Home / Urban / Menantu Sampah Pura-pura Bodoh / Bab 9. Masuk Perangkap

Share

Bab 9. Masuk Perangkap

last update Last Updated: 2023-08-02 14:32:17

Mario duduk di meja kerjanya dengan ekspresi wajah yang tegang. Matanya membelalak saat ia melihat layar komputernya yang menampilkan grafik saham perusahaannya yang terus merosot. Alisnya mengernyit, dan ia menggigit bibirnya dengan gerakan kasar.

"Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa saham kami jatuh seperti ini?" tanya pria itu kebingungan.

Sambil memegang kepala dengan satu tangan, Mario mengetuk-ngetukkan jari-jarinya di meja dengan keras, mencerminkan tingkat stres yang tinggi.

"Mengapa investor kehilangan kepercayaan pada kami?"

Ekspresi wajah pria tersebut mencerminkan kekhawatiran dan kekecewaan yang mendalam karena dia menyadari bahwa situasi ini bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaannya, yang telah dia bangun dengan susah payah.

"Saya telah bekerja keras untuk membangun perusahaan ini, dan sekarang semuanya hancur!"

Tanpa sadar, Mario mulai mengepalkan tangannya kuat, hingga kuku-kuku jari tangan menancap di telapak tangan-membuat tetesan darah mulai menitik diatas meja kerja.

"Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Aku harus mencari cara untuk membalikkan situasi ini segera!"

Brakkk!

Pria itu menggebrak meja, mengeratkan giginya dengan rahang mengeras, wajahnya merah padam tampak menakutkan. Dalam kemarahannya, pria tersebut berpikir untuk melakukan sesuatu.

"Ini adalah bencana! Semua usaha dan waktu yang kami habiskan terbuang sia-sia!" ucapnya memaki.

"Aku tak bisa membiarkan hal ini terus terjadi. Aku harus bisa menyelamatkan perusahaanku!" tekadnya memutuskan.

Saat sedang memikirkan jalan keluar dari masalah ini, tiba-tiba sekretarisnya masuk tanpa permisi.

Ceklek!

"Tuan! Ini gawat, Tuan! Nama Tuan Mario, banyak disebut di Twitter, F******k dan juga I*******m!" adu sekertaris tiba-tiba.

"Apa?!" tanya pria itu cepat-masih dengan ekspresi marah.

Cepat pria tersebut membuka sosial media, di mana banyak berita yang mengabarkan bahwa dirinya adalah seorang penjahat.

Kasus pelecehan seksual yang dilakukannya-padahal sudah direkayasa sedemikian rupa agar tidak terendus, kini muncul kepermukaan.

Mario semakin marah dan jengkel karena banyak orang yang membicarakannya di media sosial dan merasa bahwa itu adalah salah satu alasan utama kegagalan saham perusahaan.

"Arghh! Brengsek! Siapa yang sudah mempermainkan ini semua?!" teriak Mario-melampiaskan amarah.

Saham perusahaan mengalami "sell-off" dalam dunia investasi karena kekhawatiran atau ketidakpastian di pasar saham terkait kondisi atau kejadian yang terjadi di perusahaan tersebut.

Mereka, para investor menjadi khawatir dan memutuskan untuk menjual saham mereka. Jika banyak investor melakukan hal yang sama, maka ini dapat menyebabkan aksi jual massal dan harga saham perusahaan tersebut dapat turun drastis.

Di media sosial seperti F******k, Twitter dan I*******m, banyak sekali orang-orang yang membicarakan tentang Mario-atas kelakuannya yang tidak pantas.

Akhirnya banyak yang tidak bersimpati padanya-justru bersyukur atas bangkrutnya perusahaan milik Mario.

"Brengsek!" makinya keras.

Secepatnya, Mario menutup semua akun sosial media miliknya. Dia berusaha mencari dan melacak akun-akun yang berani menyebarkan berita-berita tersebut. Dia benar-benar marah dan jengkel-dengan berita-berita mengenai dirinya.

Mereka masih membicarakan tentang Mario dalam komentar-komentar mereka, serta membagikan ulang beberapa video dan informasi terkait.

Komentar-komentar yang muncul di media sosial sangat beragam.

Beberapa orang bahkan mengutuk Mario-perilakunya yang tidak pantas, sementara yang lain merasa senang bahwa tak lama lagi Mario akan kehilangan perusahaan dan kekayaannya sebagai akibat dari tindakannya sendiri.

"Saya tidak bisa merasa kasihan dengan Mario setelah melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa orang. Dia pantas kehilangan semuanya." - @user1

"Saya senang melihat Mario bangkrut. Ini adalah hukuman yang pantas untuk tindakannya yang tidak pantas." - @user2

"Meskipun Mario melakukan kesalahan, saya merasa prihatin dengan situasinya yang akhirnya menjadi sulit. Saya berharap dia belajar dari kesalahannya dan bisa memperbaiki diri di masa depan." - @user3

"Aku tidak tahu bagaimana orang bisa melakukan pelecehan seksual dan tetap berpikir itu baik-baik saja. Mario pantas kehilangan segalanya dan harus dihukum lebih dari itu." - @user4

"Saya tidak bisa untuk tidak bersyukur atas kehancuran Mario. Tindakannya mengerikan, tetapi dia masih manusia juga dan pantas mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri." - @user5

Komentar-komentar di media sosial membuat orang merasa marah dan tidak simpati terhadap pria tersebut. Namun, ada juga orang-orang yang menunjukkan kepedulian dan empati terhadap situasi sulit yang dialaminya-meskipun tetap mengutuk tindakannya yang salah.

***

"Sudah lama sekali kita tidak berbicara dengan Mario. Bagaimana kabarnya?" tanya Diana pada "berondongnya".

Diana tidak tahu bagaimana keadaan Mario untuk saat ini.

"Dia kehilangan kepercayaan investor perusahaannya dan sepertinya akan bangkrut, karena beberapa kasus pelecehan seksual yang dilakukannya. Sudah banyak orang yang tidak suka padanya."

Surya, memberi jawaban atas pertanyaan tersebut dari yang ia ketahui.

"Apa? Bagaimana bisa?"

Diana terkejut-dengan berita yang baru saja ia ketahui.

"Apakah dia baik-baik saja? Lalu, bagaimana dengan tawarannya yang 1 M dan rumah di pinggir kota untukku?" tanyanya kemudian.

Wanita itu masih berharap diberikan semua iming-iming yang ditawarkan Mario sebelumya.

Namun, kekasih mudanya itu justru memberikan penjelasan dengan nada kesal, "Aku tidak yakin Mario masih memiliki uang. Aku juga mendengar bahwa hubungannya dengan keluarga dan teman-temannya telah memburuk!"

Diana terbelalak mendengar penjelasan dari kekasih mudanya.

"Yang bener? Jadi, kita gak bisa dapat uang dan juga rumah itu?" tanya Diana panik.

Wanita itu tersadar, ia tidak akan pernah memiliki uang sebesar 1 M dan juga rumah impian.

Kejadian ini pasti ada pengaruhnya-dengan kesepakatan antara mereka.

Mario dengan Surya-dan juga Diana.

Mereka berdua yang tadinya mendukung Mario, bisa dipastikan menjauh agar tidak mendapatkan cemooh yang sama seperti Mario.

Karena, mereka jelas tak mau ikut terkena penilaian negatif dari orang lain.

***

Sementara itu, Ryan kini sedang datang ke perusahaan Mario--untuk memenuhi undangan investasi darinya. 

Seandainya bukan karena perintah Gilang, Ryan jelas tak mau datang ke perusahaan tersebut.

"Halo, Pak Ryan. Terima kasih sudah bersedia datang dan membeli saham perusahaan saya," sambut Mario begitu Ryan tiba.

Tampak sekali, ia sedang tertekan karena para investor tidak lagi mempercayai dirinya. Kedatangan Ryan, jelas bagai oase untuknya.

Melihat itu, Ryan tersenyum. "Tentu saja, Pak Mario. Saya senang bisa membantu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan saham perusahaan?" tanyanya, seolah-olah tidak tahu berita-berita yang beredar di banyak sosial media.

"Nilainya jatuh tajam dalam beberapa hari terakhir. Saya tidak memiliki cukup uang untuk mengatasi dan terpaksa menjualnya."

Mario menjelaskan, tetapi ia  tidak memberikan alasan yang sebenarnya.

"Itu sangat disayangkan, Pak Mario. Saya tahu bahwa perusahaan ini memiliki potensi besar. Bagaimana Anda akan merencanakan untuk melanjutkan usaha setelah ini?" tanya Ryan-seakan bersimpati.

"Saya pasti akan mencari cara untuk meningkatkan nilai perusahaan saya lagi, setelah modal mencukupi."

Lagi-lagi, Ryan mengganggukp--pura-pura setuju dengan apa yang disampaikan lawan bicaranya itu. "Sepertinya, ide itu tidak terdengar buruk, Pak Mario. Saya juga bersedia membantu jika Anda membutuhkan bantuan."

Hari ini, dia harus mencari kepercayaan Mario, dengan memberinya dukungan.

Dan sepertinya, usaha Ryan berhasil. Tampak sekali, lawan bicaranya itu tersenyum senang. "Terima kasih, Pak Ryan. Saya akan mengambil tawaranmu dan bekerja keras untuk membawa perusahaan ini kembali maju."

"Saya percaya Anda bisa melakukannya, Pak Mario. Jangan ragu untuk menghubungi saya," ungkap Ryan memberikan dukungan "berbisa".

Di sisi lain, Mario masih saja mengucapkan terima kasih karena merasa mendapatkan teman yang baik dan mendukungnya. Wajahnya sudah tampak lebih cerah dibandingkan dengan tadi-saat belum bertemu dengan Ryan.

Setelah semua urusan yang diperlukan selesai, Ryan pun pamit kembali ke kantornya--meninggalkan Mario yang cukup puas karena mendapat penawaran luar biasa dari seorang investor sukses.

Pria itu tidak tahu bahwa kerja samanya dengan Ryan justru akan membawanya pada kehancuran yang lebih besar....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 133. Tidak bisa diremehkan

    "Hai, tekan dada bagian jantungnya!" seru penjaga, pada napi yang berikan bantuan pertama."Egh! Eh, tetap gak bisa, pak!" teriak napi tersebut, merasa putus asa.Napi-napi lainnya berusaha memberikan pertolongan pertama pada Mario, tetapi sayangnya, kondisinya sudah terlalu parah.Meskipun upaya mereka lakukan sebaik mungkin, Mario akhirnya meregang nyawa dalam keadaan yang menyedihkan. Suasana sel berubah menjadi hening dan penuh duka cita.Pagi harinya, berita kematian Mario telah menyebar ke seluruh lapas. Para napi terkejut dan bingung dengan kejadian tersebut. Beberapa berbisik-bisik dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Gak nyangka," kata napi yang memiliki kamar di seberangnya Mario."Tapi, apakah tidak ada yang mencurigakan sebelumnya?" tanya yang lain."Apa? Sepertinya tidak ada. Mario, bersikap seperti biasanya tidak ada yang terlihat aneh." Napi yang kebetulan satu ruangan dengan Mario, memberikan jawaban.Beberapa dari mereka mencoba mendekati Rico, yang

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 132. Rencana Tersembunyi

    "Hai, Bos Mario. Saya mendengar Anda cukup terkenal di dunia ini," sapa Rico, yang mencoba mendekati Mario."Heh, siapa yang memberi tahu tentang itu, bocah?" sahut Mario dengan nada sombong."Oh, banyak orang di sini. Mereka bilang Anda punya reputasi yang hebat," terang Rico yang mulai berakting.Kekasih Diana itu memang sengaja menyanjung Mario, agar pria itu percaya padanya. Dengan demikian, ia bisa dengan mudah melakukan rencana yang sudah dibuat oleh Gilang untuknya.Gilang harus berhati-hati, karena rencananya melibatkan tindakan ilegal dan berbahaya. Langkah ini bisa memiliki konsekuensi serius, termasuk hukuman pidana bagi Gilang sendiri jika dia ketahuan terlibat dalam rencana tersebut.Tapi Gilang juga yakin jika Rico mampu melakukan semua hal yang sudah dipersiapkan untuk balas dendam pada Mario."Hm, tergantung perspektif orang sih. Bagaimana denganmu, bocah? Bagaimana kau bisa di sini?" Mario bertanya pada Rico."Hahaha ... Sama seperti banyak dari kita di sini, terjebak

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 131. Harus mau

    "Mama!" Setu Saras, melihat keadaan mamanya yang tidak sadarkan diri."Sayang?" Rico ikutan panik.Situasi semakin rumit. Rico yang memberikan keputusan penting dalam hubungan percintaannya, membuat Diana terkejut dan akhirnya kehilangan kesadaran.Gilang dan Saras saling berpandangan, tak tahu harus berbuat apa. Mereka berdua sangat terpukul dengan kondisi Diana yang seperti ini, namun mereka tetap berusaha untuk menangani situasi dengan bijak.Mereka segera memanggil bantuan dan berusaha meredakan keadaan. Semua ini tidak mudah, tetapi mereka harus bersikap tenang dan bijaksana untuk menghadapi masalah ini.Setelah beberapa saat, Diana akhirnya sadar. Gilang dan Saras masih berusaha menjaga ketenangan."Mama Diana? Mama Diana?" panggil Gilang, mencoba menyadarkan Mama mertuanya."Ma, bangun, Ma!" lirih suara Saras, dengan menekan-nekan telapak tangan mamanya."Kita bawa ke rumah sakit, saja!" ajak Gilang, mengingat kondisi Diana.Saras hanya mengangguk lemah, masih terlihat terpukul

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 130. Sebaiknya Berpisah

    "Hai, sayang. Uluh-uluh ... Mama kangen sama kamu dan Rafi," ungkap Diana, Begitu tiba di rumah Gilang. Wanita itu datang keesokan harinya, setelah mendapatkan undangan dari Gilang kemarin. Diana dan kekasihnya datang ke rumah Gilang, sesuai dengan permintaan dari Gilang."Apa kabar, Ma? Bagaimana keadaan, Mama? Sudah benar-benar sehat?" tanya Saras."Emh ... Mama__""Ma, urusan dengan keluarga korban bagaimana? Mereka tidak mempermasalahkan lagi, kan?"Saras langsung mengajukan beberapa pertanyaan secara bersamaan, tidak memberikan kesempatan pada mamanya untuk menjawabnya satu persatu terlebih dahulu."Mari, kita duduk dulu! Aku juga ingin berbincang-bincang dengan kalian berdua," terang Gilang, mengajak kedua orang yang baru saja datang untuk duduk di ruang tamu."Tentang apa?" Kekasih Diana mengajukan pertanyaan - seperti merasakan tidak nyaman."Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin berbincang-bincang saja," terang Gilang menjelaskan agar Rico tidak curiga.Diana melirik ke arah Sa

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 129. Ternyata Musuh

    "Sayang, mmmhhh ... aku ingin mencari tahu lebih mengenai kekasih muda mama. Aku merasa curiga dengan niatnya mau bersama dengan mama," terang Gilang."Ya, mas. Mungkin sebaiknya kita mencari tahu lebih lanjut agar tidak ada masalah di kemudian hari," jawab Saras, yang tidak pernah setuju dengan kelakuan mamanya.Mereka kemudian bekerja sama untuk mencari informasi mengenai kekasih muda Diana, untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan merugikan mama mertuanya dalam hubungan tersebut.Mereka berhasil mengumpulkan beberapa informasi tentang kekasih muda Diana. Ternyata, pria tersebut memang seorang model yang cukup sukses. Namun, Gilang masih merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres."Sayang, aku masih merasa curiga. Mungkin sebaiknya aku bicara langsung dengan mama Diana, atau bagaimana ya?" Gilang meminta pendapat isterinya."Iya, mas. Aku rasa itu adalah langkah yang baik," ujar Saras setelah berpikir.Gilang kemudian menghubungi Diana dan meminta untuk bertemu dengan kekasih mudan

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 128. Curiga

    "Saat ini tim sedang melakukan riset pasar potensial, Mas. Kami akan segera menyusun strategi untuk memasuki pasar baru." Akhirnya Ryan memberikan jawaban."Bagus, Ryan. Pastikan kita memiliki rencana yang matang sebelum melangkah lebih jauh," puji Gilang dengan menepuk Bunda asistennya tersebut."Saya akan memastikan semuanya terencana dengan baik, Mas." Ryan mengangguk patuh.Begitulah Ryan, yang selalu melakukan tugas dari Gilang tanpa banyak protes. Ia akan berusaha untuk melakukan semuanya dengan sebaik mungkin.Gilang juga tidak pernah ragu, apalagi kecewa dengan kinerja Ryan selama ini. Asistennya itu adalah orang yang sangat setia dan jujur. Jadi, tentunya Gilang selalu bisa menjadikan Ryan sebagai andalannya."Bagus, Ryan. Teruskan kerja kerasmu. Kita harus terus berkembang dan menghadapi setiap tantangan dengan baik." Gilang berbicara dengan nada bangga."Tentu, Mas. Saya dan tim, siap untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini." Ryan menggangguk - memastikan.Gilang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status