“Sombong sekali kau anak muda. Jangan menyesal saat membuat laporan di penjara nanti!” kata salah satu polisi.“Silakan saja, aku tidak akan menyesali ucapanku.” Melvin dengan sombongnya menantang para polisi. Dia ingin mengetes seberapa cerdas sang polisi jika dibandingkan dengan petugas keamanan istana.Di depan Melvin, ada Harry yang ketakutan setengah mati karena ditangkap polisi.Cambridge bukanlah daerah kekuasaannya karena ia lebih terkenal di Nottingham.Bisnis restorannya belum sampai menggaet orang-orang dunia bawah karena anak resto di Cambridge belum terlalu besar.Dari tangga lantai dua, terdengar suara pijakan kaki.Davin turun dan disambut dengan todongan senjata enam anggota polisi.“Stop! Jangan bergerak lebih atau aku akan melumpuhkanmu!”Teriakan polisi tidak berakibat apapun pada Davin, tapi sang pangeran menuruti keinginan enam polisi yang menodongnya.“Angka
Beberapa anak buah Mark langsung menghampiri dan diperintah agar mengawasi Melvin selama 24 jam non stop. Berbalik halnya dengan Davin dan Harry, mereka bercerita apa adanya, tidak melawan, dan cenderung diam saja saat dibentak.Harry sendiri tipe orang yang tidak suka keributan. Kalau Davin membentak, dia bisa dipastikan akan tetap diam saja.“Bilang kepada satu temanmu itu, jangan macam-macam kepada polisi Cambridge. Ini bukan Edinburgh, dan aku bisa bertindak lebih keras dari sebelumnya.” Davin menghela nafas dan angkat bicara.“Tidak perlu kekerasan, Tuan, para tersangka, korban, maupun orang yang berniat menolong seperti kami akan terganggu.“Malahan, ketika kau sedikit-sedikit menggunakan kekerasan, itu tidak akan menyelesaikan masalah.“Tenanglah dan berpikir jernih. Percaya padaku, itu akan berhasil.”Bukannya malah tenang dan menuruti kata Davin, Mark marah karena merasa dinasehati oleh bocah yang
Di depan gedung persidangan sudah dipadati beberapa orang yang penasaran.Mungkin satu atau dua dari mereka sadar jika yang ditangkap itu sosok MelvinSteel dan DavinNayama.Segelintir yang lain bisa jadi mengenal siapa Harry, sang pemilik restoran Asia paling besar di Manchester.Tiga orang itu memiliki ketenarannya masing-masing dan bodohnya Mark tidak menyadari hal tersebut.Yah, begitulah ketika seorang polisi hanya peduli pada uang dan foya-foya tanpa update berita terkini, kurang pergaulan dan cenderung tidak mengikuti tren."Bukankah itu Prince Davin?" Bisik salah satu pengunjung yang memadati depan gedung persidangan."Benar," ada wartawan yang menjawab, "itu adalah Prince Davindan akan menjadi berita bagus untukku."Nama DavinNayamatidak terkenal di Edinburgh, tapi efeknya sangat mendunia.Banyak orang-orang Inggris yang mengagumi watak pangeran karena kerendahan hatinya untuk meninggalkan
Nayama, Davin, dan Smith, tiga nama besar yang sangat membumbung di Edinburgh.Meskipun Smith adalah lulusan dari kemiliteran khusus Skotlandia, namanya sangat terkenal karena jasanya setelah perang besar di bagian Barat Inggris beberapa dekade lalu.“Eh, bukankah kau akan mengetuk palu barusan, kenapa malah diam saja? Segera lakukan.“Aku bersalah, kok. Tidak usah khawatir, kau sudah menjalankan tugasmu dengan baik.“Sudah, ketuk saja palunya agar persidangan cepat selesai. Kasihan orang-orang yang duduk ini, mereka ingin mengetahui hasilnya.”Been terdiam kaku untuk beberapa saat, lantas dia berlari menuju Davin dan bersimpuh di kakinya.Ironi bukan?Kejam sekali pembalasan Davin.Bukan hanya fisik dan mental yang terluka, melainkan berdampak pada psikis yang membuat Been trauma mendalam.Pengajaran secara tidak langsung ini sangat membekas dan Been kemungkinan tidak akan mau menerima suap lagi
“Kenapa kau membantingnya, di situ banyak data-data penting.” Harry mendengus kesal. Andai kata itu bukan Melvin, sudah terjadi pertengkaran hingga adu nyawa.“Masalah data, masih ada backup-nya. Tidak mungkin orang sepertimu membiarkan data hilang begitu saja.“Tapi masalah keamanan, itu yang tidak bisa dibeli. Asal kau tahu, Harry, ponselmu telah disadap oleh mereka.”“Bagaimana bisa? Aku tidak pernah membuka pesan masuk ataupun link yang dikirim dari orang-orang misterius yang kontaknya tidak bernama.”“Semua sudah canggih dan apapun bisa terjadi.”Mobil sedan itu melaju menuju jalanan Cambridge Utara, menembus lampu merah yang sebentar lagi berubah hijau.“Mustahil bagi orang-orang Lone Werewolf mengetahui lokasi pria tua yang akan kita datangi kalau tidak dari ponselmu.”“Melvin benar,” Davin mengambil alih pembicaraan. “Semua itu berasal dari pon
Setelah berpacu dengan waktu, mereka sampai ke Nottingham hanya dalam waktu 25 menit lewat jalan tol. Semua biaya tol ditanggung Harry dan sungguh kasihan, lelaki itu sudah 3x muntah saat perjalanan.Setiap kali Davin menyetir, minimal ada satu korban.Posisi ditukar, kali ini Harry yang menyetir karena dia yang memiliki kawasan ini. Ken berada di depan menggantikan Mike. Setelah lima menit mobil berjalan, Harry mencoba mengajak berbicara tiga penumpang di belakang.Tiga kali memanggil, tidak ada jawaban yang terdengar.Saat Harry menengok, ternyata tiga serangkai itu sudah tertidur pulas. Terlebih Melvin, dia ngorok sangat keras dan mulutnya ternganga lebar sampai tiga jari Ken bisa masuk kesana.Sesampainya di restoran milik Harry, mereka bertiga bangun dan Melvin nyengir karena perutnya lapar.Usai makan, Mike mengajak mereka pulang ke rumahnya yang ada di Leicester, kota yang terletak di Timur Nottingham.Melvin menyambut ajakan i
Di ujung telepon, Gerald meminta tolong kepada Davin agar fokus kepada urusannya saja di London.Untuk urusan Rara, biar Gerald, Lisa, dan dokter Richard yang memikirkannya.“Benar kata papa, kamu harus semangat. Tidak ada pangeran yang larut dalam kesedihan kecuali ia telah menyelesaikan tugasnya.”Davin mengangkat mukanya ke langit-langit dan membiarkan salju mengguyur wajahnya untuk beberapa saat.“Baiklah, kita berangkat.”Wajah Davin kembali segar setelah mendapat guyuran salju.Mike dan Melvin terkejut karena begitu cepatnya emosi hingga gelora kesedihan di hati Davin sirna.“Okay, c’mon, Sir.”Mike menyambut ajakan itu dengan semangat baru....“Lia, nice to meet you.”Davin mendapat rangkulan dari Lia karena sudah lama tidak bertemu.Melvin yang melihat hal tersebut, merenggangkan tangannya dan siap untuk membalas rangkulan Lia.Tap
Dalam keheningan sekilas, Mike memberikan clue yang langsung membuat Davin dan Melvin saling beradu pandang. “Bicara dengan logat Amerika, hmm, hanya satu orang yang bisa melakukan itu. Tentu, dia adalah orang yang kita kenal.” Davin menyuruh Melvin untuk membuka ponsel dan mencari potret wajah orang tersebut. Dari balik badan Davin, Lia mengintip ponsel milik Melvin dan memanggut-manggut pada ayahnya. “Itu orangnya, Yah, aku sangat yakin.” “Benarkah, Lia?” “Iya ... aku bisa menandainya karena model rambut dan alisnya yang khas.” “Biar aku lihat,” serogoh Mike karena penasaran. “Benar ... ini orang yang menolong kita agar segera bermigrasi menuju Leicester.” “Dugaanku benar, Melvin, dialah penolongnya.” Melvin dan Davin segera menelepon Greg untuk mengucapkan terima kasih karena telah menolong Mike dari ancaman orang-orang Lone Werewolf. Tidak disangka, pria yang selama ini mereka anggap sebagai musuh, m