Share

Bab 9. Masuk Perangkap

Mario duduk di meja kerjanya dengan ekspresi wajah yang tegang. Matanya membelalak saat ia melihat layar komputernya yang menampilkan grafik saham perusahaannya yang terus merosot. Alisnya mengernyit, dan ia menggigit bibirnya dengan gerakan kasar.

"Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa saham kami jatuh seperti ini?" tanya pria itu kebingungan.

Sambil memegang kepala dengan satu tangan, Mario mengetuk-ngetukkan jari-jarinya di meja dengan keras, mencerminkan tingkat stres yang tinggi.

"Mengapa investor kehilangan kepercayaan pada kami?"

Ekspresi wajah pria tersebut mencerminkan kekhawatiran dan kekecewaan yang mendalam karena dia menyadari bahwa situasi ini bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaannya, yang telah dia bangun dengan susah payah.

"Saya telah bekerja keras untuk membangun perusahaan ini, dan sekarang semuanya hancur!"

Tanpa sadar, Mario mulai mengepalkan tangannya kuat, hingga kuku-kuku jari tangan menancap di telapak tangan-membuat tetesan darah mulai menitik diatas meja kerja.

"Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Aku harus mencari cara untuk membalikkan situasi ini segera!"

Brakkk!

Pria itu menggebrak meja, mengeratkan giginya dengan rahang mengeras, wajahnya merah padam tampak menakutkan. Dalam kemarahannya, pria tersebut berpikir untuk melakukan sesuatu.

"Ini adalah bencana! Semua usaha dan waktu yang kami habiskan terbuang sia-sia!" ucapnya memaki.

"Aku tak bisa membiarkan hal ini terus terjadi. Aku harus bisa menyelamatkan perusahaanku!" tekadnya memutuskan.

Saat sedang memikirkan jalan keluar dari masalah ini, tiba-tiba sekretarisnya masuk tanpa permisi.

Ceklek!

"Tuan! Ini gawat, Tuan! Nama Tuan Mario, banyak disebut di Twitter, F******k dan juga I*******m!" adu sekertaris tiba-tiba.

"Apa?!" tanya pria itu cepat-masih dengan ekspresi marah.

Cepat pria tersebut membuka sosial media, di mana banyak berita yang mengabarkan bahwa dirinya adalah seorang penjahat.

Kasus pelecehan seksual yang dilakukannya-padahal sudah direkayasa sedemikian rupa agar tidak terendus, kini muncul kepermukaan.

Mario semakin marah dan jengkel karena banyak orang yang membicarakannya di media sosial dan merasa bahwa itu adalah salah satu alasan utama kegagalan saham perusahaan.

"Arghh! Brengsek! Siapa yang sudah mempermainkan ini semua?!" teriak Mario-melampiaskan amarah.

Saham perusahaan mengalami "sell-off" dalam dunia investasi karena kekhawatiran atau ketidakpastian di pasar saham terkait kondisi atau kejadian yang terjadi di perusahaan tersebut.

Mereka, para investor menjadi khawatir dan memutuskan untuk menjual saham mereka. Jika banyak investor melakukan hal yang sama, maka ini dapat menyebabkan aksi jual massal dan harga saham perusahaan tersebut dapat turun drastis.

Di media sosial seperti F******k, Twitter dan I*******m, banyak sekali orang-orang yang membicarakan tentang Mario-atas kelakuannya yang tidak pantas.

Akhirnya banyak yang tidak bersimpati padanya-justru bersyukur atas bangkrutnya perusahaan milik Mario.

"Brengsek!" makinya keras.

Secepatnya, Mario menutup semua akun sosial media miliknya. Dia berusaha mencari dan melacak akun-akun yang berani menyebarkan berita-berita tersebut. Dia benar-benar marah dan jengkel-dengan berita-berita mengenai dirinya.

Mereka masih membicarakan tentang Mario dalam komentar-komentar mereka, serta membagikan ulang beberapa video dan informasi terkait.

Komentar-komentar yang muncul di media sosial sangat beragam.

Beberapa orang bahkan mengutuk Mario-perilakunya yang tidak pantas, sementara yang lain merasa senang bahwa tak lama lagi Mario akan kehilangan perusahaan dan kekayaannya sebagai akibat dari tindakannya sendiri.

"Saya tidak bisa merasa kasihan dengan Mario setelah melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa orang. Dia pantas kehilangan semuanya." - @user1

"Saya senang melihat Mario bangkrut. Ini adalah hukuman yang pantas untuk tindakannya yang tidak pantas." - @user2

"Meskipun Mario melakukan kesalahan, saya merasa prihatin dengan situasinya yang akhirnya menjadi sulit. Saya berharap dia belajar dari kesalahannya dan bisa memperbaiki diri di masa depan." - @user3

"Aku tidak tahu bagaimana orang bisa melakukan pelecehan seksual dan tetap berpikir itu baik-baik saja. Mario pantas kehilangan segalanya dan harus dihukum lebih dari itu." - @user4

"Saya tidak bisa untuk tidak bersyukur atas kehancuran Mario. Tindakannya mengerikan, tetapi dia masih manusia juga dan pantas mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri." - @user5

Komentar-komentar di media sosial membuat orang merasa marah dan tidak simpati terhadap pria tersebut. Namun, ada juga orang-orang yang menunjukkan kepedulian dan empati terhadap situasi sulit yang dialaminya-meskipun tetap mengutuk tindakannya yang salah.

***

"Sudah lama sekali kita tidak berbicara dengan Mario. Bagaimana kabarnya?" tanya Diana pada "berondongnya".

Diana tidak tahu bagaimana keadaan Mario untuk saat ini.

"Dia kehilangan kepercayaan investor perusahaannya dan sepertinya akan bangkrut, karena beberapa kasus pelecehan seksual yang dilakukannya. Sudah banyak orang yang tidak suka padanya."

Surya, memberi jawaban atas pertanyaan tersebut dari yang ia ketahui.

"Apa? Bagaimana bisa?"

Diana terkejut-dengan berita yang baru saja ia ketahui.

"Apakah dia baik-baik saja? Lalu, bagaimana dengan tawarannya yang 1 M dan rumah di pinggir kota untukku?" tanyanya kemudian.

Wanita itu masih berharap diberikan semua iming-iming yang ditawarkan Mario sebelumya.

Namun, kekasih mudanya itu justru memberikan penjelasan dengan nada kesal, "Aku tidak yakin Mario masih memiliki uang. Aku juga mendengar bahwa hubungannya dengan keluarga dan teman-temannya telah memburuk!"

Diana terbelalak mendengar penjelasan dari kekasih mudanya.

"Yang bener? Jadi, kita gak bisa dapat uang dan juga rumah itu?" tanya Diana panik.

Wanita itu tersadar, ia tidak akan pernah memiliki uang sebesar 1 M dan juga rumah impian.

Kejadian ini pasti ada pengaruhnya-dengan kesepakatan antara mereka.

Mario dengan Surya-dan juga Diana.

Mereka berdua yang tadinya mendukung Mario, bisa dipastikan menjauh agar tidak mendapatkan cemooh yang sama seperti Mario.

Karena, mereka jelas tak mau ikut terkena penilaian negatif dari orang lain.

***

Sementara itu, Ryan kini sedang datang ke perusahaan Mario--untuk memenuhi undangan investasi darinya. 

Seandainya bukan karena perintah Gilang, Ryan jelas tak mau datang ke perusahaan tersebut.

"Halo, Pak Ryan. Terima kasih sudah bersedia datang dan membeli saham perusahaan saya," sambut Mario begitu Ryan tiba.

Tampak sekali, ia sedang tertekan karena para investor tidak lagi mempercayai dirinya. Kedatangan Ryan, jelas bagai oase untuknya.

Melihat itu, Ryan tersenyum. "Tentu saja, Pak Mario. Saya senang bisa membantu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan saham perusahaan?" tanyanya, seolah-olah tidak tahu berita-berita yang beredar di banyak sosial media.

"Nilainya jatuh tajam dalam beberapa hari terakhir. Saya tidak memiliki cukup uang untuk mengatasi dan terpaksa menjualnya."

Mario menjelaskan, tetapi ia  tidak memberikan alasan yang sebenarnya.

"Itu sangat disayangkan, Pak Mario. Saya tahu bahwa perusahaan ini memiliki potensi besar. Bagaimana Anda akan merencanakan untuk melanjutkan usaha setelah ini?" tanya Ryan-seakan bersimpati.

"Saya pasti akan mencari cara untuk meningkatkan nilai perusahaan saya lagi, setelah modal mencukupi."

Lagi-lagi, Ryan mengganggukp--pura-pura setuju dengan apa yang disampaikan lawan bicaranya itu. "Sepertinya, ide itu tidak terdengar buruk, Pak Mario. Saya juga bersedia membantu jika Anda membutuhkan bantuan."

Hari ini, dia harus mencari kepercayaan Mario, dengan memberinya dukungan.

Dan sepertinya, usaha Ryan berhasil. Tampak sekali, lawan bicaranya itu tersenyum senang. "Terima kasih, Pak Ryan. Saya akan mengambil tawaranmu dan bekerja keras untuk membawa perusahaan ini kembali maju."

"Saya percaya Anda bisa melakukannya, Pak Mario. Jangan ragu untuk menghubungi saya," ungkap Ryan memberikan dukungan "berbisa".

Di sisi lain, Mario masih saja mengucapkan terima kasih karena merasa mendapatkan teman yang baik dan mendukungnya. Wajahnya sudah tampak lebih cerah dibandingkan dengan tadi-saat belum bertemu dengan Ryan.

Setelah semua urusan yang diperlukan selesai, Ryan pun pamit kembali ke kantornya--meninggalkan Mario yang cukup puas karena mendapat penawaran luar biasa dari seorang investor sukses.

Pria itu tidak tahu bahwa kerja samanya dengan Ryan justru akan membawanya pada kehancuran yang lebih besar....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status