Kak dua bab lagi nanti ya, besok dah normal kok up tiap jam 6 sore 3 bab
Di tempat berbeda Kevin sedang melakukan pertemuan dengan Dimas.Pagi ini mereka akan mengadakan meeting dengan klien barunya di kota Victoire, dan Dimas sudah mendengar mengenai investor Johanes Group memilih mengakhiri kerjasama.“Jadi mereka meminta uangnya kembali?” tanya Kevin.“Benar Tuan, dan Galen baru bisa mengembalikannya 35%.”“35%?” Kevin membeo.“Benar Tuan, uang dari investor dia pakai menutupi utang-utangnya. Jadi proyek yang dijanjikan itu tak pernah ada.”Kevin berdecak kesal. Perusahaan Kakeknya Zara dipakai main-main oleh Galen untuk memenuhi hasratnya.“Kau harus pasang telinga, bila pihak ketiga menyita perusahaan itu tolong langsung akuisisi,” perintah Kevin sungguh-sungguh.“Sepertinya dia akan mencari pinjaman Tuan ke tempat lain.”Dimas yakin sekali Galen tak akan membiarkan hartanya jatuh ke tangan orang lain.“Masuk akal juga sih, pasalnya dia benar-benar sudah tidak punya apa-apa,” Kevin menimpali.Mereka pun tiba di pembangunan gedung untuk kantor cabang
“Maaf Tuan muda, saya harus panggil anda siapa?” tanya Galen.Mereka sudah tiba di sebuah restoran mewah yang ada di dekat kantor Irfan.“Panggil saja Jonathan,” ucapnya.“Baik Tuan muda,” sahut Galen, “kalau boleh saya tahu apa maksud tuan tadi?” tanya Galen gugup.Dia takut sekali permasalahannya tak terselesaikan.Jonathan tersenyum miring, di dalam benaknya sudah penuh dengan rencana balas dendam pada Kevin dan Zara.“Tadi Om kelihatan bingung, dan saya sudah tahu kekacauan yang terjadi. Sebab keluarga besar saya ada yang menjadi investor di kantor Om.”Tentu saja Galen memilih menunduk, dia percaya ucapan pria arogan ini, sekaligus malu bukan main.“Mau Om menangis darah pun Irfan tidak akan pernah mengeluarkan uangnya untuk Om. Saya hafal betul wataknya.”Galen mengangguk seolah membenarkan ucapan pria arogan itu. Jonathan tersenyum penuh kemenangan.“Namanya pinjam uang dalam jumlah besar mana mungkin ada yang berani memberikannya OM, terlebih perusahaan Om sedang bangkrut,” ta
“Terima kasih Tuan muda. Sampai bertemu satu minggu lagi,” ucap Galen.Mereka sudah tiba di depan restoran tepatnya di samping mobil Galen.Atas bujukan Jonathan, assistant sang mafia itu berhasil memberi deposito sebesar lima miliar.“Sama-sama Om, dan ingat suruh anak Om perawatan biar minggu depan tidak mengecewakan. Siapa tahu dia akan dipakai lama dan Om akan menjadi miliarder di Kota ini.”Jonathan sengaja melayangkan pujian membuat Galen melayang. Dia tak sabar menerima uang 45 miliar lagi minggu depan.Hutangnya akan segera lunas, pikir Galen.“Baik Tuan muda. Saya juga akan mencari cara untuk menghabisi menantu saya itu.”Mereka pun akhirnya berpisah. Galen pulang ke rumah dengan waja berseri-seri.Saat dia tiba di rumahnya, pria paruh baya itu bersiul masuk ke dalam rumah membuat Kevin dan Zara yang sedang masak menjadi terkejut.“Pa,” panggil Zara.Galen berjalan mendekati meja makan, “kalian makan apa?” tanya Galen.“Mie instan pa. Apa Papa mau dibuatin?” Kevin memberi taw
Besok harinya Kevin dan Zara masih kebingungan melihat perubahan sikap Galen Johanes.Mereka tak biasa diperlakukan baik oleh pria tua itu, terlebih Kevin tapi entah kenapa sejak kemarin sore pria ini sangat baik.Bahkan dia meminta Kevin untuk nanti pergi ke mall membeli bahan-bahan makanan.Tak hanya Galen, istri dan anaknya yang masih muda pun ikut bersikap baik pada Kevin.Otak cerdasnya tak mampu menerima kebaikan yang begitu tiba-tiba, dia yakin kalau sang Papa mertua merencanakan niat buruk.‘Aku harus segera mencari tahu tentang niat yang terselubung di balik sikap baiknya ini,’ gumam Kevin di dalam hati.“Kalian mau kemana? Ayo sarapan dulu,” ujar Galen ramah.Kevin dan Zara baru saja tiba di lantai satu dan mendapati keluarga itu sibuk menyiapkan sarapan.“Terima kasih Pa, tapi Zara tidak sarapan. Soalnya ada syuting dadakan,” ucapnya bohong.Padahal hari ini dia libur dan akan menghabiskan waktu dengan sang suami ke puncak.“Tapi tolong urus cuti mu ya, satu minggu lagi Pap
Dimas terus membuntuti Galen Johanes sampai akhirnya setelah masuk ke beberapa bank pria tua itu kembali ke rumahnya.Dimas menghubungi Kevin yang sedang bersama Zara. Dan sang presdir memerintahkan untuk segera menyelidiki keanehan itu.Sementara itu tepat pukul 10.00 waktu setempat, Irfan ingin menemui sang papa karena kartu kredit dan debitnya diblokir.Dia memarkirkan mobilnya di ujung depan kantor karena petugas keamanan di kantor itu tidak ingin membukanya pintu."Maaf Tuan. Anda tidak boleh masuk ke kantor ini, kami sudah mendapatkan mandat dari Tuan besar untuk tidak mengizinkan Anda menginjakkan kaki lagi di kantor ini," ucap petugas keamanan tersebut.Sang petugas keamanan mendorong dada Irfan untuk keluar dari area kantor setelah pria itu berhasil membuka pagar."Bicara apa kalian!" sentak Irfan. Sang CEO balas mendorong anak buahnya di kantor."Kalian tahu siapa saya? Saya bisa minta Papa buat pecat kalian sekarang juga, sembarangan saja kalau bicara! Ingat ini kantor mi
Kevin hari ini mendapatkan tugas dari Galen Johanes untuk mengantarkan tamunya ke sebuah proyek.Dan itu disengaja oleh pria tersebut agar rencananya membawa Zara ke sebuah Villa milik sang mafia berhasil.Kevin pun tidak menaruh curiga, dia mau memenuhi permintaan sang Papa mertua.Namun di saat pertengahan jalan Kevin mendapatkan kabar dari Pedro kalau Zara dibawa paksa oleh Galen masuk ke dalam sebuah Villa.Sang presdir memang sengaja meminta Pedro untuk mengikuti Zara tanpa sepengetahuan Galen.“Hentikan semua ini kalian tidak bisa seenaknya menjual istriku dan menjadikannya jaminan pelunas utang!”Kevin menerobos masuk ke sebuah ruangan yang dijadikan transaksi jual-beli oleh sang mertua.Dia mendapat kabar dari orang kepercayaannya, kalau Zara sang istri tercinta sedang meronta untuk melepaskan diri dari cengkeraman salah satu anak buah mafia yang berkua di Kota Victoire.Dua Tahun lamanya Kevin menyembunyikan identitas aslinya hanya ingin mengetahui sifat asli keluarga sang is
“Pegang tangannya!” teriak salah satu orang yang ada di ruang itu.Kevin tak bisa melawan dan dia mulai dipukuli.BughBughTidak hanya rahangnya tapi juga perutnya mendapat pukulan.Kevin mengeluarkan darah segar, sang papa mertua tampak tersenyum bahagia.“Mampus kau!” umpatnya penuh amara.“Kalian kalau berani satu lawan satu, jangan menjadi lelaki pengecut,” ucap Kevin penuh amarah.Zara tak suka melihat suaminya menantang para preman itu.“Aku akan menghubungi Tuan Mark untuk mencabut izin tinggal kalian di tempat ini!” ancam Kevin.Pria paruh baya yang mendapat bogem mentah dari Kevin meminta anak buahnya melepaskan Kevin.“Diam kau gembel.”Galen tampak sangat marah pada sang menantu.“Zara aku mohon jangan pernah kau menuruti permintaan terkutuk Papa angkatmu ini.”Kevin menatap Zara dengan penuh permohonan. Dia tak ingin sang istri dijual oleh sang mertua.“Kau pikir kalau bukan Zara yang menyelamatkan perusahaan siapa yang bisa membantuku huh? Jadi saranku kalau kau tak mau
“Kembalikan semua uang yang sudah kau ambil!” bentak pria berpenampilan perlente itu.Galen tercengang, uang lima miliar itu sudah dia gunakan semua dan harusnya sekarang dia dapat lagi bayaran tambahan yang dijanjikan.“Tidak Tuan, sabar dulu. Mereka tidak tahu apa-apa,” ujarnya gugup.Galen menatap sang menantu dengan tatapan penuh kebencian. Dia tak menyukai cara Kevin datang dengan pria asing dan menggagalkan rencananya.Semua kejadian ini karena ulahmu, aku sangat membencimu,” ucapnya kesal.“Tapi Zara tak mau dijual Pa. Zara bukan barang dagangan.”Zara tetap menolak seperti saat pertama kali dia dibawa ke tempat menyeramkan ini.Sang artis sedikitpun tak menaruh curiga kalau Galen tega melakukan ini padanya. Hatinya sangat sakit.“Jadi kkau menjual anakmu tanpa persetujuannya?”Tangan kanan sang mafia tampak begitu marah pada Galen.“Sa–saya-”Belum sempat Galen menyelesaikan kalimatnya pria perlente di depannya melayangkan dua kali bogem mentah pada Galen.BughBugh“Pergi kal