cara mati?! Percaya atau nggak, aku bisa langsung membunuhmu!"Amarah dua ratus murid sekolah bela diri itu langsung memuncak, mereka semua langsung berteriak melontarkan makian kepada Ardika.Ekspresi Wakanda juga berubah menjadi muram, dia berteri

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2342 Kamu Tidak Punya Kesempatan Lagi

    "Eh, Ardika, lihatlah adik iparmu itu! Jelas-jelas dia sudah ketakutan setengah mati, tapi dia tetap menyuruhmu untuk lari. Hubungan antara kalian cukup erat, ya.""Tapi kalau ingin lari sekarang juga sudah terlambat. Hari ini kamu nggak akan bisa keluar dari Hainiken lagi!"Melihat Futari sampai sudah menangis sejadi-jadinya saking ketakutannya, Werdi, Raina dan yang lainnya tertawa dengan liar.Ardika sudah membuat mereka merasakan penghinaan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya, bahkan memotong jari mereka dan membuat mereka menjadi target Organisasi Snakei, yang hanya bisa bersembunyi di dalam Hainiken dengan gelisah. Ardika benar-benar sudah membuat hidup mereka sangat menderita.Tentu saja mereka jauh lebih senang dibandingkan siapa pun saat melihat Ardika tertimpa masalah.Mengingat Ardika tidak mungkin bisa lolos lagi, Werdi menjadi makin bangga dan arogan.Dia melangkah maju dengan langkah kaki cepat, lalu berkata dengan ekspresi arogan, "Eh, Ardika, berlutut sekarang j

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2341 Hanya Seekor Anjing

    "Kamu nggak menyangka aku mengikuti alur permainan kalian, menyebabkan Sofian mati di tangan Werdi.""Saat kalian tahu aku bisa menghancurkan berlian dengan tangan kosong, ditambah lagi dengan hari ini Wilgo menarikku ke pihaknya.""Itulah sebabnya, kamu mulai panik.""Kamu takut aku benar-benar terlibat dalam persaingan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, lalu menyebabkan rencana besar majikanmu itu untuk mengendalikan cabang Provinsi Denpapan menjadi gagal.""Begitu aku di luar kendali, sebagai orang yang bertanggung jawab menjalankan instruksi dari majikan, kamu harus bertanggung jawab besar.""Karena itulah, kamu sudah nggak bisa menahan diri lagi dan mengirim orang untuk menculik Futari, memaksaku datang ke Hainiken. Kamu ingin menyingkirkan aku, yang merupakan faktor di luar kendali ini selamanya.""Tapi, kamu lupa satu hal. Bagaimana kalau serangkaian kejadian ini adalah apa yang kuinginkan?"Ardika menatap Timnu sambil tersenyum tipis.Saat ini, dia terkesan seperti sos

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2340 Rahasia Hainiken

    "Tujuanku bukan ingin keluar dari sini hidup-hidup."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu menatap Timnu dengan tatapan sangat serius dan berkata dengan acuh tak acuh, "Melainkan membawa mayatmu dan mayat Werdi keluar dari sini.""Bukankah Organisasi Snakei meminta kalian untuk menyerahkan pelaku pembunuhan Sofian sebelum siang ini?""Aku akan mengabulkan keinginan kalian."Melihat ekspresi penuh percaya diri Ardika, Timnu mengerutkan keningnya.Dia menoleh dan melirik Lisman sekilas.Lisman segera melangkah maju dan berkata dengan suara rendah, "Kak Timnu, orang-orang kita sudah mengawasinya, nggak ada orang-orang yang mencurigakan."Di seluruh Hainiken adalah orang-orang mereka. Ardika memang hanya masuk seorang diri."Kak Timnu, bocah ini berani bersikap begitu arogan, itu artinya dia nggak menganggap serius kamu!"Lisman memelototi Ardika dengan tajam.Malam dua hari yang lalu, dia kalah telak dari Ardika. Setelah berlutut di hadapan Ardika tepat di depan banyak orang, dia baru berh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2339 Membiarkan Mayatmu Tetap Utuh

    "Uh ... uh ...."Ketiga orang pembunuh itu menutupi tenggorokan mereka dengan tidak percaya. Dengan diliputi perasaan tidak terima, tubuh mereka terkulai tak berdaya di lantai.Sementara itu, Ardika sama sekali tidak terluka, juga tidak ternodai oleh noda darah.Dia langsung menendang ketiga mayat itu, lalu menggunakan tisu untuk menyeka tangannya. Kemudian, dia turun ke lantai satu dengan santai."Bam!"Ardika menendang pintu baja di lantai satu hingga terbuka.Aula yang besar dan luas dengan pencahayaan redup terlihat di depan mata Ardika.Di antaranya, ada banyak pintu baja lainnya yang menuju ke arah yang berbeda.Dalam sekejap, Ardika bisa merasakan aura jahat menyelimuti seluruh tempat itu.Seakan-akan di balik pintu-pintu baja tersebut adalah kandang-kandang.Setiap kandang itu mengurung seekor binatang buas Kota Jewo! Selama kandang itu dibuka, maka binatang buas tersebut akan memilih dan melahap targetnya!"Plok ... plok ... plok ...."Terdengar suara tepukan tangan yang tidak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2338 Niat Membunuh

    Ardika tidak menyadari keberadaan para nona dan tuan muda yang datang untuk menyaksikan pertunjukan itu.Biarpun dia menyadari keberadaan mereka, dia juga tidak akan memedulikan serangga-serangga yang hanya bisa bersembunyi dalam kegelapan itu.Dengan langkah mantap, dia berjalan memasuki pintu utama Hainiken yang terbuka lebar itu. Seorang pelayan yang membawa sebuah nampan berjalan menghampirinya."Tuan, untuk sementara waktu ini Hainiken berhenti beroperasi. Tuan datang kemari ada keperluan apa, ya?""Aku datang mencari Timnu."Ardika melirik pelayan yang rambutnya diikat satu dan kulitnya putih mulus itu sekilas, lalu mengambil segelas minuman yang telah dilengkapi dengan sedotan kertas di nampan pelayan tersebut."Ternyata Tuan Ardika, ya."Pelayan itu membungkukkan badannya, lalu mengulurkan lengan panjangnya dan berkata, "Pak Timnu berada di lantai tiga bawah tanah. Silakan lewat sini, aku akan membawa Tuan ke bawah."Ardika mengangguk, lalu berjalan menuju ke arah lift dengan l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2337 Banyak Jebakan

    Saat Ardika sampai di gerbang kompleks vila Gunung Halfi, Levin sudah menunggu di sana."Kak Ardika, maaf aku nggak melakukan tugasku dengan baik, orang yang kukirim nggak melindungi Futari dengan baik."Begitu melihat Ardika, Levin segera meminta maaf."Siapa sangka Lisman keluar dari Hainiken. Dia membawa anak buahnya secara pribadi untuk menangkap Futari. Orang-orang yang kukirim untuk melindungi Futari bukan tandingannya.""Berdasarkan informasi dari orang-orangku, beberapa orang yang mengikuti Lisman itu juga ahli bela diri yang memiliki kemampuan hampir setara dengan Lisman. Mereka bahkan mengenal salah seorang di antara orang-orang itu, orang tersebut juga masuk dalam daftar buron internasional."Ardika sedikit mengerutkan keningnya. "Sesuai dugaanku, Hainiken nggak sesederhana kelihatannya. Mereka bahkan menampung cukup banyak pelaku kriminal besar.""Kak Ardika, itulah sebabnya kamu harus berhati-hati!"Levin berkata dengan cemas, "Timnu jelas-jelas bisa langsung mengirim oran

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2336 Terjadi Sesuatu pada Futari

    "Pergi sana!"Seiring dengan terdengarnya teriakan penuh amarah Rosa, sebuah bantal menghantam pintu kamar yang tertutup dengan keras.Ardika hanya tersenyum. Kemudian, dia berbalik dan kembali ke kamar utama miliknya.Dia membiarkan Rosa tidur di sebuah kamar tamu yang terletak di paling pojok.Biarpun hanya tempat tinggal sementara, kamar utama juga harus menjadi miliknya dan Luna saja."Tok ... tok ... tok ...."Pagi-pagi keesokan harinya, Ardika masih tidur, tetapi pintu kamarnya sudah digedor orang."Siapa? Apa ini panggilan bangun pagi atau semacamnya?"Ardika mengira Rosa yang berulah. Dia membuka pintu kamarnya dengan kesal."Guru, Nona Rosa masih sedang tidur."Ternyata orang yang berdiri di depan pintu adalah Windono. Rambut pria yang satu ini tampak berantakan, matanya juga memerah, sehingga membuatnya makin terlihat seperti pria mesum.Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Ada apa?""Guru, ada staf manajemen vila yang datang, katanya bibimu ribut-ribut di depan gerbang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2335 Bagaimana Kalau Kita Mengubah Akting Menjadi Kenyataan

    "Cih! Dasar sialan!"Melihat Ardika seakan-akan hendak melepaskan pakaian, Rosa langsung meraih bantal, lalu melemparkannya ke arah Ardika sambil berteriak dengan keras, "Kalau begitu, untuk apa kamu jauh-jauh menculikku kemari?!"Tidak tahu mengapa, dalam lubuk hatinya dia benar-benar merasa agak kecewa.Harus diakui, tadi saat Ardika membawanya pergi secara paksa tepat di hadapan Wilgo, dia benar-benar sudah panik."Jangan bilang kamu benar-benar merasa aku ingin melakukan sesuatu terhadapmu?"Ardika langsung menyingkirkan bantal yang terbang ke arahnya itu dengan pukulan santai, lalu bersandar di pintu, menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap wanita itu dengan tatapan mempermainkan. "Aku hanya ingin membuat ayahmu kesal saja. Ya, kalau bisa membuatnya mati kesal. Dengan begitu, dendamku karena sebelumnya dia ingin membunuhku sudah terbalaskan.""Kamu ... dasar sialan!"Rosa kembali mengumpat dengan kesal. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Lupakan saja pemikir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2334 Menampar Wilgo

    "Ardika, apa yang ingin kamu lakukan?"Wilgo berbicara dengan nada bicara acuh tak acuh.Bagaimanapun juga, dia sudah berpengalaman. Saat ini, dia masih bisa tetap tenang.Ardika tersenyum dan berkata, "Pak Wilgo, jelas-jelas kamu sudah tahu, kenapa kamu masih sengaja bertanya? Tadi kamu ingin membunuhku, bukan?""Ardika, jangan sembarangan!"Ekspresi Rosa langsung berubah drastis. Dia buru-buru berkata, "Ayahku hanya meminta mereka untuk memberimu pelajaran, nggak berniat untuk membunuhmu."Dia tahu Ardika adalah tipe orang yang tidak takut pada apa pun.Mungkin saja kalau bocah ini sudah diliputi niat membunuh yang kuat, bocah ini benar-benar berani menghabisi ayahnya.Ardika tersenyum pada Rosa dan berkata, "Rosa, tenang saja. Sudah kubilang, dengan mempertimbangkanmu, aku akan membiarkannya tetap hidup. Aku nggak akan menghabisinya.""Biarpun tadi dia ingin membunuhku, tapi dengan mempertimbangkan dia adalah ayah mertuaku, aku akan memaafkannya."Wajah cantik Rosa langsung memerah,

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status