Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 762 Kembalikan Uang Atau Menyerahkan Nyawa

Share

Bab 762 Kembalikan Uang Atau Menyerahkan Nyawa

Author: Sarjana
"Oke."

Panji menjawab dengan sopan, lalu berkata, "Apa rencana Tuan Gilang untuk melawan Ardika?"

"Jangan menggunakan kata 'melawan' untuk bajingan sepertinya, dia nggak layak."

Gilang mendengus, lalu berkata dengan tajam, "Bukankah dia sangat memedulikan istrinya? Kalau begitu, aku akan memulai semuanya dari Luna. Kamu hubungi Davis si direktur Bank Sentral, minta Bank Sentral untuk turun tangan terlebih dahulu. Aku ingin merebut bisnis miliknya, lalu menyiksanya perlahan-lahan."

"Aku nggak peduli apakah idiot itu benar-benar gila atau hanya berpura-pura gila. Kali ini, aku akan membuatnya menggila."

Dia tidak merasa Ardika adalah seorang pengidap gangguan jiwa.

Pria itu malah terlihat seperti memanfaatkan alasan dirinya mengidap gangguan jiwa sebagai perlindungan bagi diri sendiri untuk melakukan hal-hal gila.

Harus diakui bahwa penilaian Tuan Gilang Keluarga Misra ini benar-benar akurat.

Di Grup Perfe.

Para petugas keamanan yang terluka sudah diantar ke rumah sakit.

Proses operasion
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Zaza
sangat suka
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2772 Kabar Baik Terus Berdatangan

    Tidak ada seorang pun yang berani maju.Menghadapi sorot mata tajam sekaligus dingin Wilgo, di antara para dewan direksi itu, ada yang berpura-pura tidak melihat, ada pula yang menundukkan kepala karena merasa bersalah. Namun, kebanyakan di antara mereka hanya berpura-pura tidak melihat.Dalam situasi seperti sekarang ini, mereka semua tahu Wilgo sudah kehilangan pengaruhnya di Grup Gozam.Sejak Rosa mengamankan kerja sama itu, hasilnya sudah jelas.Alasan mengapa masih ada beberapa orang dewan direksi yang merasa bersalah adalah, Wilgo sudah lama berpengaruh di perusahaan, jadi untuk sesaat mereka masih belum terbiasa.Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi Wilgo berubah menjadi sangat muram.Namun, Ardika malah tersenyum dan berkata, "Karena nggak ada di antara kalian yang maju, tampaknya kalian semua setuju Rosa menjabat sebagai pimpinan. Kalau begitu, hal ini sudah diputuskan."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Asisten, tolong segera siapkan risalah rapat, lalu minta semua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2771 Mundur dari Jabatan

    "Apa maksudmu?"Hati Wilgo langsung diliputi firasat buruk."Pak Wilgo memang pelupa, ya. Kalau begitu, biar aku ingatkan kamu saja."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Sebelumnya saat di ruang rapat, kamu dan aku sempat bertaruh.""Selama Matthew datang ke Grup Gozam dan berlutut di depan pintu tepat pada jam tiga, serta menyerahkan kesepakatan kerja sama, maka kamu akan mundur dari jabatanmu.""Sekarang, bukankah sudah saatnya Pak Wilgo untuk menepati janji? Oh, sesuai dengan kesepakatan kita, sekarang Rosa yang sudah menjadi pimpinan perusahaan.""Adapun mengenai kamu, Pak Wilgo, bagaimanapun juga kamu adalah orang yang ingin memperebutkan posisi sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, bagaimana mungkin taruhan kecil seperti ini saja nggak kamu penuhi?""Kalau kamu adalah orang yang nggak menepati janji, bagaimana orang lain percaya kamu bisa memimpin seluruh cabang Provinsi Denpapan dengan baik?""Pak Wilgo, aku benar, 'kan?"Ardika tersenyum tipis, mempermaluk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2770 Sepertinya Kamu Melupakan Sesuatu

    "Jangan khawatir, Ayah nggak akan membiarkan siapa pun menindasmu dan menyakitimu.""Ayah berjanji hal seperti ini nggak akan terulang lagi!"Melihat Wilgo yang menunjukkan ekspresi meminta maaf dan berbicara dengan nada bicara tulus, Rosa malah merinding.Ardika juga menatap Wilgo sambil tersenyum tipis.Sebenarnya dari awal dia sudah tahu pasti ada orang yang menginstruksikan Gandhi untuk menargetkan dirinya dan Rosa begitu mereka menjabat. Hanya ada dua kemungkinan, yaitu Wilgo atau Betty.Sekarang Wilgo langsung mengambil tindakan untuk membungkam Gandhi, sebenarnya semuanya sudah sangat jelas.Melihat sikap dingin dan acuh tak acuh Rosa, Wilgo terkekeh canggung. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Wilgo dan berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar bisa memberiku kejutan setiap kalinya.""Walau dari awal aku sudah tahu kemampuanmu jauh melampaui orang-orang biasa, kalau nggak putriku yang memiliki standar tinggi juga nggak akan begitu menyukaimu.""Tapi aku tetap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2769 Pertunjukan Wilgo

    "Jangan diputar lagi! Aku nggak mau dengar pembicaraan menjijikkan kalian itu!"Rosa berteriak dengan marah, ekspresinya sudah berubah menjadi sangat muram, sekujur tubuhnya bahkan sampai gemetaran saking emosinya.Dia hanya bisa bersyukur, untung saja hari ini Ardika menemaninya menghadiri perjamuan koktail Matthew.Kalau rencana licik mereka berhasil, dia benar-benar tidak berani membayangkan bagaimana dia bisa bertahan hidup lagi.Dengan ekspresi muram, dia mengalihkan pandangannya ke arah Gandhi dan berkata, "Gandhi, kamu benar-benar bajingan!"Saat ini, para petinggi perusahaan Grup Gozam juga tercengang.Beberapa orang di antara mereka merasa sangat muak mendengar tindakan Gandhi itu.Sedangkan beberapa orang lainnya terkejut setelah mengetahui nyali Gandhi sebesar itu.Sebagai seorang wakil presdir, bisa-bisanya dia ingin menukarkan tubuh presdir perusahaan dengan kesepakatan kerja sama, bahkan ingin mendapatkan kredit ini untuk dirinya sendiri!Harus diakui pemikiran ini benar-

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2768 Semuanya Adalah Aktor

    Nada bicara Matthew diliputi dengan kebencian yang mendalam.Kalau bukan karena Gandhi, bagaimana mungkin dia harus sampai patah dua lengan? Bagaimana mungkin dia bisa berlutut di bawah kaki Ardika untuk memohon pengampunan seperti anjing di bawah tatapan banyak orang? Bagaimana dia bisa mempermalukan dirinya sendiri dan ibunya?Andai memungkinkan, Matthew benar-benar ingin mencabik-cabik Gandhi hidup-hidup.Mendengar ucapan putranya, Felisha juga menatap Gandhi dengan tatapan penuh kebencian. Dia berkata dengan nada bicara sangat dingin, "Tuan Muda Ardika, putraku yang bajingan ini memang salah. Kami sudah mengakui kesalahannya. Tapi aku harap kamu dan Bu Rosa juga nggak melepaskan orang itu!"Mendengar tuduhan ibu dan anak itu, raut wajah Gandhi sudah berubah menjadi pucat pasi, tangannya juga sedikit gemetaran.Sementara itu, ekspresi Rosa tampak muram. Dia tidak menyangka kejadiannya seperti ini.Bisa-bisanya Gandhi menggunakan cara ingin mengirim dirinya ke ranjang Matthew untuk m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2767 Pelaku Utama

    Raut wajah Matthew langsung berubah menjadi pucat pasi.Namun, menghadapi pertanyaan yang ditujukan oleh Ardika padanya, dia tidak berani ragu-ragu. Dia segera mengangguk dan berkata, "Ya, ya, ya! Terlalu ringan!""Tuan Muda Ardika masih ingin bajingan ini membayar harga apa, silakan beri instruksi saja!"Biarpun ekspresinya sangat muram, Felisha buru-buru menimpali.Ardika berdiri, melirik peti mati yang sudah terletak di lantai sedari tadi, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Dengan mempertimbangkan ibumu, kali ini peti mati itu nggak perlu digunakan lagi.""Patahkan saja satu lenganmu lagi.""Kalau lain kali kamu berani memprovokasiku lagi, kamu harus berbaring di dalam peti mati itu sendiri."Ekspresi Matthew pucat pasi seperti selembar kertas putih, sekujur tubuhnya juga gemetaran dengan tak terkendali.Patah satu lengan saja sudah sangat tersiksa, sekarang Ardika malah ingin satu lengannya lagi juga dipatahkan."Terima kasih banyak telah berbelas kasihan, Tuan Muda Ardika! Terima

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status