Share

Bab 8. Awal Pembalasan

Sehari setelah semua kekacauan yang terjadi malam itu, Diana merasa sangat malu untuk menghubungi Mario.

Dia tidak punya keberanian untuk melanjutkan rencana perjodohan Saras dengan pengusaha muda tersebut.

Sementara itu, di kantornya, Mario sedang marah.

Tiba-tiba dia menggebrak meja kerjanya, membuat Surya yang saat ini berada di ruang kerjanya terkejut.

Brakkk

"Sialan! Benar-benar sial!" umpat Mario geram, "Semua rencana untuk Saras, sudah hancur!"

"Hm, maaf Mario. Tapi aku sudah mencoba untuk merayu Diana, dan katanya dia malu atas kejadian malam itu. Itulah sebabnya, dia ragu melanjutkan rencana yang kemarin." Surya, memberitahu alasan Diana.

Mario terdiam sejenak untuk berpikir.

Dia sudah terlanjur terpesona dengan kecantikan dan kemolekan Saras. Jadi, ia jelas masih menginginkan perempuan itu.

Akhirnya, Mario meminta kepada Surya memberitahu Diana, untuk melanjutkan rencana mereka dengan imbalan yang lebih.

"Bilang sama pacar tuamu itu! Aku, akan memberikan uang 1 M. Ada satu unit rumah di pinggir kota untuk kalian berdua, jika dia bisa meyakinkan Saras supaya mau menerimaku sebagai suaminya. Ingat! Rumah itu bisa kalian jadikan tempat kencan sepanjang waktu."

Sepertinya, Mario sudah gelap mata. Dia tidak peduli dengan apapun. Yang penting baginya adalah mendapatkan Saras.

Melihat senyum mesum Mario, Surya terkekeh. "Baik, Mario. Sesuai dengan keinginanmu. Aku, siap membantu jika seperti ini."

Hadiah ini jelas cukup menarik untuk Surya. Apalagi sebelumya, Mario juga menjanjikan akan menganggap semua hutang-hutangnya lunas.

'Dia, tidak pernah berubah. Lihat jidat licin langsung tegang! Tapi, Saras memang cantik. Diana, diumur yang hampir 50 tahun saja masih cantik dan kencang. Hehehe ...' batinnya bahagia.

"Aku, jamin Diana setuju. Ada uang plus rumah, itu sangat menggiurkan!" Surya berkata dengan yakin.

Sebagai kekasihnya Diana, ia tahu betul bagaimana sifat dan karakter wanita tersebut.

Kekasih tuanya itu, suka berfoya-foya dan tentunya mau memenuhi kebutuhan Surya juga. Jadi, seandainya Diana punya uang banyak, Surya juga ikut merasakan enaknya. Dan inilah yang diinginkannya.

"Cepat kamu hubungi Diana! Bilang sama dia dengan semua penawaran yang aku berikan tadi," tuntut Mario, tidak sabar dengan keinginannya.

"Sabar, Mario. Aku, pasti bisa meyakinkan Diana, atau kamu ragu dengan kemampuanku? Hahaha ..."

Surya tertawa dengan membanggakan dirinya yang bisa mengelabui Diana.

"Ck! Otak geser. Mana menarik kulit keriput begitu?" ejek Mario, dengan menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum sinis ingat kelakuan Surya, yang menyukai tante-tante seperti Diana.

"Btw, Saras, masih virgin, kan?" tanya Mario memastikan.

"Ck! Masih segel, dia! Suami bodohnya itu, mana bisa menikmati perannya sebagai seorang suami! Hahaha ..."

"Ah, sial! Membicarakan tentang Saras, ada yang berontak di bawah!" Mario, mengeram menahan sesuatu yang menjadi pusaka kebanggaannya.

***

Di rumah, Gilang jelas menjadi pelampiasan Diana yang sedang uring-uringan.

Dia kesal dengan kejadian malam itu, saat tidak sadar setelah minum jus kemudian menggoda Mario. Pria yang seharusnya dijodohkan dengan Saras. Hingga sekarang, Diana belum berani menghubungi Mario!

"Apa ini? Apa yang kamu lakukan, Gilang?" teriak Diana, dengan mata melotot tajam.

"Kamu, selalu membuatku darah tinggi setiap hari! Ada saja yang kamu lakukan dan semuanya tidak berguna!"

Diana, kembali berteriak marah. Padahal sebenarnya, itu bukan karena kesalahan Gilang, melainkan kemarahannya pada diri sendiri.

Dia kecewa dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Gilang ... tidak tahu apa yang terjadi. Itu ... itu tadi air tumpah begitu saja," terang pria itu seperti anak kecil memerhatikan air yang ada di dalam gelasnya membuat lantai dapur basah.

"Arghhh!" teriak Diana semakin marah mendengar jawaban yang diberikan Gilang. Dia semakin kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Aku yang bodoh, mau menerima kamu menjadi menantuku. Dasar tidak berguna! Awas saja ya! Aku, pastikan Saras menerima Mario sebagai suaminya. Tunggu saja, aku akan pulangkan kamu ke rumahmu!"

Merasa kesal dan jengkel, Diana mengomel tiada henti hingga akhirnya pergi meninggalkan rumah. Dia akan bertemu dengan kekasihnya yang baru saja menelponnya tadi.

"Aku mau pergi. Kamu di rumah saja! Tidak usah ke mana-mana, ya?!" perintah wanita itu lalu pergi tanpa menunggu jawaban dari Gilang.

"Hahhh! Mertuaku, sedang kumat." Gilang bergumam sendiri saat Diana sudah pergi.

Sekarang, ia juga tidak bisa pergi ke mana-mana.

Mama mertuanya mengunci pintu pagar, supaya dia tidak bisa pergi.

Gilang terpaksa masuk ke dalam kamar kemudian membuat beberapa akun palsu untuk menyebarkan beberapa fakta yang sudah diketahuinya tentang Mario.

Dia meminta asisten pribadinya untuk menyelidiki Mario, tentang semua hal yang berkaitan dengan pria tersebut.

Dan sekarang, semuanya sudah diketahui Gilang, setelah asisten pribadinya berhasil mencari informasi tentang Mario.

Tak perlu waktu lama, berita tentang Mario menjadi trending topik yang menarik di berbagai media sosial. Komentar-komentar yang diberikan netizen, juga beragam. Semuanya menyalahkan Mario, dengan segala kelakuannya yang buruk.

Ternyata, ada beberapa akun dari korban pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan Mario. Mereka muncul memberikan komentar dengan pengalaman mereka secara pribadi.

"Rasakan, Mario! Kamu, tidak bisa selamanya berbangga diri," senyum Gilang.

Apalagi, satu per satu akun-akun milik korban muncul.

Mereka memberanikan diri untuk menjadi saksi. Jadi, seperti dikomando, berita-berita yang muncul menjadi sebuah gerakan solidaritas.

@Wow, Tuan Mario ternyata bukan orang yang baik seperti yang diberitakan selama ini. Apa yang dia lakukan itu sangat mengecewakan!

@Saya, kaget melihat sisi lain dari Tuan Mario. Saya pikir, dia adalah orang yang jujur dan baik hati seperti yang terlihat selama ini. Ternyata dia memiliki sisi yang sangat gelap.

@Saya, merasa sangat menyesal telah memberikan dukungan pada Tuan Mario. Sepertinya dia adalah orang yang tidak bisa dipercaya dan sangat licik!

Akibat dari munculnya pemberitaan ini, saham perusahaan Mario turun drastis. Hal ini karena dampak dari beberapa kasus yang dilakukannya sendiri dan berhasil ia sembunyikan.

Mario jelas panik. Sebagai seorang pengusaha dan pemilik perusahaan yang cukup besar, ia segera bertindak. Tapi, sepertinya kali ini tidak akan semudah itu....

Gilang tersenyum miring.

Terlebih, ia menerima pesan dari Ryan sang tangan kanan.

[Mas Gilang, rencana selanjutnya sudah dimulai.]

"Ini belum seberapa, Mario!" gumam Gilang. "Tunggu saja, aku akan memberikan yang lebih menarik lagi."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status