Share

Berulah

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2023-12-28 18:21:49

“Masa jemput Zara saja kau lama? Jangan-jangan kau sengaja ya biar tak masak makan malam?” tuduh Mika sadis.

Bila Kevin tak ada, Keluarga Johanes biasanya mempekerjakan satu pelayan untuk bersih-bersih. Namun, tidak ada yang pernah menginap.

Jadi, perihal makan selalu mereka urusan sendiri-sendiri. 

Hanya saja, setiap kali ada Kevin, Galen dan keluarganya ini seolah mengambil untung dengan menjadikan suami Zara itu layaknya pelayan penuh waktu di rumah itu. Bahkan, seperti budak!

Kevin hanya bisa menerima itu semua sembari menunggu rencananya berjalan.

Hanya saja, Zara kali ini benar-benar tampak tak suka. “Ma, kok gitu ngomongnya? Biasanya, kalau tidak ada Kevin, kita beli makanan secara online.”

“Lagipula, Zara yang minta antar Kevin untuk casting peran utama di sinetron yang akan tayang dua bulan lagi,” sambungnya lagi.

Mendengar kata “sinetron”, mata Mika berbinar.

Ini tandanya Zara akan mendapat uang lagi untuk keluarga mereka.

“Lalu, bagaimana hasilnya? Kau berhasil ‘kan mendapat peran itu?” tanya Istri Galen itu dengan antusias.

Zara menghela napas.

Diambilnya ponsel yang baru saja berdering.

Kebetulan, di sana ada pemberitahuan kalau Zara lolos mendapatkan peran utama itu.

Hal ini sontak membuat Zara terperanjat.

Tak lama, ia pun menatap Kevin dengan tersenyum bahagia.

Melihat itu, Kevin ikut tersenyum. Hanya saja, diam-diam, dia berjanji dalam hati bahwa sampai kapanpun, Zara tidak boleh tahu kalau semua kemudahan yang dia alami karena Kevin.

Saat Kevin hendak memberikan selamat, tiba-tiba saja Mika sudah memeluk Zara.

“Selamat, ya, Sayang! Kau benar-benar membuat Mama dan Papa bangga,” ucapnya cepat.

Setelah ia mengurai pelukan, Jenni ikut menyelamati Zara. “Selamat ya Kak.”

Anak Galen dan Mika itu sangat senang karier sang kakak semakin cemerlang karena tandanya kehidupan mereka tak akan pernah jauh dari kemewahan.

Galen juga tampak bahagia. “Kalau begitu, kau akan semakin terkenal, Nak.”

“Lebih baik, sekarang kau segera ceraikan lelaki tak berguna itu. Papa akan mencarikan jodoh yang sepadan denganmu,” ucapnya santai seolah pernikahan Zara bukanlah sesuatu yang besar.

“Pa!” tegur Zara tak suka, “berhenti bicara seperti ini, Pa. Sampai kapanpun, Zara tidak akan pernah bercerai dari Kevin karena ini adalah wasiat Kakek.”

Galen jelas geram.

Ekspresinya tampak menggelap. “Zara!” bentaknya, “sekarang, kau tinggal pilih! Menjadi janda karena perceraian atau menjadi janda karena dia mati!”

Pria tua itu tampak serius dengan ancamannya yang terang-terangan menginginkan kematian sang menantu.

Galen bahkan tidak peduli pada Kevin sama sekali. 

Dengan santainya, dia kembali berbicara, “Papa benar-benar akan membayar orang untuk menghabisi lelaki tak berguna ini bila kalian tak segera bercerai!”

Zara mengepalkan tangan kanannya kencang–menahan emosi.

“Jika itu terjadi, Papa juga akan melihat Zara tak bernyawa lagi,” balasnya cepat.

Dia pun segera berlalu dari sana sembari menggandeng Kevin yang menahan senyum karena dibela habis-habisan oleh sang istri.

Meski demikian, Kevin tak bisa memungkiri bahwa kebenciannya pada Galen semakin bertambah.

‘Membunuhku?’ batin Kevin dalam hati, ‘yang ada, kau mati lebih dulu di tanganku Galen.’

Dalam diam, Kevin meminta bawahannya untuk mempercepat proses pencarian bukti kejahatan Galen.

Tanpa terasa, satu minggu pun berlalu sejak pertengkaran kecil di kediaman Johanes. 

Ia sudah pamit ke Zara untuk menjadi “bodyguard” di West Country. 

Dan diam-diam kembali ke rutinitasnya sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan milik keluarga Adamson.

Untungnya, tak ada masalah yang berarti di perusahaan.

Seperti biasa, tangan dingin Kevin mampu membawa perusahaan warisan sang papa menjadi semakin besar dan mempertahankan posisi nomor satu di dunia. 

Tok tok tok!

Pintu ruangan Kevin tiba-tiba diketuk oleh Dimas.

Padahal, dia dan sang asisten baru saja selesai memimpin meeting di aula kantornya. 

Sepertinya, sekarang ada tamu tak diundang ingin menemui dirinya.

“Masuk!” ucap Kevin memberi izin.

“Permisi, Tuan,” ucap Dimas hormat, “Di luar, ada Tuan besar Daniel ingin menemui Anda.”

Kevin menghela nafas panjang. Benar dugaannya.

Entah apa yang akan dilakukan saudara tiri almarhum Mamanya itu.

“Ck. Mau apalagi dia datang?” kesal Kevin. 

“Saya kurang tahu Tuan,” jawabnya, “mohon maaf. Apakah Anda mengizinkannya masuk atau tidak?”

“Sejak kapan orang itu menerima penolakan?”

Dimas pun paham maksud perkataan Bosnya dan segera keluar untuk mengajak Daniel masuk ke dalam ruang kerja sang keponakan.

“Vin,” sapa pria berpenampilan perlente itu begitu masuk.

Kevin membalas uluran tangannya, lalu mengajak sang paman tiri untuk duduk di sofa yang ada di dalam ruang kerja mewahnya.

“Duduk Paman,” ucap Kevin.

“Hmmm,” sahut pria itu dengan gumaman.

“Dari mana saja kau sampai dua minggu menghilang dari Kota ini? Perjalanan bisnis apa yang sedang kau lakukan sampai selama itu?” tanyanya mendadak, seolah memberi perhatian.

Meski demikian, Daniel sebenarnya tidak peduli apapun yang dilakukan sang keponakan.

Yang dia mau hanyalah Kevin segera menikahi Raras–anak semata wayangnya. 

Harta kekayaan dari almarhum papa tiri Daniel atau kakek Kevin dari pihak ibu sebenarnya tidak sedikit. Namun, jelas tak ada apa-apanya dibandingkan milik keluarga Adamson.

Dengan pernikahan itu, Daniel bisa membayangkan dirinya ikut memiliki harta kekayaan keluarga Adamson yang tak akan habis untuk tujuh keturunan.

“Ada kerjasama dengan kepala militer di kota lain,” ucap Kevin membuyarkan lamunan Daniel, “ngomong-ngomong ada apa ya tumben pagi-pagi Paman sudah datang?”

Kevin sengaja mengalihkan pembicaraan mereka.

Tujuannya agar cepat lelaki busuk ini keluar dari kantornya karena ia sudah muak dengan topengnya.

Namun, Daniel tampak tak tersindir. 

Dengan santainya, ia berkata, “Ini Raras titip undangan ulang tahun buatmu. Paman harap kau tak mengecewakannya lagi.”

Pria tua itu lalu menyerahkan kartu undangan yang cukup mewah untuk undangan ulang tahun.

“Kenapa ya kalian suka sekali berpesta?” sindir Kevin–mengomentari kebiasaan keluarga sang paman tanpa melihat isi undangannya.

Daniel tertawa. “Karena hidup ini adalah kebahagiaan. Jadi apapun yang  kami bahagia maka akan kami lakukan.” 

“Dan, tak ada alasan lagi untuk tidak datang,” tambah Daniel penuh penekanan.

Kevin tak merespon. 

Dia justru melihat ke arah ponselnya untuk menghilangkan bosan karena kehadiran sang paman di kantornya.

Namun, sang paman lagi-lagi mencari gara-gara.

Dengan tidak tahu malunya, Daniel bertanya, “Kapan kau akan menikahi Raras?” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tresno Yuliyanto
mantap tpi sayang harus banyak koin utk klanjutan crita
goodnovel comment avatar
Ermon Idrus
bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Paling Berkuasa   TAMAT

    Sore yang mendung, tak menyurutkan semangat Kevin dalam meresmikan pembukaan anak cabang Adamson Corporation sesuai rencana. Tak ada yang tahu, termasuk tamu undangan yang nanti akan hadir di sana, bahwa perusahaan ini sudah disiapkan oleh Kevin sebagai kejutan untuk sang asisten terbaiknya, Dimas. Dalam kesempatan istimewa ini, Dimas datang bersama istri tercinta, ibu mertuanya yang begitu penyayang, serta bibinya yang selalu dianggap seperti ibu kandung sendiri. Sementara itu, Kevin datang bersama sang istri, dua buah hatinya yang merupakan anak kembar berusia tiga tahun, serta ayah mertuanya yang nampak semakin sehat dan bugar. Anak-anak kembar tersebut menjadi pusat perhatian. Betapa adil Tuhan, wajah gadis kecil itu persis seperti Kevin, sedangkan bocah lelakinya menyerupai wajah sang istri. Sebuah keluarga yang harmonis, mencerminkan cinta yang tulus di antara mereka. Seperti biasa, Kevin diminta untuk memberikan sambutan sebagai pimpinan perusahaan. Dalam sorotan cahaya s

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 207

    Tiga bulan berikutnya, Kevin sedang berbincang serius dengan istri tercintanya mengenai rencana masa depan Dimas dan Dinda. "Sayang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Kevin pada sang istri, membuatnya penasaran. "Apa itu, Sayang? Kok sepertinya sangat penting?" tanya sang istri dengan wajah penasaran, menambah kegugupan dalam ruangan. Kevin tersenyum, merasa bersyukur memiliki istri yang begitu mendukungnya. "Sebenarnya, ini bukan hanya penting, tapi juga menyangkut masa depan Dimas dan Dinda. Aku ingin meminta pendapat dari istriku tercinta karena apa yang aku miliki, juga menjadi milik istriku." Mendengar hal tersebut, istri Kevin tersenyum lembut dan mengecup pipi suaminya sebagai tanda cinta dan dukungan. "Apa yang ingin kamu bahas, Sayang?" Dengan nafas yang berat, Kevin mulai bercerita, "Aku berencana memberikan satu perusahaan kepada Dimas. Dia sudah bekerja sangat keras untuk kantor kita, dan aku ingin dia bersama Dinda maju serta memulai segalanya dari awal

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 206

    Hari ini adalah hari terakhir Dinda dan Dimas untuk mengecap bulan madu, mereka sudah berkeliling ke berbagai tempat namun rasanya waktu itu masih kurang.Seperti pagi ini tidur mereka harus terenggut saat keduanya sudah merencanakan di hari sebelumnya untuk membeli oleh-oleh."Sayang, ayo bangun kita harus segera menuju ke tempat oleh-oleh jangan sampai nanti pulang malah tidak membawa apa-apa,“ ucap Dinda pada sang suami Dimas saat ini masih bersantai di atas ranjang setelah kelelahan selama beberapa hari ini menikmati indahnya sebagai pasangan suami istri.“Sebentar lagi Sayang aku ngantuk banget.” rasanya sangat sulit bagi Dimas untuk membuka mata dia lebih memilih untuk tetap terpejam dan berada di atas ranjang."Tapi kita harus segera pergi, Sayang. Jangan sampai kehabisan oleh-oleh," ucap Dinda dengan nada menggoda. Dinda mengeluarkan jurusnya agar sang suami mau segera bangun dari tidurnya, dirinya sudah menunggu cukup lama Namun pria ini tak juga membuka matanya hingga membua

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 205

    Pesta pernikahan Dimas terus berlangsung hingga larut malam pemilihan tempat yang outdoor membuat suasana semakin Syahdu dan terkesan akrab. Semua karyawan Adamson corporation sengaja diundang oleh Dimas dan mereka tidak ada yang tidak datang Jujur semenjak ada Dinda, Dimas sudah tidak sekaku dulu lagi minimal orang kedua di kantor tempat mereka bekerja sudah lebih sering tersenyum ketimbang sebelumnya. Semakin malam pesta semakin larut hentakan musik di pinggir pantai memecah suasana malam itu mereka berpesta pora hingga akhirnya pesta pun berakhir. Setelah berbulan-bulan persiapan yang melelahkan, Dimas dan Dinda akhirnya menyelesaikan pesta pernikahan mereka dengan sukses. Dikelilingi oleh cahaya gemerlap lampu dan tumpukan karangan bunga, mereka berdua tampak kelelahan namun bahagia. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menghela nafas lega, menikmati momen indah setelah perjalanan panjang menuju hari yang mereka nantikan. “Akhirnya semua ritual melelahkan kita berakhir,” uc

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 204

    Pernikahan Dimas dan Dinda"Sayang, apa kau sudah siap?" tanya Kevin pada sang istri. Hari ini mereka akan menghadiri acara pernikahan Dimas dan Dinda, acara sakral yang dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak. "Sebentar, Sayang. Dua menit lagi, tinggal memakai berlian saja kok," ucap sang istri, yang membuat Kevin tersenyum bahagia. Padahal, istrinya sudah diberikan waktu cukup lama untuk berdandan; bahkan Kevin sempat bermain bersama kedua anak kembarnya. Namun, begitu kembali, sang istri masih sibuk berkutik di depan meja rias. Sementara itu, istrinya ingin tampil sempurna agar tidak membuat sang suami malu. "Iya, sayang, berapapun waktu yang kau inginkan pasti akan kuberikan," ucap Kevin dengan lembut. Zara tertawa kecil, tak mengetahui apakah kalimat itu sarkasme atau benar-benar dari hati Kevin, sebab ia tahu suaminya telah menunggu cukup lama. "Sabar dong, Sayang. Sebentar lagi," ucap Zara dengan menggoda. Tak berselang lama, ia pun mendekati Kevin, ternyata sang

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Kevin dan Dimas berdiri kokoh di tengah jalanan yang sepi dan mulai gelap, terasa begitu mencekam dan hening, matapun tertuju pada para preman bersenjata api. Jantung mereka berdegup semakin cepat; namun mereka tahu bahwa mereka harus bertindak gesit untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang di sekitar. Keduanya lantas merancang strategi dengan mata fokus, tanpa sepatah kata pun terlontar, sekedar tatapan yang saling bercerita dan penuh tekad bersama. Siap menghadapi bahaya yang melayang di atas kepala mereka, mereka mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Tak lama, preman-preman itu mulai mendekati dengan niat yang jelas. Kevin dan Dimas pun segera melancarkan aksi mereka. Keduanya mengandalkan keterampilan bertarung serta refleks yang telah mereka asah, bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan para penjahat tersebut. Angin meniup lantang, suara bentrokan demi bentrokan memecah kesunyian, menjadikan malam itu satu episode yang tak akan pernah dilupakan oleh siapapun yang m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status