Home / Urban / Menantu Tak Ternilai / Kecurigaan Brigit

Share

Kecurigaan Brigit

Author: Falisha Ashia
last update Last Updated: 2025-10-24 22:00:44

Setelah Bastian berdiri dan melangkahkan kakinya, Livy pun melangkahkan kakinya menjauh dari ruangan itu. Dia ingin berbicara dengan Bastian tanpa didengar oleh orang lain. Masalahnya yang akan dibicarakan adalah sesuatu hal yang sangat rahasia.

Bastian pun mengikuti saja langkah kaki Livy tanpa banyak protes dan mengatur.

Ketika sampai di ruang tamu, ada seorang anak buah Diego yang sedang duduk. Dia orangnya memang introvert jadi selalu menghabiskan waktu sendirian. Namun Diego terus membawanya karena dia tahu kalau pria itu memiliki ilmu beladiri yang tinggi.

Hanya ada satu orang dan Bastian pun meminta pria itu untuk pergi dari ruangan itu.

"Maaf ya, kamu bisa pergi dulu dari sini. Aku mau berbicara empat mata dengan Livy. Kamu boleh gabung ke belakang ataupun ke depan rumah," kata Bastian dengan ramah dan tidak seperti orang yang mengusir.

Pria itu menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Baik Tuan Dominic, aku akan pergi keluar."

Setelahnya pria itu pun melangkahkan kakinya meni
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Tak Ternilai   Rencana Brigit Diketahui

    "Aku terpaksa menerima keputusan Brigit dan Patrick agar tak menimbulkan kecurigaan dari mereka. Meski untuk menolak pun aku tak mampu," batin Amber sedikit kesal karena tak bisa masuk ke ruangan Bernard. "Baiklah, aku masuk dulu ke ruangan Paman Bernard. Amber, tunggu aku di sini. Dan Patrick, jaga Amber baik-baik, jangan sampai ada lecet sedikit pun di tubuh Amber. Aku percayakan dia padamu," ucap Brigit mengingatkan Patrick."Siap!" Patrick dengan semangat mengangkat tangannya dan hormat kepada Brigit. Tentu saja dia semangat, karena di sampingnya ada wanita secantik Amber yang menemaninya. Doanya semoga Brigit lama di dalam ruangan Bernard, hingga ia bisa lebih puas memandangi wajah Amber yang sangat cantik bak dewi. Setelah mewanti-wanti Amber dan Patrick, Brigit berlalu meninggalkan kedua orang itu untuk segera menuju ke ruangan Bernard. Ia memikirkan topik apa saja yang akan digunakan untuk memancing pembicaraan dengan Bernard kali ini, karena pasti ia canggung, meski sudah b

  • Menantu Tak Ternilai   Beralih Rencana

    "Amber berasal dari Australia, Patrick," jawab Brigit. Asal saja, karena hanya itu yang dapat dipikirannya tadi ketika mereka mendadak mendapatkan pertanyaan yang sama sekali tidak pernah berada dalam pikiran mereka. Jawaban Brigit membuat Amber bisa bernapas dengan lega. Wanita itu tersenyum pada Patrick untuk menutupi kegugupannya pada pertanyaan yang sebelumnya lelaki itu tanyakan. Asal jangan sampai diminta menceritakan tentang Australia secara detail saja ia tahu, karena beberapa kali pernah ke negara itu. "Untung Brigit bisa menemukan jawaban yang tepat di saat terdesak seperti tadi," batin Amber merasa lega."Oh … orang Australia. Aku pikir dia berasal dari Asia" ucap Patrick sambil mengangguk-angguk.Amber masih diam sambil terus menunjukkan senyumannya yang paling manis. Hal itu justru membuat Patrick semakin terpesona pada Amber. Brigit dan Amber bukan tak mengetahui, kedua wanita itu tahu jika Patrick sudah mulai tergila-gila pada pesona yang ditunjukkan oleh Amber. Tak b

  • Menantu Tak Ternilai   Sama-sama Tergoda

    "Amber berasal dari Australia, Patrick," jawab Brigit. Asal saja, karena hanya itu yang dapat dipikirannya tadi ketika mereka mendadak mendapatkan pertanyaan yang sama sekali tidak pernah berada dalam pikiran mereka. Jawaban Brigit membuat Amber bisa bernapas dengan lega. Wanita itu tersenyum pada Patrick untuk menutupi kegugupannya pada pertanyaan yang sebelumnya lelaki itu tanyakan. Asal jangan sampai diminta menceritakan tentang Australia secara detail saja ia tahu, karena beberapa kali pernah ke negara itu. "Untung Brigit bisa menemukan jawaban yang tepat di saat terdesak seperti tadi," batin Amber merasa lega."Oh … orang Australia. Aku pikir dia berasal dari Asia" ucap Patrick sambil mengangguk-angguk.Amber masih diam sambil terus menunjukkan senyumannya yang paling manis. Hal itu justru membuat Patrick semakin terpesona pada Amber. Brigit dan Amber bukan tak mengetahui, kedua wanita itu tahu jika Patrick sudah mulai tergila-gila pada pesona yang ditunjukkan oleh Amber. Tak b

  • Menantu Tak Ternilai   Tampil Panas

    Brigit menyadari yang datang adalah Patrick,, dia pun kemudian langsung menyapanya. "Hi, Patrick …." sapa Brigit seraya tersenyum manis untuk memberikan kesan hangat."Halo, Brigit. Kamu belum menjawab pertanyaanku. Jadi, cepatlah jawab," ucap Patrick lalu tersenyum pada Brigit."Ya, aku akhir-akhir ini sedikit sibuk, Patrick. Karena ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjaan dengan cepat. Aku juga baru saja kembali dari mengikuti seminar," jawab Brigit berusaha meyakinkan Patrick dan tak menimbulkan kecurigaan. Dia pun menunjukkan wajah lelah dan letih."Ahh, iya, aku lupa kalau beberapa waktu yang lalu sempat mendengar kabar kalau kamu mau ikut seminar. Maafkan aku, Brigit, kukira kamu tak melakukan apa-apa dan hanya bersantai-santai saja," ujar Patrick sedikit tak enak hati dengan Brigit."Tak masalah, Patrick. Aku paham, karena kamu lupa jadinya sedikit curiga kalau aku mangkir dari kantor kan? Kamu pun harusnya ingat, kalau aku tak terlihat di kantor pasti sedang ada pekerjaan d

  • Menantu Tak Ternilai   Misi Di Mulai

    Di belahan bumi yang lain, tepatnya di benua Eropa. Di negara yang dulunya terbagi menjadi dua, barat dan timur. Negara yang mempunyai nama Jerman itu menjadi tempat bagi Bastian bersama teman-temannya menjalankan misi yang sudah mereka rencanakan dengan baik. Pun menjadi tempat di mana Amber dan Brigit sedang menyiapkan strategi untuk misi penjebakan bagi Bernard."Amber, apa dirimu sudah siap menjalankan misi yang sudah kita rencanakan kemarin?" tanya Bastian saat mereka berkumpul di ruang pertemuan. Ia harus memastikan lagi semua berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, maka persiapan harus sematang mungkin."Ya, aku siap. Meskipun jujur saja, ada sedikit rasa takut yang membayangi. Bukan hanya takut gagal, tapi aku juga takut kalau Bernard benar-benar melakukan hal gila dan buruk kepadaku. Walau ada yang menjaga dan mengawalku, tapi tetap saja, ketakutan itu sampai saat ini masih ada." Amber berusaha mengungkapkan apa yang dirasakannya, apa yang membuat hatinya gundah gulana.

  • Menantu Tak Ternilai   Meminta Tambahan Pasukan

    "Mereka pasti sedang melakukan …."Alby tak meneruskan gumamnya, pikiran lelaki itu menerawang jauh membayangkan adegan yang dilakukan Rey bersama sang kekasih. Adegan yang bisa membuatnya kegerahan dan kepanasan."Aku benar-benar tidak habis pikir, Rey bisa melakukan itu. Dia berhubungan badan dengan ibu kandung Alexa?" batin Alby masih tak mengerti dengan kelakuan Rey."Ibunya Alexa kan mertua Bastian, dan Bastian adalah pemimpinnya. Rey kenapa bisa setega itu terhadap Bastian? Kalau aku, sudah kupastikan tak akan tega melakukan hal itu pada Bastian. Aku masih menghormatinya sebagai pimpinanku," Alby berbicara sendiri, yang masih saja berdiri mematung di depan kamar ibunya Alexa."Bagaimana reaksi Tuan Dominic kalau tahu ibu mertuanya ada hubungan khusus dengan anak buahnya? Apa dia akan langsung menghabisi Rey? Atau ... ck, entahlah. Aku tak mau ikut campur urusan pribadi mereka. Aku hanya akan mengerjakan apa yang ditugaskan padaku saja."Alby masih saja bermonolog tanpa meninggal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status