Share

14. Keputusan Nadhif

Nadhif dengan seluruh tenaganya mendorong sofa itu ke arah pintu kamarnya. Ia sengaja memutuskan untuk mendorong sofa itu keluar kamar sendirian karena tak tega membangunkan Nadina untuk bisa mengundang dua santri lain masuk.

“Gus, kami bantu saja, ya! Sofanya pasti berat!” pekik salah satu santri yang berdiri di depan pintu menghadap koridor di depan kamar itu.

“Tidak perlu! Kalian tetaplah di luar dan jangan menoleh ke dalam!” pekik Nadhif dari dalam kamar yang langsung dipahami oleh kedua santri itu.

Tak lama setelahnya, sofa itu berhasil di dorong keluar kamar. Nadhif segera kembali menutup pintunya dan mempersilakan santri itu untuk membawanya ke ruang keluarga dalem.

“Maaf Gus, apa tidak berat memindah sofa ini sendiri?” celetuk santri lain sambil meringis.

Nadhif sedikit menyunggingkan senyumnya lalu melirik ke arah pintu kamar yang baru saja ia tutup itu.

“Istri saya sedang istirahat di dalam. Tidak mungkin saya membangunkannya terlebih mengizinkan kalian masuk ke dalam,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status