Orang-orang Keluarga Liwanto sudah hampir menggila.Apa Ardika benar-benar tidak tahu musibah sudah di depan mata? Berani-beraninya dia mengatai Arfi seperti itu?!"Ardika, diam!"Bahkan Gilea juga tidak tahan melihat perilaku Ardika lagi. Dia berkata dengan marah, "Desi, urus menantumu itu!""Ardika, dasar bajingan! Apa kamu sudah dengar? Nyonya Besar menyuruhmu untuk diam! Apa kamu masih belum tahu kesalahan sebesar apa yang telah kamu buat?!"Desi berteriak dengan marah terhadap Ardika.Tidak mudah baginya untuk mendapatkan pengakuan dari Nyonya Besar, kesempatan untuk melebur dengan Keluarga Liwanto akhirnya datang juga.Alhasil, Ardika malah menimbulkan masalah seperti ini.Desi sudah bisa membayangkan selanjutnya Keluarga Liwanto pasti akan sangat tidak menyukai, bahkan membenci mereka sekeluarga.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Oh? Merobek selembar kertas saja termasuk melakukan kesalahan? Siapa yang membuat aturan itu? Apa si Tuan Muda Arfi itu?""Ardika, kamu benar! Tuan
"Ardika, berhubung kamu yang berinisiatif menimbulkan masalah-masalah ini, nggak berlebihan kalau meminta kompensasi dua kali lipat darimu, yaitu sebesar 20 triliun, 'kan?""Tentu saja, aku juga tahu memintamu dan istrimu untuk mengeluarkan dana sebesar 20 triliun sekaligus, cukup sulit bagi kalian."Felisha melirik Luna sekilas, lalu berkata, "Jadi, masih kalimat yang sama, bisa dijamin dengan saham Grup Hatari.""Aku beri kalian waktu satu minggu untuk mempersiapkannya.""Bagaimana? Apa ada masalah?"Melihat Ardika adalah tipe orang yang keras kepala, Felisha langsung berbicara pada Luna.Adapun meminta Ardika berlutut, untuk sementara ini dia tidak menyebutkannya.Karena setelah mencoba beberapa kali sebelumnya, dia juga sudah bisa melihat dengan jelas.Luna benar-benar sangat peduli pada Ardika. Dia lebih memilih hancur bersama, juga tidak akan membiarkan Ardika dipermalukan.Kalau begitu, sebaiknya bicarakan saja tentang kompensasi terlebih dahulu.Setelah uang bernilai fantastis
Di saat seperti ini Ardika terus memproovokasi Felisha adalah tindakan yang tidak bijaksana.Sebaliknya, dengan memanfaatkan situasi ini untuk memperbaiki hubungan antara kedua belah pihak dan mencoba untuk menyelesaikan masalah adalah pemikiran yang dewasa.Ardika tahu Nyonya Besar melakukan ini demi kebaikannya, jadi dia juga tidak banyak bicara lagi.Kalau Felisha bersedia berhenti sampai di sini saja, dia juga tidak keberatan untuk melupakan hal ini sementara waktu.Walaupun hal ini pasti tidak akan bisa berlalu begitu saja, biarpun tidak diselesaikan di Kediaman Keluarga Liwanto, nanti dia juga akan menyelesaikannya secara pribadi dengan Felisha.Namun tampaknya Felisha tidak akan berhenti sampai di sini hanya karena apa yang dialami oleh Dervin."Nyonya Besar, jangan ikut campur lagi dalam urusanku dengan Ardika."Felisha menanggapi Nyonya Besar dengan datar. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata dengan ekspresi muram dan suara dingin, "Eh, Ardika, a
"Apa seperti ini cara memohon pada orang lain?"Ardika berkata dengan dingin, "Berlutut!"Ekspresi Dervin berubah lagi dan lagi. Namun, mengingat kini nasibnya berada di tangan Ardika, dia hanya bisa mengatupkan giginya dengan rapat dan langsung berlutut di lantai."Dervin, kamu sudah gila!" seru Felisha dengan marah.Bagaimanapun juga, dia yang membawa Dervin ke Kediaman Keluarga Liwanto. Pria itu adalah anjingnya.Sekarang pria itu malah berlutut di hadapan Ardika.Bagaimana dengan harga dirinya?"Tuan Ardika, semua ini salahku! Seharusnya aku nggak memukul Bu Luna! Tuan, cepat minta Kak Tina untuk berhenti! Aku berjanji aku nggak akan membalas Tuan! Aku akan segera pergi dari sini dan nggak akan pernah mendatangi Kediaman Keluarga Liwanto lagi!""Mulai sekarang, selama Tuan memberi perintah, aku pasti akan menjalaninya dengan patuh! Aku bersedia melakukan apa saja yang Tuan perintahkan!"Dervin berlutut dengan tegak di lantai. Saking paniknya, dia bahkan sudah hampir menangis.Itu a
Satu demi satu kabar buruk dilaporkan padanya, sampai-sampai membuat Dervin kesulitan untuk mencerna semua informasi tersebut.Dia duduk tercengang di kursinya, bahkan sampai lupa menghisap rokok yang telah terselip di antara bibirnya itu.Setelah tertegun cukup lama, Dervin baru melompat bangkit dan berteriak dengan sangat marah, "Siapa?! Siapa yang berani menyentuhku?!"Tuan Muda Lorene yang disebutkan oleh anak buahnya itu adalah putra bungsunya, Lorene Sandigo.Seorang tuan muda yang tidak bisa apa-apa selain bermain wanita telah dilumpuhkan begitu saja.Untung saja dia masih punya dua orang putra, garis keturunannya masih belum sampai terputus.Namun, mendengar Bistromix dibakar, serta ada yang menerobos masuk ke Grup Drev dan menghancurkan perusahaan tersebut, sudah membuatnya tidak tahan lagi.Dua tempat tersebut adalah simbol baginya untuk mempertahankan status dan kedudukan sebagai kepala preman area Cibugas. Sekarang kedua tempat itu telah tertimpa masalah, siapa lagi di anta
"Jadi, memangnya kenapa kalau menjadi anjing? Aku bersedia menjadi anjing Tuan Muda Arfi!"Dervin sangat bangga.Saat Felisha menemuinya, dia tahu kesempatannya sudah datang.Tentu saja dia tidak boleh melewatkan kesempatan emas ini!Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Oh? Bagaimana kalau aku bilang hanya dengan satu kalimat dariku saja, kamu bahkan nggak memenuhi kualifikasi untuk menjadi anjing?""Hehe, memangnya kamu bisa apa?"Melihat Ardika mengeluarkan ponselnya, Dervin mencibir dan berkata dengan acuh tak acuh, "Ayo, aku beri kamu waktu untuk menelepon. Kamu boleh menelepon siapa pun. Kalau kamu nggak menelepon, kamu adalah pecundang!""Eh, Ardika, kalau kamu ingin menelepon wakil kantor polisi ibu kota provinsi seperti sebelumnya, sebaiknya kamu jangan mempermalukan dirimu sendiri lagi."Felisha mencibir dan berkata, "Kamu punya relasi, apa kamu pikir Tuan Muda Arfi nggak punya relasi?""Atau apa kamu merasa orang kampungan yang baru tiba di ibu kota provinsi selama beberapa h