Share

Rencana Jahat

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2023-12-28 18:16:27

“Zara apa yang kamu lakukan?” ucapnya lantang, “Duduk!”

Namun, Zara tampak tak takut. “Maaf, Pa. Zara belum lapar,” jawabnya.

Galen semakin geram. “Zara!” hardiknya cepat.

Melihat sang papa yang murka, dengan berat hati, Zara kembali duduk.

Dia tahu betapa tempramentalnya Galen dan takut bila Kevin dilukai olehnya.

Meski demikian, dia tak nyaman memikirkan Kevin yang tak ikut makan bersamanya.

Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar di atas meja makan.

Suasana mendadak horor setelah Galen Johanes membentak anak sulungnya yang terkenal penurut.

“Duduk di samping Nak Irfan!” bentak sang papa.

Zara pun mengikuti kemauan Papanya. Dia juga diminta melayani Irfa saat makan malam.

Irfan mencoba menyentuh tangan Zara, namun sang artis membentaknya.

“Apa-apaan ini? Apa seperti ini kelakuan pria terhormat?”

Mendengar itu Galen dan istrinya tampak tidak suka tapi mereka melihat kode dari Irfan yang memintanya untuk tidak memperpanjang masalah itu.

Mereka pun melanjutkan makan malamnya. Darah Kevin mendidih melihat istrinya diperlakukan tidak sopan oleh Irfan.

Tapi dia tidak mau memperkeruh keadaan dan memilih untuk diam.

15 menit, tetapi terasa berabad-abad.

Ketika makan malam berakhir, Galen pun mengajak Irfan ke ruang keluarga. 

Namun, tidak dengan Zara.

Wanita itu memilih untuk menemani Kevin yang tampak mulai membersihkan meja makan.

*****

“Jadi bagaimana nak Irfan, apa kau bisa membantu keuangan perusahaan Om?” 

Galen mulai membuka percakapan bisnis.

Di sisi lain, Irfan tersenyum di dalam hati. 

Kalau saja bukan karena Zara, dia tidak mungkin dirinya mau buang-buang waktu di rumah ini.

Zara sudah mengambil hati Irfan saat keduanya tak sengaja bertemu dua tahun yang lalu. 

Dan melihat perlakuan keluarga Johanes pada Kevin, Irfan yakin dapat merebut perempuan itu. 

“Semua tergantung Om dan Tante,” ucap Irfan tenang, “Bila saya bisa menikah dengan Zara, maka saat itu juga saya akan menjadi investor tetap di kantor Om.”

Suasana mendadak menjadi hening sesaat.

“Saya mau Om segera pisahkan Zara dari suami gembelnya itu. Lakukan apapun untuk memisahkan keduanya termasuk dengan membunuhnya. Dan saya pasti akan menyelesaikan semua keuangan perusahaan Om.”

Galen dan istrinya terkejut.

Namun, tak lama mereka tersenyum. 

Kalau hanya untuk memisahkan Zara dengan Kevin, rasanya bukan hal yang sulit untuk mereka lakukan.

“Nak Irfan, tenang saja. Om pasti bisa segera meyakinkan Zara untuk membuang suami tak bergunanya itu,” ucap Galen cepat.

Tak lama, mereka larut dalam obrolan bisnis.

Dua jam berlalu dengan cepat. Irfan pun pamit untuk segera kembali pulang.

Hanya saja, ketenangan di rumah itu tak berlangsung lama.

Pagi-pagi sekali, teriakan Galen Johanes membuat seisi rumah panik. 

“Keviiiiiiiiiiiin!” bentaknya.

Pria itu terkejut karena mobilnya seperti habis mengalami kecelakaan.

Mika Johanes dan Jenni lantas menghampiri pria paruh baya itu di halaman depan kediamannya–disusul oleh Kevin dan Zara.

Namun begitu tiba, Kevin ditunjuk dan ditatap tajam oleh Galen. “Dasar menantu tak berguna, sudah hidup numpang dengan istri sekarang kau hancurkan mobilku seperti ini!” bentaknya.

Zara terkejut.

Dialah yang lupa mengabarkan ini pada sang papa.

Dengan cepat, dia pun mendekati Galen. “Pa maafin Zara ya. Kemarin Zara yang minta diajarin nyetir sama Kevin dan tak sengaja membuat mobil Papa dihantam mobil lain,” ucapnya bohong.

“Zara akan tanggung biaya perbaikannya Pa,” sambungnya lagi.

Dia berharap sang papa mau mempercayai alasannya sebab dirinya sangat lelah hati mendengar Kevin jadi bulan-bulanan amarah sang papa.

Tapi, pria paruh baya itu tak percaya begitu saja dengan ucapan sang anak. 

Dia yakin kalau Kevin pelakunya. Hanya saja, dia tak bisa membuat Zara marah padanya untuk saat ini.

Bisa-bisa, rencananya untuk mendekatkannya dengan Irfan akan gagal.

“Baiklah,” ucap Galen menahan emosi, “hanya saja, papa tidak mau kamu belajar mobil di Kevin.“

“Pria ini benar-benar tidak berguna! Entah di mana kakekmu memungut pria ini.”

Setelah mengucapkan itu, Galen pun pergi.

Dia bahkan sengaja menabrak bahu Kevin untuk menunjukkan rasa kesalnya.

Tak ada lagi keributan di keluarga Johanes untuk waktu cukup lama.

Meski bingung dengan apa yang akan direncanakan Galen dan keluarganya, tetapi Kevin menikmati waktu itu dengan sang istri.

Tanpa terasa, waktu cuti Kevin akan segera berakhir. 

Hari ini, Kevin menjemput Zara di lokasi syuting seperti yang selalu dia lakukan selama berada di Kota Victoire.

Menyadari suaminya datang, Zara tersenyum dan segera menghampirinya ke tempat parkir. 

Kevin pun membuka pintu mobil untuk Zara.

Tak lupa dia menaruh perlengkapan Zara di bagasi, lalu memutar setengah badan mobil untuk duduk dibalik kemudi.

“Capek, ya?” tanya Kevin saat sudah duduk di samping sang istri.

Pria itu melajukan mobil milik sang istri keluar dari lokasi syuting film kedua yang Zara bintangi.

“Dikit,” jawabnya sambil tersenyum. 

“Sebetulnya aku ada casting untuk peran utama sinetron yang akan tayang 300 episode. Hanya saja, saingan untuk peran utamanya sangat banyak dan artis senior semua,” sambung Zara dengan sendu.

“Kapan harusnya Casting?” tanya Kevin tanpa menoleh ke arah Zara karena dia masih fokus mengemudi di jalanan yang cukup ramai.

“Satu jam lagi sih. Tapi, sudahlah lupakan saja! Tidak mungkin aku yang lolos.”

Zara sangat sadar diri kalau dia artis pendatang baru. 

Bila berhadapan dengan para senior, rasanya mustahil dia yang terpilih.

Zara tak sadar Kevin bisa membalik keadaan dalam sekejap. 

Harta dan kekuasaan yang dia miliki mampu membuatnya bisa merubah apapun yang dia mau.

“Coba saja dulu, aku yakin kau mampu melakukannya. Di mana alamatnya?” ucap Kevin santai.

“Tidak usah, aku kurang percaya diri,” jawab Zara menolak.

Kevin menahan senyum.

Dia jelas tak mau menyerah dan terus memaksa menanyakan alamat itu, sampai membuat Zara menyerah dan mau mencoba untuk ikut Casting.

Kevin pun mengantarkan Zara ke ruang tunggu setelah melakukan pendaftaran ulang.

Di sisi lain, Zara bergidik ngeri melihat banyaknya artis senior yang juga datang untuk memperebutkan peran utamanya.

Mereka semua yakin sinetron ini bila sudah tayang pasti akan menjadi sinetron nomor satu di Kota Victoire.

Zara lantas menghubungi manajernya dan menyampaikan kalau dia jadi ikut casting atas bujukan suaminya.

Sedangkan Kevin, pria itu sibuk menghubungi Dimas untuk mempermudah keadaan. 

Satu jam menunggu, akhirnya nama Zara dipanggil untuk melakukan casting.

“Semangat. Jangan pikirkan berhasil atau tidak, yang penting kau sudah mencoba. Urusan lolos atau tidak biar menjadi urusan belakangan,” ucap Kevin–memberi semangat.

Entah mengapa, rasa gugup dalam diri sang artis berangsur menghilang ketika suaminya memberi keyakinan untuk tetap mencoba dan melakukan yang terbaik.

“Semangaaaat.” Zara membalas dengan hal yang sama dan mulai masuk ke ruang casting dengan tersenyum.

Dia bertekad melakukan yang terbaik.

Kurang lebih 15 menit, Zara di dalam sana.

Dia pun keluar dengan perasaan lega meski dia tak tahu akan berhasil atau tidak.

“Ayo pulang,” ajak Zara pada Kevin yang mengerutkan kening.

“Loh, tidak menunggu pengumumannya?” bingung pria itu.

Zara tertawa kecil. “Nanti, akan dihubungi lewat email. Tuh, lihat masih banyak yang belum casting,” jawabnya.

Mendengar itu, Kevin pun mengangguk.

Dia memang tak tahu detail sistem casting seperti ini karena biasanya para bawahan Kevinlah yang mengurusnya.

Tak butuh waktu lama, mereka pun kembali masuk ke dalam mobil untuk bisa segera pulang.

Hanya saja, begitu tiba di sana, Galen dan keluarganya sedang bersantai di ruang tamu. 

Mereka menatap tajam Kevin yang berjalan di belakang Zara.

Istri Galen bahkan terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan.

Tampaknya, dia benar-benar tak sabar menggantikan Kevin dengan Irfan yang jelas jauh lebih dari segalanya dari menantu tak bergunanya ini.

“Masa jemput Zara saja kau lama? Jangan-jangan kau sengaja ya biar tak masak makan malam?” tuduh Mika sadis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantu Paling Berkuasa   TAMAT

    Sore yang mendung, tak menyurutkan semangat Kevin dalam meresmikan pembukaan anak cabang Adamson Corporation sesuai rencana. Tak ada yang tahu, termasuk tamu undangan yang nanti akan hadir di sana, bahwa perusahaan ini sudah disiapkan oleh Kevin sebagai kejutan untuk sang asisten terbaiknya, Dimas. Dalam kesempatan istimewa ini, Dimas datang bersama istri tercinta, ibu mertuanya yang begitu penyayang, serta bibinya yang selalu dianggap seperti ibu kandung sendiri. Sementara itu, Kevin datang bersama sang istri, dua buah hatinya yang merupakan anak kembar berusia tiga tahun, serta ayah mertuanya yang nampak semakin sehat dan bugar. Anak-anak kembar tersebut menjadi pusat perhatian. Betapa adil Tuhan, wajah gadis kecil itu persis seperti Kevin, sedangkan bocah lelakinya menyerupai wajah sang istri. Sebuah keluarga yang harmonis, mencerminkan cinta yang tulus di antara mereka. Seperti biasa, Kevin diminta untuk memberikan sambutan sebagai pimpinan perusahaan. Dalam sorotan cahaya s

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 207

    Tiga bulan berikutnya, Kevin sedang berbincang serius dengan istri tercintanya mengenai rencana masa depan Dimas dan Dinda. "Sayang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Kevin pada sang istri, membuatnya penasaran. "Apa itu, Sayang? Kok sepertinya sangat penting?" tanya sang istri dengan wajah penasaran, menambah kegugupan dalam ruangan. Kevin tersenyum, merasa bersyukur memiliki istri yang begitu mendukungnya. "Sebenarnya, ini bukan hanya penting, tapi juga menyangkut masa depan Dimas dan Dinda. Aku ingin meminta pendapat dari istriku tercinta karena apa yang aku miliki, juga menjadi milik istriku." Mendengar hal tersebut, istri Kevin tersenyum lembut dan mengecup pipi suaminya sebagai tanda cinta dan dukungan. "Apa yang ingin kamu bahas, Sayang?" Dengan nafas yang berat, Kevin mulai bercerita, "Aku berencana memberikan satu perusahaan kepada Dimas. Dia sudah bekerja sangat keras untuk kantor kita, dan aku ingin dia bersama Dinda maju serta memulai segalanya dari awal

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 206

    Hari ini adalah hari terakhir Dinda dan Dimas untuk mengecap bulan madu, mereka sudah berkeliling ke berbagai tempat namun rasanya waktu itu masih kurang.Seperti pagi ini tidur mereka harus terenggut saat keduanya sudah merencanakan di hari sebelumnya untuk membeli oleh-oleh."Sayang, ayo bangun kita harus segera menuju ke tempat oleh-oleh jangan sampai nanti pulang malah tidak membawa apa-apa,“ ucap Dinda pada sang suami Dimas saat ini masih bersantai di atas ranjang setelah kelelahan selama beberapa hari ini menikmati indahnya sebagai pasangan suami istri.“Sebentar lagi Sayang aku ngantuk banget.” rasanya sangat sulit bagi Dimas untuk membuka mata dia lebih memilih untuk tetap terpejam dan berada di atas ranjang."Tapi kita harus segera pergi, Sayang. Jangan sampai kehabisan oleh-oleh," ucap Dinda dengan nada menggoda. Dinda mengeluarkan jurusnya agar sang suami mau segera bangun dari tidurnya, dirinya sudah menunggu cukup lama Namun pria ini tak juga membuka matanya hingga membua

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 205

    Pesta pernikahan Dimas terus berlangsung hingga larut malam pemilihan tempat yang outdoor membuat suasana semakin Syahdu dan terkesan akrab. Semua karyawan Adamson corporation sengaja diundang oleh Dimas dan mereka tidak ada yang tidak datang Jujur semenjak ada Dinda, Dimas sudah tidak sekaku dulu lagi minimal orang kedua di kantor tempat mereka bekerja sudah lebih sering tersenyum ketimbang sebelumnya. Semakin malam pesta semakin larut hentakan musik di pinggir pantai memecah suasana malam itu mereka berpesta pora hingga akhirnya pesta pun berakhir. Setelah berbulan-bulan persiapan yang melelahkan, Dimas dan Dinda akhirnya menyelesaikan pesta pernikahan mereka dengan sukses. Dikelilingi oleh cahaya gemerlap lampu dan tumpukan karangan bunga, mereka berdua tampak kelelahan namun bahagia. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menghela nafas lega, menikmati momen indah setelah perjalanan panjang menuju hari yang mereka nantikan. “Akhirnya semua ritual melelahkan kita berakhir,” uc

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 204

    Pernikahan Dimas dan Dinda"Sayang, apa kau sudah siap?" tanya Kevin pada sang istri. Hari ini mereka akan menghadiri acara pernikahan Dimas dan Dinda, acara sakral yang dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak. "Sebentar, Sayang. Dua menit lagi, tinggal memakai berlian saja kok," ucap sang istri, yang membuat Kevin tersenyum bahagia. Padahal, istrinya sudah diberikan waktu cukup lama untuk berdandan; bahkan Kevin sempat bermain bersama kedua anak kembarnya. Namun, begitu kembali, sang istri masih sibuk berkutik di depan meja rias. Sementara itu, istrinya ingin tampil sempurna agar tidak membuat sang suami malu. "Iya, sayang, berapapun waktu yang kau inginkan pasti akan kuberikan," ucap Kevin dengan lembut. Zara tertawa kecil, tak mengetahui apakah kalimat itu sarkasme atau benar-benar dari hati Kevin, sebab ia tahu suaminya telah menunggu cukup lama. "Sabar dong, Sayang. Sebentar lagi," ucap Zara dengan menggoda. Tak berselang lama, ia pun mendekati Kevin, ternyata sang

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Kevin dan Dimas berdiri kokoh di tengah jalanan yang sepi dan mulai gelap, terasa begitu mencekam dan hening, matapun tertuju pada para preman bersenjata api. Jantung mereka berdegup semakin cepat; namun mereka tahu bahwa mereka harus bertindak gesit untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang di sekitar. Keduanya lantas merancang strategi dengan mata fokus, tanpa sepatah kata pun terlontar, sekedar tatapan yang saling bercerita dan penuh tekad bersama. Siap menghadapi bahaya yang melayang di atas kepala mereka, mereka mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Tak lama, preman-preman itu mulai mendekati dengan niat yang jelas. Kevin dan Dimas pun segera melancarkan aksi mereka. Keduanya mengandalkan keterampilan bertarung serta refleks yang telah mereka asah, bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan para penjahat tersebut. Angin meniup lantang, suara bentrokan demi bentrokan memecah kesunyian, menjadikan malam itu satu episode yang tak akan pernah dilupakan oleh siapapun yang m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status