Share

Bab 946 Arogan

Penulis: Sarjana
"Kak Hugo sudah datang, ya."

Seharusnya Ujang memang mengenal Hugo. Setelah menyapa Hugo, dia berkata, "Apa beberapa orang ini adalah muridmu?"

"Murid-muridmu benar-benar arogan, ya. Terutama orang yang bernama Jaiden. Begitu bertemu denganku, tanpa berbasa-basi sama sekali, dia langsung menamparku. Menurutku, dia pantas kuhajar atau nggak?"

Jaiden khawatir karena takut pada latar belakang Ujang, Hugo malah menghajarnya lagi.

Dia buru-buru mendekati Hugo dan berkata dengan sedih, "Kak Hugo, Hariyo membawa Futari, kakaknya kemari. Tiba-tiba saja, Kak Ujang dan yang lainnya datang dan meminta Futari untuk menemani mereka minum-minum. Kami tahu dia adalah wanita pilihanmu, karena itulah aku terlibat konflik dengannya ...."

Begitu mendengar ucapan muridnya, Hugo melirik Futari yang sedang duduk di sofa. Dalam sekejap, tatapannya langsung terpaku pada gadis itu.

Sejak berusia belasan tahun, dia sudah memainkan berbagai tipe wanita. Wanita cantik yang ditemuinya bahkan tidak bisa dihitungnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dandi Dardamiansyah
kebanyakan iklan ni ghost novel makin gaya aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2723 Luar Biasa Arogan

    Gandhi menyunggingkan seulas senyum getir, lalu berkata, "Tapi kalau begini, kerja sama dengan Rumah Sakit Marim juga pasti nggak bisa lanjut dibicarakan lagi.""Sebelumnya aku sudah menyuruh orang untuk menyebarkan informasi, mengatakan Grup Gozam dan Rumah Sakit Marim sudah hampir menyepakati kerja sama. Sudah ada banyak perusahaan di balik rumah sakit swasta sudah menghubungiku, ingin bekerja sama dengan kita.""Karena sekarang kerja sama dengan Rumah Sakit Marim sudah nggak bisa lanjut dibicarakan lagi, maka kerja sama lainnya juga pasti akan gagal.""Hal yang lebih penting lagi adalah, hal tersebut berpengaruh besar terhadap reputasi Grup Gozam. Aset nggak berbentuk itu nggak bisa didapatkan kembali dengan mengeluarkan uang berapa pun. Jadi, kali ini boleh dibilang bukan hanya nggak memperoleh keuntungan apa pun, bahkan mengalami kerugian yang besar ...."Mendengar ucapan ini, ekspresi banyak petinggi di dalam ruangan tersebut langsung berubah menjadi sangat muram.Detik sebelumny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2722 Memainkan Peran Menyedihkan

    "Satu hal lagi Gandhi, harap perhatikan tutur kata dan sikapmu. Sekarang ini adalah rapat petinggi perusahaan, bukan acara bersenang-senang pribadimu.""Kalau kamu nggak ingin mengikuti rapat ini, kamu bisa keluar sekarang juga. Bahkan kalau kamu ingin langsung meninggalkan Grup Gozam, aku juga nggak akan menghentikanmu!"Sebenarnya sebelum menjadi sebagai presdir, Rosa sudah menduga akan muncul adegan seperti ini di rapat.Dia tahu jelas makin dalam situasi seperti ini, dia harus makin tegas.Dia tidak boleh mengalah hanya karena sikap mengintimidasi Gandhi.Kalau tidak, di hari pertamanya menjabat sebagai presdir, dia akan berakhir kalah telak. Selanjutnya, ingin mengumpulkan kekuatan di perusahaan dan melakukan hal-hal yang ingin dilakukannya, akan menjadi sangat sulit."Kenapa? Rosa, kamu bermaksud untuk mengusirku, begitu?"Gandhi mencibir. Dia langsung bangkit dari tempat duduknya, menyandarkan bagian atas tuduhnya dengan gaya mengintimidasi di atas meja, lalu mengembuskan asap r

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2721 Perangkap Wilgo

    "Rosa, apa kamu pikir perusahaan yang setiap hari menangani bisnis bernilai puluhan miliar dan harus menafkahi ribuan orang ini adalah tempat bagimu untuk bermain-main dengan gigolomu itu?""Dengar baik-baik, sebaiknya kamu mengusir bocah itu sekarang juga!""Kalau sampai bisnis Grup Gozam mengalami kejatuhan karena kamu, saat itu tiba, jangankan para pemegang saham perusahaan nggak terima, kami juga nggak akan terima!"Gandhi memukuli meja dengan keras, seluruh ruangan rapat itu dipenuhi dengan suara teriakannya.Pria itu benar-benar arogan, dia sama sekali tidak menganggap serius Rosa, presdir yang baru menjabat ini.Ardika menganggap teriakan Gandhi sebagai angin lalu. Dia hanya menundukkan kepalanya, melihat dokumen data diri petinggi Grup Gozam dalam genggamannya dengan santai.Orang ini berani bersikap begitu arogan, juga tidak menganggap serius Rosa karena kedudukannya di Grup Gozam sangat tinggi, ditambah lagi dengan pendukungnya juga sangat kuat.Namun, karena nama belakang or

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2720 Apa Dia Gigolo

    "Plok ... plok ...."Suara tepuk tangan lemah dan tidak serempak mulai terdengar, bahkan hingga suara tepuk tangan semua orang tidak terdengar lagi, pria di seberang Ardika itu baru mengangkat lengannya dengan malas dan menepuk tangannya dua kali dengan lambat.Hal ini membuat Rosa mengerutkan keningnya.Sangat jelas para petinggi ini tidak terlalu memberinya muka. Padahal dia adalah presdir baru di sini.Namun, Rosa tetap berkata dengan tenang, "Hari ini adalah hari pertamaku menjabat sebagai presdir. Aku nggak akan banyak beromong kosong lagi.""Aku berharap kalian semua bisa bersatu padu, kooperatif dan mendukung pekerjaanku seperti mendukung Bu Betty sebelumnya.""Sebelumnya Grup Gozam menghadapi beberapa masalah, aku yakin setelah aku menjabat, pasti bisa menangani masalah-masalah ini, membuat Grup Gozam berkembang lebih baik lagi.""Juga menjamin bonus tahunan kalian bisa membuat kalian puas.""Sekarang, perkenalkan wakil presdir yang baru aku angkat sendiri, Ardika."Rosa mengul

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2719 Menjabat

    Malam berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya, Rosa langsung menelepon Ardika. Hari ini dia akan pergi ke Grup Gozam untuk menjabat. Pada saat bersamaan, dia juga akan mengadakan rapat para petinggi perusahaan.Tentu saja Ardika juga akan pergi menjabat.Bagaimanapun juga, itu adalah posisi wakil presdir, tidak ada alasan untuk tidak menunjukkan batang hidung.Namun, kemarin Ardika sudah sepakat dengan Rosa. Dia hanya menjabat sebagai wakil presdir sementara. Selain itu, dia juga pasti tidak akan mengurus urusan perusahaan.Intinya, dia sudah terbiasa berperan sebagai pemimpin yang tidak bekerja.Tentu saja Rosa menyetujui hal tersebut. Baginya, seorang teman seperti Ardika yang menjabat sebagai wakil presdir adalah sebuah hal yang baik, yaitu Ardika tidak akan menjadi penghalangnya.Sebaliknya, orang-orang Keluarga Gozali dan orang-orang Keluarga Darma yang ada di dalam Grup Gozam itu, lebih tidak bisa dipercaya daripada Ardika yang hanya orang luar.Gedung besar itu berlokasi di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2718 Wakil Presdir

    Rosa juga hanya tersenyum getir dan berkata, "Aku harap hingga akhir ayahku juga nggak mengetahui hal ini. Kalau nggak, itu terlalu kejam baginya."Namun, setelah mengerti maksud Ardika, Rosa juga menghela napas lega.Wilgo tidak harus mati. Bagi Wilgo sendiri, ini adalah hal yang baik. Sedangkan dia juga sudah bisa bernapas lega.Kalau sampai Wilgo mati di tangan Ardika, dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Ardika, musuh yang membunuh ayahnya.Setelah mengantar Rosa pulang ke vila, Ardika berencana untuk langsung pergi."Ardika, tunggu sebentar."Rosa malah menghentikan Ardika, lalu mengeluarkan setumpuk berkas dan menyerahkannya padanya.Begitu Ardika menerima dan melihatnya, ternyata itu adalah surat pengalihan saham.Rosa langsung mengalihkan sepuluh persen dari dua puluh persen Grup Gozam yang dimilikinya pada Ardika."Apa maksudmu?"Ardika kebingungan.Rosa menatapnya dengan tatapan serius dan berkata, "Ya, sesuai dengan yang tertulis di sini. Aku bisa menjadi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status