Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 8 Memukul Tuan Muda Axel

Share

Bab 8 Memukul Tuan Muda Axel

Author: Sarjana
Tina tampak berseri-seri, dia juga ingin melihat orang penting tersebut.

"Luna, ayo kita tunggu di depan pintu lift," ajak Tina sambil menarik baju Luna.

"Nggak usah, aku akan pulang bersama Ardika ...."

Setelah minum satu gelas anggur, wajah Luna yang sedikit mabuk tampak kemerahan.

Tina pun menasihatinya dengan kesal, "Aduh, kenapa kamu terus memikirkan Ardika si idiot itu? Kali ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kalau kita bisa meninggalkan kesan baik untuk orang penting itu, utang keluarga kalian nggak perlu dikhawatirkan lagi, 'kan?"

"Hmm ... baiklah."

Tak lama kemudian, Axel mengangkat panggilan telepon.

Semua orang langsung menahan napas.

Apakah orang penting tersebut akan turun?

Setelah beberapa saat, Axel pun meletakkan ponselnya dengan ekspresi tak berdaya. Dia lalu berkata, "Ayahku baru saja meneleponku, dia bilang perjamuannya sudah selesai dan orang penting tersebut sudah pergi lebih awal."

"Aduh, kita kurang beruntung, nggak bisa bertemu orang penting itu ...."

Semua orang merasa menyesal.

"Sayang, kamu sudah selesai makan?"

Saat ini, Ardika tiba-tiba berjalan masuk.

"Ardika, kamu masih berani datang? Pergi sana!"

Melihat kedatangan Ardika, Tina yang masih tenggelam dalam penyesalan pun marah dan menamparnya.

"Plak!"

Ardika langsung menggenggam pergelangan tangannya dan berkata, "Tina, aku tahu kamu galak. Untungnya kamu adalah sahabatnya Luna, jangan ulangi lagi."

"Dasar pecundang! Beraninya kamu berbicara seperti itu denganku?" bentak Tina dengan kesal.

Axel langsung memukul meja dan berdiri. Dia lalu berkata, "Dasar bocah! Lepaskan tanganmu. Kamu seharusnya merasa terhormat karena dipukul oleh Nona Tina."

"Siapa kamu?" tanya Ardika dengan nada dingin.

"Dia adalah anaknya Direktur Irwan. Cepat turunkan tanganmu!"

"Anaknya Irwan?" Setelah meliriknya, Ardika lalu berkata dengan sinis, "Ayahmu bahkan nggak berani berbicara seperti itu denganku."

"Cari mati!"

Setelah tertegun sejenak, Axel langsung marah. Dia berjalan ke arah Ardika dengan cepat, kemudian mengangkat tangannya untuk menampar Ardika.

"Plak!"

Ardika melepaskan Tina, kemudian menampar Axel dengan keras.

"Ah ...."

Axel langsung terpental, darah pun muncrat dari hidung dan mulutnya.

Wajahnya bengkak!

"Shh!"

Semua orang yang berada di Hall Rembulan terkejut.

Beraninya Ardika memukul anaknya Irwan?

Tony langsung berdiri dan berteriak dengan kesal, "Ardika, kamu cari mati! Kamu nggak hanya mencelakakan dirimu, tapi juga mencelakakan Luna dan keluarganya."

Wajah Luna dan keluarganya langsung pucat.

Di dalam Hall Rembulan, hanya Ardika yang tampak santai.

"Sayang, nggak usah takut. Anak orang kaya yang sombong memang pantas dipukul. Nggak apa-apa."

Semua orang mengira Ardika sedang membual.

"Tuan Muda Axel, kamu nggak apa-apa?"

Tony dan Tina segera membantu Axel untuk berdiri.

"Minggir!"

Axel mendorong mereka dengan kesal. Kali ini, dia benar-benar marah.

Sejak kecil sampai dewasa, semua orang selalu bersikap hormat kepadanya. Bahkan ayahnya juga tidak pernah menamparnya.

"Nak, kamu berani juga! Hari ini, kamu nggak akan bisa keluar dari tempat ini dengan baik."

Sambil memelototi Ardika, Axel mengeluarkan ponsel untuk menelepon Irwan.

"Ayah, seseorang memukulku di Restoran Gatotkaca. Tolong bawa orang kemari, aku ingin membunuh pecundang ini."

"Apa! Aku akan segera membawa orang ke sana."

Semua orang bisa mendengar amarah dari suara Irwan di ujung telepon.

"Ardika, kamu benar-benar bajingan! Belatung sialan!"

Desi berteriak dengan penuh amarah. Orang itu adalah direktur pemerintahan, orang yang tidak bisa disinggung oleh Keluarga Basagita.

"Tuan Muda Axel, Ardika nggak sengaja, mohon maafkan dia."

Wajah Luna sangat pucat. Tanpa sadar, dia ingin berlutut, tetapi dihentikan oleh Ardika. Ardika lalu berkata, "Nggak apa-apa, Sayang. Orang yang harusnya khawatir adalah dia."

Gila! Sudah gila!

Sampai saat ini, Ardika masih berani berkata sombong.

Desi tiba-tiba merasa pusing dan jatuh lemas di kursi.

"Siapa yang berani memukul anakku?"

Tak lama kemudian, Irwan sudah muncul di Hall Rembulan dengan wajah kesal. Di belakangnya juga ikut sekelompok pria kekar.

"Ayah, bocah itu! Dia adalah menantu idiot dari keluarga kelas dua."

Axel menunjuk Ardika sambil berkata, "Aku hanya memarahinya, tapi dia bahkan bilang kalau Ayah juga nggak pantas berbicara dengannya."

Semua orang menatap Ardika dengan tatapan putus asa, karena ekspresi Irwan terlihat sangat marah.

"Bagus, bagus, bagus! Sudah lama tidak ada yang berani berbicara seperti itu kepadaku."

Sambil memaksakan senyuman, Irwan pun mengalihkan pandangannya ke arah Ardika.

Kemudian, dia pun tercengang di tempat.

"Tuan, Tuan, Tuan ...."

Bulu kuduk Irwan langsung berdiri, dia juga tidak bisa berbicara dengan benar.

"Plak!"

Tiba-tiba, Irwan menoleh ke belakang dan menampar anaknya hingga terjatuh ke lantai.

"Dasar anak sialan! Siapa yang ingin kamu bunuh? Kamu sudah hebat, ya?"

"Beraninya kamu membuat masalah di Restoran Gatotkaca? Kamu ingin mati, ya? Sini, biar aku hajar sampai mati saja."

Irwan langsung menghajar Axel dengan keras, dia tidak memberi pengampunan meskipun Axel adalah anaknya. Axel hanya bisa menjerit kesakitan.

Semua orang langsung tertegun.

Apa yang terjadi? Bukankah Ardika yang seharusnya dipukul?

"Berdiri! Minta maaf!"

Irwan menarik rambut Axel dan memaksanya berdiri.

Dia menekan kepala Axel dan memaksanya minta maaf kepada Ardika.

Ardika juga malas berdebat, dia hanya melambaikan tangannya dengan santai. Irwan akhirnya bisa merasa lebih tenang, dia segera menarik anaknya untuk pergi dari sana.

Setelah beberapa saat, Hall Rembulan masih saja hening.

Semua orang menatap Ardika dengan bengong.

Setelah itu, Tony pun tersenyum dan berkata, "Orang yang menjadi direktur memang berbeda. Tata kramanya sangat ketat."

Oh ya?

Semua orang masih bingung, mereka merasa masalah ini sangat aneh.

Luna dan keluarganya juga merasa terselamatkan.

"Ardika, kali ini kamu beruntung. Tapi, jangan mengira dirimu hebat."

Tony menatap Ardika dengan tatapan merendahkan, "Kalau hari ini aku nggak membantu Luna menagih utangnya, apakah kamu tahu bagaimana kehidupan Luna dan keluarganya nanti?"

"Kamu bilang kamu yang menagih utangnya?"

Tatapan Ardika menjadi dingin.

"Kalau nggak, memangnya pecundang sepertimu bisa?"

Desi menarik Tony dan berkata, "Tony, jangan pedulikan dia. Ayo kita bayar dan pergi dari sini. Melihatnya saja membuatku kehilangan nafsu makan."

Tony menekan bel untuk memanggil pramusaji.

"Tuan Muda Tony, Tuan John sudah bayar."

Setelah tertegun sejenak, Tony pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Ardika, apakah kamu masih berani meragukan bahwa aku yang membantu Luna menagih utang?"

"Kak Herkules adalah anak buahnya Tuan John. Tuan John pasti tahu hubunganku dengan Kak Herkules baik, jadi dia membayar tagihannya."

Tony benar-benar sangat bangga.

Desi juga tersenyum lebar dan berkata, "Tuan John bahkan membayar tagihannya, Tony benar-benar hebat. Kalau Luna bisa menikah denganmu, dia nggak akan dirundung orang lain lagi."

Luna langsung mengenyit.

Melihat sahabat baiknya diam saja, Tina pun berkata, "Tuan Muda Tony, tiga hari lagi adalah ulang tahun Luna, bukankah kamu harus menyiapkan sesuatu."

"Tentu saja harus ...."

Ketika Tony baru berbicara, Ardika langsung memotongnya, "Tina, istriku ulang tahun, aku pasti akan merayakannya dengan meriah, orang lain nggak usah ikut campur."

"Tapi, karena kamu adalah sahabatnya Luna, kamu boleh datang. Tony, kamu juga boleh datang melihatnya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Andya Nurcahya
bertele², tapi menyenangkan....
goodnovel comment avatar
Bulat Pese
pbbkghjyghrhjnvgtg
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2639 Hadiah Sama

    "Ya, tentu. Kak Luna, sebentar lagi kamu juga akan tahu."Irvy mengedipkan matanya dengan penuh arti.Saat ini, hadiah Irvy dan Jefandro sudah selesai dicatat.Pembawa acara berkata, "Irvy, cucu perempuan bersama Jefandro, cucu menantu, menghadiahkan sebuah lukisan kuno bernilai 4 miliar!""Satu akar fo-ti berusia seratus tahun!""Dan sebuah gelang giok yang telah diberkati oleh biksu dari Kuil Mudita yang secara khusus diundang oleh Jefandro. Semoga Tuan Besar dan Nyonya Besar panjang umur dan sehat selalu!""Plok ... plok ... plok ...."Begitu pembawa acara selesai berbicara, suara tepuk tangan yang meriah langsung menyelimuti seluruh tempat tersebut.Irvy dan Jefandro menghadiahkan tiga hadiah, nilai masing-masing dari hadiah tersebut telah melampaui hadiah-hadiah yang sebelumnya diberikan oleh para tamu undangan lainnya.Terutama akar fo-ti yang berusia seratus tahun dan gelang giok yang telah diberkati oleh biksu dari Kuil Mudita. Kedua hadiah ini tidak bisa dinilai dengan uang.H

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2638 Persiapan Cukup Matang

    Luna sekeluarga diatur ke tempat duduk yang mengarah ke sudut, hal ini membuat Desi sangat kesal."Kenapa? Bahkan Amanda sekeluarga juga duduk di barisan depan, kenapa kita sekeluarga duduk di barisan belakang begini? Luna adalah pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba. Di antara para tamu undangan yang hadir, selain segelintir orang seperti Wiandro, Rafael dan yang lainnya, ada berapa banyak orang lagi yang bisa menandinginya?"Jacky menghela napas dan berkata, "Amanda sekeluarga bisa duduk di barisan depan karena Doni adalah orang kepercayaan ayah Ferdi dari tim tempur Provinsi Denpapan, ditambah lagi Kak Gindra dan yang lainnya harus melayani orang-orang dari tim tempur seperti Rafael, Ginto dan yang lainnya, bertugas untuk memeriahkan suasana.""Selain itu, tadi Ardika salah bicara, telah menyinggung Nyonya Besar, membuat Nyonya Besar sangat malu. Kamu bersabarlah sedikit, ya. Lagi pula, hanya makan saja, bukan masalah besar."Sejak Luna menjadi pemimpin cabang Keluarga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2637 Telah Lahir Orang Berbakat Dari Keluarga Liwanto

    "Ah?"Tidak hanya Sandiro yang melewatkan Ardika yang tercengang, orang-orang Keluarga Liwanto juga tercengang.Sandiro segera tersadar kembali. Dia tersenyum canggung dan berkata, "Pak, ini adalah suami Luna sekaligus adik iparku, Ardika.""Halo, Pak Wiandro."Ardika mengangguk pelan.Wiandro menelan air liurnya dengan susah payah. Sambil tersenyum canggung, dia mengangguk. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menanggapi Ardika.Kesan yang diberikan oleh Ardika padanya sangat mendalam.Hingga saat ini, dia masih ingat hari pertama Ardika tiba di ibu kota provinsi dengan duduk kereta api cepat. Saat keluar dari stasiun, tiba-tiba terdengar alarm tanda bahaya. Kemudian, hasil pemeriksaan menunjukkan ada banyak pecahan peluru di dalam tubuh Ardika.Selain itu, hal yang paling penting lagi adalah, saat itu ada dua orang prajurit tim tempur Provinsi Denpapan yang datang secara khusus untuk menemui dan memberi hormat pada Ardika. Mereka juga memberitahunya pemuda ini adalah atasan l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2636 Tamu VVIP

    Saat ini, senyum di wajah Gilea langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Namun, setelah melirik Luna sejenak, lalu melirik Sandiro, Jefandro dan yang lainnya sejenak, pada akhirnya dia menekan amarah yang bergejolak dalam hatinya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Hmm, itu juga cukup baik."Nada bicaranya sangat datar, jelas dia sangat kecewa pada Ardika."Ibu, jangan marah. Nanti aku pasti akan menyuruhnya pergi bekerja. Sebenarnya saat di Kota Banyuli, dia juga ada bekerja. Jangan harap dia bisa mengandalkan keluarga kami begitu saja!"Desi segera maju untuk menenangkan ibunya.Gilea mengucapkan "hmm" singkat, tetapi sikapnya berubah menjadi jauh lebih dingin.Sangat jelas, dia sangat tidak puas melihat putrinya sekeluarga menerima seorang menantu yang tidak berusaha untuk maju seperti Ardika.Namun, dia tidak ingin merusak suasana perjamuan keluarga hari ini hanya karena seorang Ardika."Nenek, ini adalah pacarku, Jefandro. Dia berasal dari Keluarga Hinata. Dia sedang menguru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2635 Nyonya Besar Keluarga Liwanto

    "Ibu, coba Ibu lihat siapa yang datang."Amanda membawa Desi sekeluarga menghampiri Gilea."Ibu, maafkan putri Ibu yang nggak berbakti ini. Setelah bertahun-tahun berlalu, aku baru datang mengunjungi Ibu!"Sambil menutupi mulutnya, Desi langsung menangis. Mata Jacky juga tampak sedikit memerah.Kala itu, seluruh Keluarga Liwanto tidak setuju Desi bersamanya, hanya Gilea yang menentang pendapat semua orang dan menetapkan pernikahan mereka. Jadi, dia selalu mengingat hal ini dan berterima kasih pada ibu mertuanya.Hanya saja, karena tekanan dari Keluarga Liwanto, selama bertahun-tahun ini mereka tidak bisa bertemu dengan Gilea.Adapun mengenai Jifar, dia memalingkan wajahnya, sangat jelas masih tidak menyukai Desi sekeluarga."Di mana cucu perempuanku?"Sambil memeluk Desi dan menangis selama beberapa saat, Gilea baru menyeka air matanya dan menanyakan keberadaan cucunya."Halo, Nenek!"Luna segera maju untuk menyapa neneknya, jelas terkesan agak canggung. Dia sudah tidak bertemu Gilea s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2634 Mengundang Prajurit Pasukan Naga Terbang

    Sorot mata semua orang tampak berbinar, mereka semua sangat ingin melihat secara langsung kegagahan para prajurit Pasukan Naga Terbang.Mendengar ucapan orang-orang, hati Gindra juga tergerak. Dia mengalihkan pandangannya ke arah putranya dan berkata, "Sandiro, masih ada waktu sebelum perjamuan keluarga dimulai. Bisakah kamu mengundang seorang prajurit Pasukan Naga Terbang untuk datang bertamu?"Hati Sandiro diliputi sedikit keraguan. Beberapa saat kemudian, dia memaksakan diri untuk menyetujui permintaan ayahnya. "Baiklah, aku coba."Dia sama sekali tidak yakin bisa berhasil mengundang prajurit Pasukan Naga Terbang untuk datang bertamu.Bagaimanapun juga, sekarang dia bahkan masih belum termasuk anggota resmi Pasukan Naga Terbang, juga tidak menjalin hubungan apa pun dengan beberapa orang prajurit tersebut. Mereka belum tentu memberinya muka.Namun, tentu saja Sandiro tidak mengucapkan kata-kata ini. Bagaimanapun juga, hari ini adalah hari yang bahagia, juga hari di mana dirinya menja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status