Tina juga mendengkus dingin.Tony yang menyipitkan matanya tiba-tiba mengangguk, lalu berkata dengan nada bercanda, "Ardika, boleh juga. Kamu yang rayakan saja, biar aku bisa melihatnya."Tony malas berdebat dengan seorang pecundang.Lagi pula dengan keuangannya, selama Tony mau, dia bisa membuat Luna hidup mewah setiap hari.Kali ini, dia akan membiarkan Ardika mengacaukannya.Tanpa kekurangan yang ditunjukkan oleh si pecundang, kehebatan Tony tentu saja tidak terlihat, 'kan?Desi langsung mengabaikan Ardika, dia lalu bertanya, "Tony, apakah kamu bisa mengundang Kak Herkules ke pesta ulang tahun Luna? Kami harus berterima kasih kepadanya karena sudah membayar utang."Senyuman di wajah Tony langsung menghilang.Hari ini, dia sempat menelepon Herkules. Setelah memarahinya, Herkules langsung menutup telepon dengan kesal. Siapa sangka ternyata Herkules malah membayar utangnya, hal itu sudah cukup mengejutkan Tony.Mengundang Herkules ke ulang tahun Luna?Tony tidak percaya dia punya kehor
Apa?Utangnya sudah dibayar?Mana mungkin? Bukankah Herkules sudah marah?Wulan dan yang lainnya langsung bengong, bahkan Tuan Besar Basagita juga tertegun. Dia menggaruk telinga sambil bertanya, "Kalian ... kalian benar-benar berhasil mendapatkan uangnya?"Sambil mengangguk, Luna segera memberikan buktinya dengan hormat."Kakek, ini ceknya, Kakek lihat dulu."Setelah melihatnya beberapa kali, Tuan Besar Basagita pun menghela napas lega. Dia lalu mengangguk dan berkata, "Ini memang cek milik perusahaan Herkules."Ekspresi tegang di wajah setiap anggota Keluarga Basagita pun menjadi lebih lega.Kalau bisa mendapatkan uangnya, hal itu membuktikan bahwa Herkules tidak marah. Keluarga Basagita juga akan baik-baik saja."Huh! Kalian kira utangnya dibayar gara-gara kalian? Jangan mimpi!" Saat ini, Wulan tiba-tiba maju ke depan dan berkata, "Kalau bukan karena aku dipukul oleh Kak Herkules, mana mungkin kalian bisa mendapatkan uangnya?""Pasti karena Kak Herkules ingin meminta maaf kepadaku,
"Masih berpura-pura! Dari mana seorang idiot punya uang untuk membeli Hati Peri?"Sambil pamer ke arah Luna, Wulan pun berkata, "Nanti aku akan memakai Hati Peri untuk pesta ulang tahun, kemudian memakainya untuk tanda tangan kontrak dengan Grup Angkasa Sura. Bahagia sekali ...."Wisnu juga memuji adiknya, "Wulan, nantinya kamu akan menjadi wanita paling menarik perhatian di Kota Banyuli. Adapun beberapa orang, mereka bahkan nggak pantas berada di sisimu."Semua orang merasa iri. Tuan Muda David sangat baik hati, dia bahkan membelikan hadiah seperti Hati Peri.Kaya sekali.Ardika merasa kesabarannya sudah habis. Dia mengepalkan tangannya dan berjalan maju, tetapi dihentikan oleh Luna."Ardika, tenangkan dirimu.""Astaga, coba lihat tampang si idiot ini, dia ingin memukulku, ya?" ucap Wulan sambil berpura-pura takut."Kalau dia berani memukulku, aku akan menyuruh Kakek untuk mengusirnya dari Keluarga Basagita.""Gila! Orang idiot ini mau pukul orang."Tidak sedikit anggota Keluarga Basa
Yuni menerima kartu itu dengan ekspresi bingung, dia lalu bertanya, "Tuan Ardika, apakah ini kartu bank kami? Kenapa aku nggak pernah melihat yang warna hitam seperti ini?"Setelah Wulan dan David selesai bertransaksi, mereka pun mendekat ketika mendengar ucapan Yuni. Mereka juga melirik kartu bank di tangan Ardika."Haha, Ardika si pecundang ini, kamu ingin bertransaksi dengan kartu palsu, ya? Konyol sekali!"Wulan tertawa dengan keras. David juga ikut tersenyum sinis dan berkata kepada Amel, "Aku nggak tahan lagi, cepat usir si bodoh ini.""Baik, aku akan segera ...."Amel pun langsung mengangguk. Namun, ketika tatapannya jatuh di kartu hitam milik Ardika, dia langsung terdiam.Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi tidak yakin, dia lalu merebut kartu hitam di tangan Ardika."Yuni, kamu jaga dulu. Aku akan menanyakan kepada pimpinan cabang."Setelah merebut kartunya, Amel melihat kartu itu beberapa kali, kemudian berlari ke atas tanpa menoleh ke belakang.Wulan berjalan mendekat dan
Desi menatap Ardika dengan penuh kebencian, napasnya juga tampak terengah-engah. Kemudian, dia tiba-tiba berlari ke dalam dapur, lalu kembali dengan pisau di tangannya."Masih saja membual! Kalau bukan idiot seperti kamu, kami nggak akan diusir dari Keluarga Basagita.""Hari ini, aku harus membunuhmu."Selesai bicara, Desi pun melemparkan pisau di tangannya."Bu! Apa yang kamu lakukan?" teriak Luna. Wajahnya sudah menjadi pucat karena terkejut.Jacky juga terkejut, dia tidak menyangka Desi akan melempar pisau.Ketika pisau hampir mengenainya, Ardika malah tampak tenang. Dia hanya sedikit memiringkan tubuhnya, pisau pun mengenai pintu dan terjatuh ke lantai."Astaga!"Terdengar seruan kaget dari depan pintu.Semua orang menoleh ke belakang, lalu menyadari orang yang datang adalah Tony."Tony? Kenapa kamu datang?"Desi segera menenangkan diri dan menyambutnya.Setelah terkejut, Tony langsung menenangkan diri. Dia berusaha tersenyum dan berkata, "Bibi, aku mendengar bahwa kalian dikeluark
Kompleks Anggrek.Hari ini, Luna berdandan dengan cantik dan mengenakan baju baru.Namun, dia masih terlihat miskin."Ardika, aku sudah selesai, ayo berangkat."Luna tersenyum dengan ceria. Meskipun Ardika tidak bisa memberikan pesta ulang tahun yang meriah, Luna sudah merasa puas selama mereka bisa bersama.Ardika juga mengangguk sambil tersenyum. Ketika dia ingin menggandeng tangan Luna, Desi malah memukulnya.Desi lalu berkata dengan kesal, "Kamu mau pergi makan warung pinggir jalan dengan si idiot ini?""Tuan Muda Tony sudah memesan hotel bintang lima untukmu, dia memesan satu meja seharga dua ratus juta." Setelah itu, terdengar suara klakson yang keras.Desi pun menunjukkan ekspresi gembira sambil berkata, "Tony sudah datang, Luna, ayo kita pergi."Ketika mereka turun ke bawah, mereka melihat Tony yang mengenakan jas putih sedang memegang satu buket mawar merah muda. Dia berdiri di samping mobil Maserati.Melihat Luna turun ke bawah, dia segera mendekat."Luna, selamat ulang tahun
Suasana di depan hotel terasa sangat hening.Perhatian semua orang tertuju kepada Ardika dan Luna.Pesta ulang tahun Nona Luna?Kalau begitu, direktur utama Grup Angkasa Sura ... adalah Ardika?Anggota Keluarga Basagita langsung bengong, mereka juga sangat terkejut.Wulan juga merasa pusing."Nggak! Nggak mungkin ....""Pak ... Pak Henry, Apakah Anda salah ...."Wulan hampir saja pingsan, mana mungkin Ardika adalah direktur utama Grup Angkasa Sura?"Diam!"Henry langsung menampar wajah Wulan, aura seorang bos besar memang berbeda. Wulan yang ketakutan setengah mati langsung terjatuh ke tanah.Henry kembali berkata dengan hormat kepada Luna, "Nona Luna, silakan masuk.""Aku ...."Luna berdiri di tempat dengan tegang dan bingung. Dia tidak bisa menggerakkan kakinya, karena semua ini terasa tidak nyata.Pada saat ini, sebuah mobil Rolls-Royce yang panjang keluar dari hotel. Henry pun datang ke samping mobil, kemudian membukakan pintu untuk Ardika dan Luna.Sikap yang seperti seorang pelay
Tanpa menunggu Ardika menjawab, daftar hadiah sudah mulai dibacakan."Wali Kota Banyuli, Ridwan Basuki, memberikan hadiah satu lukisan bersejarah ....""Kepala Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax dan keluarga lainnya memberikan hadiah uang tunai sebesar 10 miliar.""Direktur Irwan, Direktur Calvin, Direktur Bella ...."Ketika sampai di aula pesta, orang-orang yang sedang menunggu langsung terkejut.Orang-orang dari pemerintahan dan dunia bisnis, bahkan ada orang-orang dari dunia kepolisian dan dunia bawah.Semua orang besar di Kota Banyuli datang merayakan pesta ini serta memberikan hadiah yang mahal.Herkules yang bertugas membacakan nama juga diam-diam menelan ludah. Meskipun Herkules sudah sering melihat banyak hal, dia juga tidak pernah melihat hadiah yang begitu mahal.Ketika Tuan Besar Basagita mendengar daftar hadiah yang diberikan, matanya memancarkan kecemburuan, terutama si Wulan.Kalau semua hadiah itu diberikan kepada Keluarga Basagita, mereka pasti akan sangat