LOGINAwalnya Dendo hanya berdiri di tempat, melihat para anak buahnya beraksi dengan sorot mata tajam."Plak ...."Saat ini, begitu mendengar ucapan bos klinik di hadapannya ini, dia langsung mengangkat lengannya dan melayangkan sebuah tamparan.Dengan iringan suara "bam" yang keras, bos klinik tersebut terjatuh membentur lantai, kepalanya juga sudah berdarah."Kamu bertanya apa yang telah kalian lakukan hingga menyinggung kami?""Memangnya kalau kalian nggak menyinggung kami, aku nggak boleh datang ke tempat ini?"Dendo kembali melayangkan satu tendangan ke perut bos klinik. Setelah mendengar bos klinik ini berteriak dengan menyedihkan, dia baru mengangguk dengan puas dan berkata, "Di mana Ardika? Suruh dia keluar!""Aku tahu dia berada di dalam. Dia telah melukai putra bosku. Jadi, hari ini aku harus menghabisinya! Kalau nggak, namaku bukan Dendo lagi!"Dendo menghembuskan asap rokoknya, lalu melontarkan kata-kata itu dengan tajam.Dia melirik tempat tersebut dengan sorot mata tajam. Tida
Makin memikirkannya, Desi makin ketakutan. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan diri dan mulai menangis."Semua ini salah Ardika sialan itu! Selama ini dia terus saja membuat masalah, sekarang pada akhirnya dia telah mencelakakan kita!""Huu ... hu .... Luna, dengar baik-baik. Kalau kali ini kamu nggak bercerai dengannya, aku akan putus hubungan denganmu!"Sambil memapah Desi, Jacky berusaha untuk membujuk istrinya, "Jangan dikatakan lagi. Apa kamu pikir sekarang Luna nggak merasa sedih?""Plak ...."Desi langsung mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke wajah Jacky. "Berani-beraninya kamu bicara begitu?! Kamu juga seorang pecundang! Kalau saja kamu sedikit berkemampuan, apa kita perlu hidup bergantung pada putri kita?""Dulu kamu bahkan terus membela Ardika si sialan itu, apa kamu pikir aku nggak tahu?""Eh, Jacky, dengar baik-baik, kalau kali ini kamu membelanya lagi, nggak memihak padaku untuk menyuruh mereka bercerai, aku akan bercerai denganmu lebih dulu!""Hei, kamu
Sambil tersenyum palsu, Lesti mengangguk. Kemudian, dia berkata dengan nada bicara menyeramkan, "Tapi sepertinya, dalam hati para karyawanmu ini, prestisemu sangat tinggi, ya.""Sudah ada beberapa orang yang dipatahkan kakinya, tapi orang-orang ini tetap saja mempertahankan pendirian mereka.""Bam!"Begitu dia selesai berbicara, Nevah kembali menendang seorang petinggi perusahaan hingga terpental ke dinding.Luna mengalihkan pandangannya ke arah para petinggi perusahaan tersebut, lalu berkata dengan dingin, "Sebelum aku mengundurkan diri dari jabatanku sebagai presdir perusahaan ini, aku berikan perintah terakhir untuk kalian. Kalian semua harus setuju Citra menjadi presdir!""Bu Luna!"Mata kebanyakan petinggi perusahaan itu sudah memerah, bahkan ada petinggi perusahaan wanita yang sudah menangis.Mereka tahu Luna terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presdir perusahaan karena tidak tega mereka diperlakukan dengan kejam oleh Nevah lagi."Terakhir, aku juga ingin meminta m
Namun, saat ini Nevah masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Dia kembali mengangkat kakinya, hingga membuat petinggi perusahaan wanita itu berteriak dengan sangat menyedihkan."Dasar wanita sialan! Hentikan!"Menyaksikan pemandangan itu, dua orang petinggi perusahaan pria benar-benar marah. Sambil berteriak dengan marah, mereka bergegas maju untuk menghentikan Nevah.Siapa sangka seperti ada mata di belakang kepala Nevah, dia langsung melayangkan tendangan ke belakang tanpa menoleh ke belakang. Saat itu juga, dua orang petinggi perusahaan pria yang memiliki postur tubuh tinggi dan tegap itu pun terpental dan menghantam dinding dengan keras.Kemudian, Nevah berbalik, berjalan menghampiri dua orang petinggi perusahaan pria itu, lalu langsung menginjak mereka."Krak ....""Krak ...."Seiring dengan terdengarnya suara patah tulang yang membuat merinding, kaki kedua orang petinggi perusahaan pria itu langsung patah.Di dalam bangsal, terdengar suara teriakan yang memilukan."Hen
Mendengar serangkaian ucapan ini, Desi tidak berani berkata-kata lagi. Hanya saja, ekspresinya tampak sangat muram.Handoko tidak bisa menahan diri dan bergumam, "Memangnya karena kalian bilang memecatnya, maka kakakku akan dipecat, begitu? Kakakku menjabat sebagai presdir nggak ditunjuk oleh siapa pun, melainkan diakui oleh semua petinggi perusahaan. Kalau nggak ada kakakku, kalian nggak akan bisa mengelola perusahaan ini ....""Diam kamu!"Lesti menegur dengan marah, "Diakui oleh petinggi perusahaan? Baiklah kalau begitu. Sekarang akan kubuat mereka nggak mengakuinya!""Aku mau lihat kalau aku ingin mencopot Luna dari jabatannya, siapa yang berani bilang nggak!"Saat berbicara, Lesti berkata dengan dingin, "Suruh mereka masuk!"Di saat Luna masih sedikit tidak mengerti maksud Lesti, dia melihat sekelompok petinggi perusahaan Grup Hatari berjalan memasuki bangsal dengan membentuk barisan."Bu Luna!"Setiap orang yang memasuki bangsal, begitu melihat Luna, langsung menyapa Luna dengan
Apa?Bukankah ini sedang membahas masalah Ardika memukul orang? Kenapa topik pembicaraan berubah menjadi mencopot jabatan Luna sebagai presdir perusahaan?Jacky benar-benar tercengang.Desi yang awalnya menundukkan kepalanya, tidak berani bersuara langsung panik bukan main. Dengan ekspresi memucat, dia berseru, "Nenek Lesti, kamu nggak bisa melakukan ini!""Luna yang mengembangkan Grup Hatari, kini bahkan sudah mulai memasuki pasar ibu kota provinsi. Keluarga Bangsawan Basagita Suraba nggak pernah memberikan bantuan apa pun. Bagaimana jabatannya bisa dicopot hanya dengan satu kalimat dan membiarkan Citra yang menjabat sebagai presdir?""Luna sudah bekerja sangat keras demi Grup Hatari. Para petinggi dan karyawan perusahaan bisa menjadi saksinya.""Kalau kamu melakukan ini, hanya akan mengecewakan para karyawan di perusahaan!""Terlebih lagi, Ardika si sialan itu yang memukul orang. Dia adalah tipe orang yang nggak takut pada apa pun, kami sudah nggak bisa mengaturnya sejak lama.""Sela







